4 Cara Mengatasi Gastritis di Rumah

4 Cara Mengatasi Gastritis di Rumah

  • Post category:Perawatan
Share

Apakah Anda pernah mengalami nyeri di ulu hati, yang terasa panas dan perih? Kondisi yang Anda alami tersebut mungkin diakibatkan gastritis atau yang lebih umum dikenal sebagai sakit maag. Terserang gastritis dapat menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Kondisi ini dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat.

Berikut berbagai cara mengatasi gastritis yang telah dirangkum Kavacare.

Apa Itu Gastritis?

Gastritis merupakan inflamasi atau peradangan pada lapisan dinding bagian dalam lambung. Peradangan ini terjadi saat lapisan mukosa yang melindungi dinding lambung melemah. Akibatnya cairan-cairan yang berfungsi mencerna makanan merusak dinding lambung, memicu peradangan.

Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau gejalanya dirasakan bertahap seiring waktu (gastritis kronis). Pada kasus-kasus tertentu, gastritis dapat menyebabkan munculnya luka terbuka pada lambung hingga meningkatkan risiko kanker lambung. Namun kebanyakan orang yang mengidap gastritis dapat segera sembuh setelah mendapat perawatan tepat.

 

Baca Juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Sakit Perut

 

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gastritis pada seseorang, yaitu:

  • Infeksi Bakteri. Bakteri jenis H. pylori paling umum menyebabkan infeksi, pada beberapa kasus infeksi bakteri ini menyebabkan gastritis
  • Mengonsumsi Pereda Nyeri. Konsumsi berlebih obat antiinflamasi non-steroid (OAINS/NSAID) seperti ibuprofen dan naproxen sodium dapat menyebabkan gastritis akut maupun kronis. OAINS yang dikonsumsi terus-menerus mengurangi produksi senyawa penting yang membantu melindungi dinding lambung
  • Lansia. Pada orang-orang usia lanjut, risiko gastritis semakin tinggi karena lapisan dinding lambung menipis seiring bertambahnya usia
  • Konsumsi Alkohol Berlebih. Alkohol dapat menyebabkan iritasi dan mengikis dinding lambung, mengakibatkan lambung rentan pada cairan-cairan yang berfungsi mencerna makanan
  • Stres. Stres pada tubuh yang dipicu oleh operasi besar, luka, dan infeksi parah dapat menyebabkan gastritis akut. Stres secara psikologis pun meningkatkan risiko penyakit pencernaan, termasuk gastritis
  • Autoimun. Pengidap autoimun mengalami kelainan di mana sistem kekebalan justru menyerang sel-sel pada tubuh, termasuk sel pada dinding lambung. Hal ini menyebabkan kondisi gastritis autoimun
  • Penyakit Lain. Gastritis juga dapat disebabkan kondisi medis seperti Diabetes mellitus, HIV/AIDS, penyakit Crohn, dan perawatan kanker.

Gejala

Beberapa gejala yang dapat muncul jika Anda mengalami gastritis antara lain:

  • Nyeri, rasa sakit yang panas di bagian atas perut. Saat makan, nyeri ini bisa jadi membaik atau malah semakin menyakitkan
  • Mual
  • Muntah
  • Perut terasa sangat penuh setelah makan, terutama di bagian atas.

Jika Anda muntah disertai darah dan feses menjadi lengket dengan warna kehitaman, maka Anda harus segera mendapat pertolongan medis. Hal ini menandakan terjadinya gastritis erosif, yakni peradangan juga disertai menipisnya dinding lambung.

Anda sebaiknya segera menemui dokter ketika merasakan nyeri perut dan gejala-gejala terkait masalah pencernaan yang tidak hilang lebih dari satu minggu. Jangan menunda terutama jika Anda terus muntah hingga tidak sanggup menelan makanan sama sekali serta merasa pusing.

 

Baca Juga: Berbagai Macam Konsistensi dan Tipe Makanan untuk Penderita Disfagia (Susah Menelan)

 

Penanganan Gastritis

Penanganan dan cara mengatasi gastritis berbeda-beda tergantung kondisi pasien, penyebab, dan hasil pemeriksaan. Dokter akan mengevaluasi dan merekomendasikan beberapa cara, yaitu:

1. Pemberian Antibiotik

Jika ditemukan bakteri H. pylori pada organ pencernaan, maka cara mengatasi gastritis adalah dengan pemberian antibiotik. Dokter mungkin akan merekomendasikan kombinasi beberapa jenis antibiotik seperti clarithromycin dan amoxicillin untuk membunuh bakteri.

Anda harus mengonsumsi antibiotik yang diberikan sesuai aturan dokter untuk mengatasi gastritis. Biasanya dosis yang diberikan untuk 7 – 14 hari, dikombinasikan obat-obatan lain. Contohnya obat untuk menghambat produksi asam lambung. Setelah menghabiskan dosis yang diberikan, dokter akan memeriksa untuk memastikan seluruh bakteri H. pylori telah mati.

2. Obat Penghambat atau Mengurangi Produksi Asam

Produksi asam lambung dapat menghambat penyembuhan iritasi. Untuk mengatasi gastritis maka perlu dilakukan kontrol pada asam lambung. Anda akan diberikan obat-obatan seperti omeprazole, lansoprazole, atau pantoprazole untuk menghambat produksi asam lambung. Metode ini disebut pula proton pump inhibitors/penghambat pompa proton (PPI).

Dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk mengurangi produksi asam lambung, contohnya famotidine dan cimetidine. Jenis obat-obatan ini termasuk histamin.

3. Obat Penetralisir Asam Lambung

Gejala gastritis dapat dikontrol dengan obat-obatan untuk menetralisir asam lambung, biasanya untuk mengurangi nyeri yang timbul. Obat-obatan untuk netralisir asam lambung termasuk golongan antasida (antacid), yang mengandung kalsium karbonat, magnesium karbonat, dan natrium bicarbonat.

Walau dapat meredakan nyeri dengan cepat, obat penetralisir asam lambung tidak digunakan sebagai cara utama untuk mengatasi gastritis.

4. Menghentikan Penyebab Iritasi

Pada gastritis yang terjadi akibat iritasi zat-zat beracun seperti merokok, konsumsi alkohol, atau konsumsi obat antiinflamasi non-steroid (OAINS/NSAID) maka cara mengatasinya dengan menghentikan interaksi dinding lambung dengan hal-hal yang memicu iritasi.

Dokter akan meminta pasien berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, atau menghentikan konsumsi OAINS selain memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala gastritis.

5. Injeksi

Pasien yang mengidap kondisi autoimun dapat mengalami gastritis, disebut gastritis autoimun. Gastritis autoimun bisa memicu anemia pernisiosa, yaitu anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12. Maka pada gastritis autoimun pengobatan yang diberikan adalah injeksi vitamin B12 dan infus zat besi. Selain itu obat-obatan injeksi dapat diberikan apabila menurut dokter memang diperlukan terutama pada kasus-kasus yang bersifat akut.

6. Mengubah Pola Makan

Gastroenteritis eosinofilik adalah inflamasi langka yang menyerang pencernaan. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi alergi pada bahan makanan tertentu, kemudian menimbulkan iritasi pada dinding lambung, tetapi juga bisa menyerang bagian-bagian lain dari organ pencernaan.

Cara mengatasi gastritis yang diakibatkan alergi terutama dengan mencegah pasien mengonsumsi alergen. Selain itu pasien mungkin akan diberikan obat-obatan penghambat reaksi sistem imun seperti kortikosteroid jika usus juga terdampak.

 

Baca Juga: Apa yang Menjadi Penyebab Usus Buntu?

 

Cara Atasi Gastritis di Rumah

Selain dengan pemberian obat-obatan dari dokter, pasien bisa mengikuti beberapa cara mengatasi gastritis yang alami untuk meredakan gejalanya, seperti:

1. Menghindari Makanan Pemicu Peradangan

Cara mengatasi gastritis yang pertama adalah mengubah pola makan. Langkah ini perlu dilakukan jika Anda mengalami gastritis non-alergi. Ada beberapa jenis makanan yang dapat memperparah gejala gastritis, contohnya makanan terlalu pedas, makanan berminyak, dan varian makanan yang diolah dengan cara digoreng. 

Selain itu dianjurkan untuk makan dengan porsi sedikit, tetapi lebih sering. Mengonsumsi karbohidrat dalam porsi besar dapat memperberat kerja sistem pencernaan. Ini bisa memperburuk nyeri pada gastritis. Maka sebaiknya pasien mengubah porsi dan frekuensi makan.

2. Konsumsi Probiotik

Mengonsumsi probiotik adalah cara mengatasi gastritis berikutnya. Probiotik dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan merangsang lancarnya proses mencerna makanan. Suplemen probiotik membantu tumbuhnya bakteri-bakteri baik dalam organ pencernaan, sehingga dapat membantu mencegah perkembangan bakteri H. pylori pemicu gastritis.

Selain suplemen, pasien bisa mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung probiotik untuk meredakan gejala gastritis, contohnya yoghurt, kimchi, dan kefir.

3. Mengurangi Stres

Kinerja tubuh sangat berkaitan satu sama lain. Jika Anda mengalami stres, organ pencernaan pun dapat mengalami dampak negatif. Apalagi pada pengidap gastritis. Stres bisa memicu kambuhnya gejala-gejala gastritis.

Karenanya, langkah-langkah mengontrol stres penting sebagai bagian dari cara mengatasi gastritis. Anda bisa mencoba meditasi, latihan pernapasan, yoga, atau terapi pijat.

4. Mengonsumsi Suplemen Alami

Beberapa jenis suplemen dan bahan makanan dapat dicoba sebagai cara mengatasi gastritis untuk membantu meredakan gejalanya. Misalnya bawang putih, yang memiliki sifat antibakteri. Riset yang dilakukan di Universitas Birjand, Iran, menemukan jika bawang putih dapat membantu mengatasi infeksi lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori.

Selain bawang putih, Anda bisa mengonsumsi madu manuka secara rutin. Madu manuka juga memiliki sifat antibakteri, dapat membantu tubuh melawan infeksi.

Untuk penanganan dan perawatan gastritis yang tepat, Anda bisa berkonsultasi melalui layanan telekonsultasi atau memesan perawat ke rumah dari Kavacare. Silakan hubungi kami di nomor Whatsapp 0811-1446-777 dan dapatkan layanan homecare terbaik Kavacare.

SUMBER:

  1. Gastritis – Diagnosis and treatment. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastritis/diagnosis-treatment/drc-20355813 diakses 18 Oktober 2022
  2. Gastritis: Symptoms, Treatment, Causes, and More. https://www.healthline.com/health/gastritis diakses 18 Oktober 2022
  3. Gastritis Treatments & Medications. https://www.singlecare.com/conditions/gastritis-treatment-and-medications diakses 18 Oktober 2022
  4. Home remedies for gastritis: 9 best natural treatments. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321138 diakses 18 Oktober 2022
  5. Assessment of antibacterial effect of garlic in patients infected with Helicobacter pylori using urea breath test. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5052411/ diakses 18 Oktober 2022
  6. The Effect of Emotional Stress and Depression on the Prevalence of Digestive Diseases. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4398234/ diakses 7 Desember 2022
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare