Bagaimana Memilih Obat Tidur yang Tepat?

Bagaimana Memilih Obat Tidur yang Tepat?

Share

Tidur adalah kebutuhan yang tak boleh diabaikan karena berkaitan erat dengan kesehatan. Agar dapat tidur pulas, beberapa orang bahkan sampai harus menggunakan obat tidur. Obat tidur adalah obat dengan kandungan zat tertentu yang memiliki efek kantuk dan rileks. Orang yang memiliki gangguan tidur kerap mesti menggunakannya. Namun obat ini tak bisa sembarangan digunakan karena ada risikonya. Ketahui tips memilih obat tidur yang tepat supaya nyaman terlelap.

Apa Itu Gangguan Tidur?

Menurut Sleep Foundation, gangguan tidur adalah istilah yang mengacu pada kondisi yang berpengaruh pada kualitas, waktu, atau durasi tidur seseorang dan membuat orang tersebut tak dapat beraktivitas sebagaimana mestinya ketika terjaga. Gangguan ini mungkin punya andil terhadap masalah kesehatan lainnya, bisa juga menjadi gejala problem kesehatan mental yang melatari kondisi tersebut.

Gangguan tidur dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur hingga memicu peningkatan angka kesakitan atau morbiditas. Pasien gangguan tidur bisa dikelompokkan menjadi empat kategori, yakni:

  • Tidak bisa tidur
  • Tidak mau tidur
  • Mengantuk berlebih saat siang hari
  • Sering bergerak saat tidur

Gangguan tidur adalah masalah kesehatan yang memerlukan solusi secepatnya. Makin lama gangguan tidur tak teratasi, makin besar risiko kesehatan yang ditanggung pasien. Dalam berbagai penelitian, rendahnya kualitas, kuantitas, dan efisiensi tidur didapati berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif seiring dengan bertambahnya usia. 

 

Baca Juga: Berbagai Penyebab Gangguan Tidur pada Lansia

 

Pengobatan Gangguan Tidur tanpa Obat

Infografis Obat Tidur Kavacare
Infografis Pencegahan Gangguan Tidur tanpa Obat Tidur Kavacare

 

Gangguan tidur memang kerap diatasi dengan obat. Namun, adakah cara mengatasi gangguan tidur tanpa menggunakan obat-obatan?

Ada beberapa tips mengatasi gangguan tidur yang bisa dilakukan di rumah. Salah satunya adalah meditasi untuk dapat tidur nyenyak tanpa obat. Sebuah penelitian pada 2011 mendapati meditasi dapat memperbaiki kondisi insomnia kronis atau gangguan tidur yang berkaitan dengan problem kejiwaan.

Cara lain mengatasi gangguan tidur yaitu:

  • Melakukan yoga agar tingkat stres turun dan membuat diri lebih tenang
  • Berolahraga rutin supaya energi meningkat dan memperbaiki suasana hati
  • Pijat untuk meredakan ketegangan dan membuat tubuh rileks
  • Aroma terapi seperti lavender yang disediakan di kamar untuk memberi efek menenangkan
  • Tidak menatap layar telepon seluler, televisi, atau gawai lainnya selama 1-2 jam sebelum waktu tidur agar mata dapat beristirahat
  • Menciptakan suasana kamar yang tenang, redup, dan nyaman
  • Tidak mengonsumsi kafein, nikotin, dan alkohol beberapa saat sebelum waktu tidur

Macam-Macam Obat Tidur

Terdapat beberapa macam obat tidur yang memiliki fungsi berbeda tapi sama-sama dapat membantu seseorang untuk tidur. Secara garis besar, obat tidur dibagi menjadi obat resep dokter dan obat bebas. Berikut ini beberapa di antaranya seperti dikutip dari Sleep Foundation:

Obat Resep Dokter

Obat ini harus diberikan dengan resep dokter demi keamanan penggunaannya.

  1. Obat Z. Obat Z alias Z drugs adalah jenis obat hipnotis-sedatif yang menimbulkan efek kantuk. Obat ini memiliki huruf “Z” dalam namanya sehingga sering disebut Z drugs. Contohnya zolpidem, eszopiclone, dan zaleplon.
  2. Antagonis Reseptor Oreksin. Merupakan jenis obat baru yang menyebabkan tidur dengan cara mempengaruhi siklus tidur-bangun lewat penurunan produksi oreksin, zat kimia di otak yang membuat orang terjaga. Contohnya suvorexant dan lemborexant.
  3. Antagonis Reseptor Melatonin. Obat ini berfungsi meningkatkan kadar melatonin dalam tubuh. Melatonin adalah hormon yang secara alami diproduksi tubuh untuk merespons kondisi sekitar yang gelap. Melatonin membantu tubuh mengatur irama sirkadian, yakni siklus tidur-bangun yang berulang setiap 24 jam. Contohnya ramelteon.
  4. Benzodiazepine. Obat sedatif-hipnotis ini berfungsi menurunkan aktivitas otak sehingga menimbulkan kantuk. Obat ini sering disebut benzos. Contohnya temazepam, triazolam, estazolam, quazepam, dan flurazepam.
  5. Antidepresan. Obat antidepresan digunakan untuk menangani depresi. Jenis obat ini punya efek sedatif sehingga juga bisa digunakan sebagai obat tidur.

Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual di toko obat atau apotek dan bisa dibeli tanpa resep dokter. Namun tetap ada aturan pakai yang mesti ditaati. Contoh obat bebas yang kerap dipakai untuk membantu tidur antara lain diphenhydramine dan doxylamine succinate. Pahami aturan pakai obat dengan baik sebelum menggunakan obat-obatan tersebut.

 

Baca Juga: Pentingnya Memahami Aturan Pakai Obat

 

Pertanyaan Seputar Bagaimana Memilih Obat Tidur

Kapan Kita Perlu Obat Tidur?

Gangguan tidur adalah masalah serius yang sebaiknya dikonsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan menyarankan penggunaan obat tidur jika perlu berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut.

Bagaimanapun, obat tidur punya efek samping sehingga penggunaannya harus benar-benar diperhatikan. Obat tidur juga mungkin membuat penggunanya mengalami ketergantungan sehingga dibutuhkan langkah antisipasi dengan bantuan dokter untuk mencegah efek samping tersebut.

Kapan Perlu Mengganti Obat Tidur?

Obat tidur terbukti dapat membantu seseorang untuk tidur lelap dan bangun dengan segar keesokan harinya. Tapi seiring dengan waktu obat tidur yang rutin digunakan bisa berkurang efektivitasnya. Kondisi ini disebut takifilaksis, yakni ketika tubuh seolah-olah menjadi kebal terhadap kemanjuran suatu obat setelah pemberian dalam sejumlah dosis tertentu. Pada saat inilah mungkin dokter akan menyarankan pasien mengganti atau menyesuaikan dosis obat tidur bila perlu.

Harus diingat bahwa penggunaan obat tidur dalam jangka panjang bisa membahayakan, termasuk berganti obat secara terus-menerus. Dalam sebuah studi pada 2015 ditemukan orang-orang yang menggunakan obat tidur untuk mengatasi gangguan tidurnya dalam 13-15 tahun memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih tinggi daripada yang tidak memakai obat tidur sama sekali.

Bagaimana Mencegah Ketergantungan Obat Tidur?

Gangguan tidur berkaitan dengan berbagai hal yang mungkin menjadi pemicunya. Obat tidur pada dasarnya memang berguna untuk mengatasi gangguan tidur. Tapi ada risiko ketergantungan yang wajib diwaspadai, terutama bila menggunakan obat tidur tanpa resep dokter. Kunci untuk mencegah ketergantungan obat tidur adalah berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan dosis obat yang sesuai dengan kondisinya.

Dokter akan memberikan tips memilih obat tidur yang tepat. Konsultasi umumnya diikuti dengan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab gangguan tidur yang dikeluhkan pasien. Dari sini, dokter dapat membantu mengatasi penyebab itu sehingga dosis obat dapat diturunkan secara bertahap dan pasien pun bisa kembali tidur nyenyak tanpa obat.

Konsultasikan bagaimana memilih obat tidur sesuai kebutuhan Anda pada dokter ahli. Untuk telekonsultasi penggunaan obat tidur maupun seputar gangguan tidur, Anda bisa menghubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777. Dapatkan layanan konsultasi dengan dokter ahli dan profesional bersama Kavacare dari rumah Anda.

Sumber:

  1. Sleep Disorders. https://www.sleepfoundation.org/sleep-disorders. Diakses 9 Juni 2022 
  2. Management of common sleep disorders. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23944726/. Diakses 9 Juni 2022 
  3. Mindfulness-based stress reduction versus pharmacotherapy for chronic primary insomnia: a randomized controlled clinical trial. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21397868/. Diakses 9 Juni 2022  
  4. Can Sleeping Pills Lose Effectiveness?. https://www.verywellhealth.com/how-does-the-effectiveness-of-sleeping-pills-change-3014999. Diakses 9 Juni 2022  
  5. Compare Sleep Aids. https://www.sleepfoundation.org/sleep-aids/compare-sleep-medications. Diakses 9 Juni 2022  
  6. Use of Sleep Medications and Mortality: The Hordaland Health Study. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27747767/. Diakses 9 Juni 2022  
  7. Using medication: What can help when trying to stop taking sleeping pills and sedatives?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK361010/. Diakses 9 Juni 2022  
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare