4 Penyebab Anosmia dan Cara Menanganinya

4 Penyebab Anosmia dan Cara Menanganinya

Share

Anosmia adalah kondisi yang mengacu pada terganggunya indera penciuman yang membuat penderita kehilangan kemampuan untuk mendeteksi bau dan merasakan masakan. Semenjak mewabahnya virus corona, istilah anosmia semakin banyak terdengar karena merupakan salah satu gejala seseorang menderita COVID-19. 

Di bawah ini Kavacare sajikan informasi seputar anosmia yang perlu Anda ketahui, yang mencakup informasi mengenai penyebab, ciri-ciri hingga cara menyembuhkan anosmia tersebut.

Apa itu Anosmia?

Anosmia adalah hilangnya fungsi indera penciuman secara total yang berarti membuat penderitanya kehilangan kemampuan untuk mendeteksi bau. Kemampuan indera penciuman ini erat kaitannya dengan kemampuan indera perasa. Jadi ketika indera penciuman tidak bekerja semestinya, maka seseorang juga tidak akan bisa mendeteksi beberapa rasa sehingga akan mendapati makanan terasa hambar.

Meskipun anosmia itu sendiri biasanya tidak berbahaya, akan tetapi kondisi ini tidak boleh disepelekan. Sebab anosmia bisa sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup penderitanya. 

Seringkali anosmia membuat penderita kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan. Sampai dalam kasus ekstrem itu bisa menyebabkan gizi buruk, atau bahkan depresi. 

Selain itu, anosmia juga dapat membuat penderita berada di dalam situasi berbahaya tanpa mereka sadari. Misalnya, tanpa kemampuan mendeteksi bau, Anda tidak akan mencium bau susu asam, kebocoran gas, atau asap dari sesuatu yang terbakar. 

Beberapa orang juga cenderung akan menambahkan lebih banyak garam ke makanan yang dirasa hambar. Hal ini juga bisa menjadi masalah jika orang tersebut memiliki tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal.

 

Baca Juga: Efek Long Covid, Apa yang Harus Dilakukan?

 

Penyebab Anosmia

Anosmia dapat bersifat sementara atau permanen tergantung penyebabnya. Beberapa penyebab anosmia atau hilangnya indera penciuman ini diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah pada Selaput Lendir di Dalam Hidung

Kehilangan indera penciuman bisa disebabkan oleh adanya masalah atau iritasi pada selaput lendir yang melapisi bagian dalam hidung. Kondisi yang memungkinkan hal ini terjadi, termasuk:

  • Pilek
  • Influenza (flu)
  • Sinusitis akut (infeksi hidung dan sinus)
  • Sinusitis kronis
  • COVID-19
  • Rhinitis alergi
  • Rinitis non alergi
  • Merokok

2. Tersumbatnya Saluran Hidung

Anosmia juga dapat terjadi karena adanya sesuatu yang secara fisik menghalangi aliran udara ke dalam hidung. Penyebabnya termasuk:

  • Tumor hidung
  • Polip hidung, atau pertumbuhan jaringan lunak non-kanker pada lapisan saluran hidung atau sinus. Umumnya polip hidung ini merupakan dampak dari peradangan kronis dan berhubungan dengan asma, alergi, infeksi berulang, sensitivitas obat atau gangguan kekebalan tertentu.
  • Deviasi septum, yaitu kelainan septum yang terjadi ketika dinding tipis (septum hidung) di antara saluran hidung bergeser ke satu sisi sehingga membuat satu saluran hidung lebih kecil.

3. Gangguan pada Otak atau Saraf 

Normalnya, ketika Anda mencium bau, ada reseptor di dalam hidung yang menerima dan mengirimkan informasi melalui saraf ke otak. Lalu otak akan mengidentifikasi dan membuat Anda mengenali bau tersebut. Akan tetapi, jika ada bagian dari jalur tersebut terganggu maka hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya kemampuan penciuman.

Di antara kondisi yang dapat mengganggu otak atau saraf sehingga menyebabkan efek anosmia, yaitu:

  • Proses penuaan
  • Penyakit alzheimer
  • Penyakit parkinson
  • Operasi otak
  • Tumor otak
  • Aneurisma otak
  • Penyakit huntington
  • Cedera otak traumatis
  • Diabetes
  • Terapi radiasi
  • Rhinoplasty
  • Defisiensi seng
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi, antibiotik, dan antihistamin.

 

Baca Juga: Mengenal Seputar Penyakit Parkinson

 

4. Kelainan Bawaan

Seseorang juga bisa mengalami anosmia bawaan atau biasa disebut dengan anosmia kongenital. Dengan kata lain, penderita terlahir dengan kondisi tersebut. Penyebab paling umum kondisi ini adalah Sindrom Kallman. Namun, kasus anosmia bawaan ini jarang terjadi dan diperkirakan mempengaruhi satu dari 10.000 orang. 

Ciri-ciri Anosmia

Ciri-ciri atau gejala yang jelas jika seseorang mengalami anosmia adalah hilangnya indera penciuman. Yang mana hal tersebut dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. Beberapa orang dengan anosmia mungkin akan mengalami penurunan kemampuan dalam mencium bau (hiposmia) terlebih dahulu sebelum mereka benar-benar kehilangan indera penciumannya.

Cara Menyembuhkan Anosmia 

Cara menyembuhkan anosmia tergantung pada penyebab anosmia yang Anda derita. Biasanya dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi kondisi yang mendasari anosmia tersebut. Hal ini dikarenakan dalam kebanyakan kasus, setelah masalah mendasar diobati, indra penciuman pun bisa pulih kembali. 

Jika hilangnya indera penciuman terjadi karena pilek, alergi, atau infeksi sinusitis maupun iritasi saluran hidung lainnya, biasanya ini akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Pastikan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) saat melawan infeksi.

Pada saat itu, penggunaan jangka pendek nasal spray atau obat semprot hidung mungkin dapat membantu Anda meredakan peradangan pada saluran hidung sehingga Anda dapat bernapas dengan lebih mudah.

Namun, apabila anosmia yang Anda alami tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari atau minggu dan bahkan semakin parah. Maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk membersihkan infeksi bakteri secara tuntas apabila anosmia Anda disebabkan oleh infeksi bakteri.

Sedangkan untuk anosmia yang disebabkan oleh adanya penyumbatan fisik saluran hidung seperti polip hidung, dokter mungkin akan menyarankan prosedur pembedahan pengangkatan polip untuk menyembuhkan anosmia yang Anda alami. Sementara itu, diketahui bahwa saat ini belum ada pengobatan yang tersedia untuk menyembuhkan anosmia kongenital dan anosmia permanen.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perawatan yang dapat membantu menyembuhkan anosmia ini mencakup:

  • Menggunakan obat pereda hidung tersumbat karena iritasi, seperti nasal spray atau obat semprot hidung dan dekongestan.
  • Mengonsumsi antibiotik untuk infeksi bakteri sesuai resep dokter.
  • Operasi bedah, bisa berupa prosedur pengangkatan polip hidung atau koreksi septum hidung.

Penyedia layanan kesehatan dapat membantu Anda menentukan kondisi yang mendasari anosmia dan merekomendasikan perawatan yang tepat.

 

Baca Juga: Bijak dalam Penggunaan Antibiotik

 

Pertanyaan Umum Seputar Anosmia

Berapa Lama Menyembuhkan Anosmia?

Itu tergantung pada penyebab anosmia Anda. Seringkali indra penciuman Anda kembali setelah perawatan untuk kondisi yang mendasari selesai dilakukan.

Berapa Lama Efek Anosmia Karena Covid-19?

Penelitian saat ini telah menentukan bahwa virus corona dapat menyebabkan disfungsi penciuman, tetapi itu tidak akan menyebabkan anosmia permanen. Biasanya efek samping anosmia karena COVID-19 hilang dan kemampuan indera pencium kembali dalam waktu sekitar dua hingga tiga minggu. Ini merupakan perkiraan, karena waktu pemulihan dapat bervariasi.

Jika Anda mengalami kehilangan penciuman secara tiba-tiba atau berkepanjangan, Anda bisa segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapat pendampingan dan solusi pengobatan yang tepat terkait kondisi kesehatan Anda. Silakan hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777 dan terhubung dengan mudah ke layanan konsultasi medis online yang profesional dan berpengalaman.

 

Sumber:

  1. Lost or Changed Sense Smell. https://www.nhs.uk/conditions/lost-or-changed-sense-smell/. Diakses 1 Desember 2022.  
  2. Loss of Smell (anosmia). https://www.mayoclinic.org/symptoms/loss-of-smell/basics/definition/sym-20050804. Diakses 1 Desember 2022. 
  3. Anosmia (Lost Sense of Smell). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21859-anosmia-loss-of-sense-of-smell. Diakses 1 Desember 2022. 
  4. Nasal polyps. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nasal-polyps/symptoms-causes/syc-20351888. Diakses 1 Desember 2022.
  5. Deviated septum. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deviated-septum/symptoms-causes/syc-20351710. Diakses 1 Desember 2022.
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare