Mengenal Seputar Penyakit Parkinson

Mengenal Seputar Penyakit Parkinson

Share

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang paling umum kedua setelah penyakit Alzheimer. Parkinson’s Foundation menyatakan, lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia hidup dengan kondisi Parkinson. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa disabilitas dan kematian karena Parkinson menjadi salah satu penyakit yang berdampak besar dibandingkan dengan penyakit neurologis lain. Disadur dari sumber yang sama di tahun 2019 di dunia diperkirakan ada sebanyak 8,5 juta penderita penyakit ini.

Masih banyak mitos dan misinformasi di kalangan masyarakat mengenai penyakit ini. Untuk mengenal lebih dalam seputar parkinson, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Parkinson?

Parkinson merupakan salah satu jenis gangguan neurodegeneratif atau kondisi dimana sel saraf di otak atau sistem saraf tepi memburuk dari waktu ke waktu seiring bertambahnya usia seseorang. 

Kondisi itu akan mempengaruhi bagian tubuh yang dikendalikan oleh saraf dan menyebabkan gerakan anggota tubuh melambat, tremor, dan memicu berbagai masalah keseimbangan, gerakan otot lainnya. 

Gejala Parkinson

Penyakit Parkinson memiliki tanda-tanda atau gejala yang berkembang secara perlahan. Parkinson sendiri memiliki gejala khas yaitu menyerang sistem saraf motorik dan menimbulkan berbagai kondisi lainnya. Gejala Parkinson awalnya terasa ringan dan sering tidak diperhatikan oleh penderita. Namun gejala itu dapat memburuk seiring dengan perkembangan kondisi penderita dari waktu ke waktu. Tanda dan gejala Parkinson, termasuk di antaranya:

Tremor (Gemetar)

Gejala tremor atau gemetar terjadi pada sekitar 80% kasus penyakit Parkinson. Tremor yang dimaksud disini adalah gerakan gemetar yang muncul saat otot dalam keadaan beristirahat (resting tremor), bukan tremor esensial.

Biasanya tremor diawali dengan ibu jari dan telunjuk yang bergerak ke depan belakang. Individu dengan tremor ini akan tampak seperti sedang menggelindingkan pil atau benda kecil di antara ibu jari dan telunjuk yang dikenal sebagai pill-rolling tremor. 

Bradikinesia (Perlambatan Gerak)

Bradikinesia mengacu pada kondisi gerakan yang melambat. Gejala ini membuat individu dengan Parkinson menjadi kesulitan dan lambat untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Contohnya seperti langkah kaki menjadi lebih pendek, kesulitan untuk bangun dari tempat tidur atau kursi. Termasuk juga perlambatan gerak pada otot-otot wajah yang dapat dikenali dengan jarangnya berkedip maupun hilangnya ekspresi wajah.

Individu yang mengalami gejala bradikinesia ini seringkali merasakannya sebagai kelemahan otot anggota gerak tubuh. Akan tetapi, kondisi ini sebenarnya tidak berkaitan dengan kehilangan kekuatan otot, melainkan karena masalah kontrol otot. 

Perubahan Bentuk Tulisan

Masalah kontrol otot pada Parkinson juga dapat membuat penderitanya sulit untuk menulis sehingga menyebabkan tulisan tangan menjadi sempit atau kecil yang biasa dikenal sebagai micrographia.

 

Baca Juga: Penyakit Parkinson: Tahap Perkembangannya

 

Hilangnya Kemampuan Gerak Otonom

Gejala ini ditandai dengan penurunan kemampuan gerakan otomatis atau gerakan tidak sadar. Seperti hilangnya kemampuan untuk tersenyum, hilangnya gerakan mengayunkan lengan saat berjalan, dan menjadi lebih jarang untuk berkedip.

Kekakuan Otot

Individu dengan Parkinson juga akan mengalami gejala otot kaku. Kekakuan otot ini dapat terjadi di bagian tubuh manapun. Otot yang kaku bisa terasa nyeri serta menyebabkan rentang gerak anggota tubuh menjadi terbatas.

Gangguan Postur dan Keseimbangan

Gejala gerakan melambat dan otot kaku pun bisa memicu postur tubuh penderita menjadi bungkuk dan mengalami masalah keseimbangan. Masalah ini biasanya muncul saat Parkinson semakin parah dan terlihat pada gerakan yang tidak stabil atau terseok-seok saat berjalan.

Hipofonia

Gejala selanjutnya yaitu perubahan ucapan yang disebut hipofonia (hypophonia). Hipofonia adalah kondisi volume suara yang mengecil dan monoton atau nada suara terdengar sama. Gejala ini terjadi karena berkurangnya kontrol otot di tenggorokan dan dada.

Penyebab Penyakit Parkinson

Parkinson berkembang perlahan ketika sel saraf tertentu di otak (substansia nigra) rusak atau mati. Sel saraf ini bertanggung jawab memproduksi zat kimia yang disebut dopamin. Dopamin sendiri bertindak sebagai pembawa pesan antara bagian otak dan sistem saraf dalam mengontrol dan mengkoordinasikan gerakan tubuh. 

Jika sel saraf tersebut rusak atau mati, maka jumlah dopamin di otak pun otomatis menjadi berkurang. Itu berarti bagian otak yang mengontrol gerakan tidak dapat bekerja sebaik biasanya. Inilah penyebab gerakan menjadi tidak normal dan lambat. 

Namun, hingga saat ini belum diketahui apa penyebab hilangnya sel saraf yang berkaitan dengan penyakit Parkinson dapat terjadi. Sebagian ilmuwan percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan dalam berkembangnya kondisi tersebut.

Komplikasi

Penyakit Parkinson sering disertai dengan berbagai masalah tambahan, termasuk di antaranya yaitu:

  • Depresi dan perubahan emosi. Parkinson dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental bagi penderitanya. Individu dengan Parkinson dapat mengalami depresi serta perubahan emosional seperti lebih mudah takut, cemas, dan kehilangan motivasi. 
  • Kesulitan mengunyah. Ketika Parkinson telah mempengaruhi otot-otot di mulut, maka itu dapat membuat penderita kesulitan untuk mengunyah makanan dan pada akhirnya bisa memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, bahkan gizi buruk.
  • Kesulitan menelan. Parkinson juga dapat menyebabkan gerakan menelan menjadi lambat dan sulit sehingga memungkinkan tersedak. Selain itu kondisi ini sering disertai produksi air liur yang berlebih.
  • Kualitas tidur menurun. Individu dengan penyakit Parkinson dapat mengalami masalah tidur. Seperti terbangun sepanjang malam, bangun lebih awal atau tertidur di siang hari. Serta sering mengalami gangguan perilaku tidur gerakan mata cepat. 
  • Masalah kandung kemih. Masalah ini dapat terjadi ketika penderita Parkinson kehilangan kemampuan untuk mengontrol urin atau kesulitan buang air kecil.
  • Sembelit. Banyak individu dengan penyakit ini juga mengalami konstipasi atau sembelit. Masalah tersebut dipicu oleh saluran pencernaan yang bekerja lebih lambat.
  • Demensia. Pada tahap akhir penyakit Parkinson, penderita juga bisa mengalami masalah kognitif, seperti demensia.

Masalah atau komplikasi lain yang mungkin juga dialami oleh penderita, termasuk:

  • Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (hipotensi ortostatik)
  • Disfungsi bau
  • Kelelahan
  • Nyeri
  • Disfungsi seksual

 

Baca Juga: Normalkah Demensia pada Lansia?

 

Pertanyaan Umum Seputar Penyakit Parkinson

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Diagnosis Parkinson?

Yang terpenting adalah selalu bekerja sama dengan dokter dan mengikuti jenis perawatan yang direkomendasikan. Selain itu, karena Parkinson cenderung berkembang secara perlahan, maka penderita harus menjalani kontrol secara rutin agar dokter dapat menilai kondisi dan melihat efek pengobatan yang dijalani.

Apakah Parkinson Bisa Sembuh?

Hingga saat ini, penyakit Parkinson belum dapat disembuhkan. Namun, ada banyak jenis perawatan untuk meringankan gejala klinis yang timbul dan menjaga kualitas hidup penderita. 

Jenis-jenis perawatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan. Obat-obatan dapat diberikan sesuai dengan kondisi penderita. Pada umumnya, obat yang digunakan adalah obat yang mampu bekerja meningkatkan atau menggantikan dopamin untuk membantu mengatasi masalah bergerak dan tremor yang dialami penderita.
  • Terapi. Dokter juga dapat merekomendasi pasien Parkinson untuk menjalani terapi, termasuk psikoterapi, fisioterapi, terapi wicara, dll sesuai dengan kondisi spesifik pasien.
  • Pembedahan. Dalam beberapa kasus yang lebih lanjut, pembedahan mungkin disarankan. Prosedur yang biasa digunakan adalah Deep Brain Stimulation (DBS) dengan menanamkan elektroda ke bagian otak tertentu.

Apa Perbedaan Parkinson dengan Demensia?

Penyakit Parkinson dikenal secara umum sebagai penyakit dengan berbagai macam gejala motoriknya. Tetapi saat penyakit Parkinson berkembang dan semakin parah, penyakit ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif. 

Di sisi lain, demensia merupakan sekelompok gejala yang mempengaruhi fungsi kognitif. Yakni penurunan daya ingat, berkurangnya kemampuan berpikir, dan kemampuan sosial yang cukup parah untuk mengganggu kehidupan sehari-hari. 

Demensia ini bukanlah penyakit spesifik. Beberapa penyakit dapat memicu kondisi demensia, termasuk salah satunya yaitu penyakit Parkinson. 

Apakah Parkinson Menyebabkan Kematian?

Tidak, penyakit Parkinson tidak menyebabkan kematian dengan sendirinya. Namun, penyakit ini dapat menyebabkan kondisi atau masalah lain yang terkadang bisa berakibat fatal.

Di Mana Berobat untuk Penyakit Parkinson?

Pengobatan penyakit parkinson ditangani oleh dokter spesialis saraf. Selain berobat di dalam negeri, ada berbagai pilihan untuk berobat ke luar negeri. Beberapa rumah sakit di luar negeri yang unggul dalam pengobatan saraf, di antaranya:

 

Dapatkan Layanan: Layanan Homecare Kami

 

Bisakah Penyakit Parkinson Dirawat di Rumah?

Bisa. Penyakit Parkinson memang dapat membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih sulit. Akan tetapi, perawatan di rumah dengan bantuan profesional dapat dilakukan untuk membantu mengobati gejala Parkinson dan membuat hidup dengan kondisi tersebut menjadi lebih mudah. 

Jika Anda membutuhkan layanan homecare terbaik untuk mendampingi dan merawat orang terkasih dengan Parkinson di rumah, Anda bisa menghubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777. Kavacare menyediakan layanan home personal companion serta perawat medis ke rumah yang profesional. 

Sumber:

  1. Parkinson’s Foundation. https://www.parkinson.org/. Diakses 21 Desember 2022.
  2. Parkinson Disease. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/parkinson-disease. Diakses 21 Desember 2022. 
  3. Neurodegenerative Disease. https://www.niehs.nih.gov/research/supported/health/neurodegenerative/index.cfm. Diakses 21 Desember 2022. 
  4. Parkinson’s Disease: Diagnosis and Treatment. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-disease/diagnosis-treatment/drc-20376062. Diakses 21 Desember 2022. 
  5. Parkinson’s Disease: What It Is, Cause, Symptoms. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8525-parkinsons-disease-an-overview. Diakses 21 Desember 2022. 
  6. Parkinson’s Disease. https://www.nhs.uk/conditions/parkinsons-disease/. Diakses 21 Desember 2022.

 

dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare