Hindari 5 Penyakit Musim Kemarau Ini

Hindari 5 Penyakit Musim Kemarau Ini

Share

Memasuki perubahan cuaca, risiko penyakit musim kemarau juga meningkat. Beberapa jenis penyakit menjadi lebih sering ditemui, termasuk penyakit-penyakit menular.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare terkait penyakit musim kemarau.

Apakah Musim Kemarau Membuat Kita Rentan Sakit?

Musim kemarau ditandai dengan cuaca panas ekstrem. Ketika cuaca sangat panas, pasokan air berkurang. Kemudian ini menjadi faktor kurangnya persediaan air bersih untuk digunakan masyarakat.

Situasi ini bisa menjadi faktor menyebarnya penyakit-penyakit tertentu. Pencemaran bakteri dan virus penyebab penyakit menjadi lebih terkonsentrasi karena berkurangnya pasokan air. Kemudian lebih banyak masyarakat yang menggunakan sumber air tersebut, sehingga penyebaran penyakit semakin rentan terjadi.

Kelembapan udara di musim kemarau juga berisiko menyebabkan kita lebih rentan terserang beberapa jenis penyakit.

Macam-Macam Penyakit Musim Kemarau

Ada beberapa jenis penyakit musim kemarau yang cukup umum ditemui, yaitu:

1. Diare

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor 2 terbanyak pada kasus kematian anak di bawah usia 5 tahun. Selain itu, diare juga salah satu penyebab utama anak-anak di bawah usia 5 tahun mengalami malnutrisi.

Penelitian yang dilakukan di Shanghai, Cina, menemukan adanya kaitan temperatur lingkungan yang tinggi dengan peningkatan risiko diare. Ada beberapa kemungkinan penyebab diare semakin mudah menular saat kemarau.

Faktor pertama adalah kemungkinan jika suhu tinggi saat kemarau secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan patogen penyebab diare. Contohnya rotavirus yang bisa berkembang lebih cepat di air bersuhu hangat.

Selain itu, kasus keracunan makanan juga lebih sering terjadi pada musim kemarau. Hal ini bisa disebabkan oleh makanan yang lebih cepat rusak saat suhu lingkungan lebih hangat atau panas.

Di musim kemarau, pola makan minum serta kebersihan juga bisa berubah karena peningkatan suhu. Contohnya, kebutuhan air yang meningkat pada cuaca panas. Semakin meningkat kebutuhan air, maka semakin mudah penularan bakteri dan patogen-patogen lain pemicu diare.

 

Baca Juga: Anjuran dan Pantangan Makanan saat Diare

 

2. Muntaber

Muntaber adalah infeksi pada pencernaan. Gejala yang timbul biasanya diare dengan feses berair, kram perut, mual, muntah, dan kadang disertai demam.

Penyakit ini paling sering terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen penyebab muntaber. Namun Anda juga bisa tertular jika menggunakan alat makan, handuk, dan berbagi makanan dengan pengidap muntaber.

Ada banyak virus yang bisa menyebabkan muntaber, antara lain norovirus dan rotavirus.

Muntaber adalah salah satu penyakit musim kemarau. Kasus muntaber yang meningkat di musim kemarau diduga terjadi karena pengaruh suhu tinggi pada kekebalan tubuh. Kemungkinan suhu yang tinggi berpengaruh pada menurunnya sistem kekebalan tubuh, sehingga pencernaan juga terganggu.

3. ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang bisa mengganggu proses pernapasan normal. ISPA bisa menyerang hanya saluran pernapasan atas (dari sinus hingga pita suara) atau hanya mempengaruhi saluran pernapasan bawah (ujung pita suara hingga paru-paru). Kondisi ini lebih membahayakan untuk anak-anak, lansia, dan pengidap gangguan kekebalan tubuh.

ISPA disebabkan oleh virus, bakteri, atau keduanya. Patogen yang terkait ISPA termasuk:

  • Bakteri pneumokokus dan tuberkulosis
  • Virus influenza
  • Virus parainfluenza
  • Rhinovierus
  • Resipiratory syncytial virus (RSV)
  • SARS

Biasanya gejala ISPA muncul dengan cepat, bisa beberapa jam hingga beberapa hari setelah tertular. Gejalanya antara lain:

  • Demam
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Napas pendek dan berbunyi
  • Kesulitan bernapas.

ISPA termasuk penyakit musim kemarau yang banyak terjadi dipengaruhi oleh faktor kenaikan suhu dan polusi udara. Saat cuaca lebih panas dan sinar matahari terik, muncul lebih banyak debu dan polusi-polusi udara lainnya yang berisiko terhirup kemudian memicu infeksi.

 

Baca Juga: Asma: Gejala dan Penanganan

 

4. Penyakit Mata

Pada musim kemarau, penyakit mata yang banyak dikeluhkan adalah mata kering dan konjungtivitis atau mata merah.

Mata Kering

Mata kering terjadi saat produksi air mata tidak mencukupi untuk menjaga mata tetap basah. Kondisi ini juga bisa terjadi jika kelenjar air mata tidak berfungsi normal. Akibatnya mata terasa tidak nyaman, bahkan bisa mengganggu pengelihatan.

Gejala mata kering antara lain:

  • Mata terasa gatal, seperti ada yang masuk ke mata
  • Perih
  • Mata kemerahan
  • Lebih sensitif pada cahaya
  • Pandangan buram.

Di musim kemarau, mata kering rawan terjadi karena peningkatan suhu dan terpaan angin bisa menyebabkan air mata cepat mengering. Selain itu di musim kemarau cenderung lebih banyak debu. Akibatnya, debu rawan masuk ke mata dan menempel pada lapisan air mata, kemudian menimbulkan gejala mata terasa kering.

Konjungtivitis atau Mata Merah

Konjungivitis menyebabkan pembengkakkan dan timbul kemerahan di bagian dalam kelopak mata serta area putih mata. Jika mengalami konjungtivitis, Anda mungkin merasa gatal dan nyeri pada mata*. Konjungtivitis paling sering disebabkan oleh virus atau bakteri. Selain itu, bisa juga disebabkan alergi dan saat benda asing masuk ke mata.

Konjungtivitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri sangat mudah menular dari satu orang ke orang lainnya.

Gejala mata merah yang paling umum adalah:

  • Mata tampak kemerahan atau merah muda
  • Mata terasa gatal atau perih
  • Mata berair
  • Timbul kotoran berwarna putih, kuning, atau kehijauan pada mata
  • Kerak di kelopak atau bulu mata hingga sulit membuka mata, terutama ketika baru bangun tidur.

Konjungtivitis termasuk penyakit musim kemarau karena virus maupun bakteri penyebab infeksi pada mata berkembang dan menyebar lebih aktif saat lingkungan bersuhu tinggi.

5. Batuk/Pilek dan Influenza

Batuk dan pilek adalah penyakit yang mempengaruhi hidung dan tenggorokan. Batuk dan pilek umumnya bagian dari gejala common cold atau selesma. Kondisi ini bisa disebabkan lebih dari 200 jenis virus, di antaranya rhinovirus dan enterovirus. Selain batuk dan pilek, gejala dari selesma adalah tenggorokan sakit, tubuh terasa tidak nyaman, nyeri, sakit kepala, dan kemungkinan bisa terjadi demam.

Walau seringkali batuk pilek dikaitkan dengan cuaca dingin, penyakit ini juga bisa menyerang saat musim kemarau. Dari sekian banyak virus yang bisa menyebabkan batuk pilek, beberapa jenis di antaranya justru berkembang di musim panas.

Salah satu penyebab batuk pilek adalah enterovirus. Enterovirus merupakan virus yang berkembang di cuaca hangat. Kemungkinan besar jika Anda mengalami batuk pilek di musim kemarau, penyebabnya adalah infeksi enterovirus.

Influenza adalah infeksi yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gejala influenza mirip dengan selesma. Pasien bisa mengalami hidung berair, bersin, dan sakit tenggorokan. Namun bedanya, influenza seringkali muncul dengan tiba-tiba dan lebih parah dari batuk pilek biasa.

 

Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

 

Selain itu, gejala flu antara lain:

  • Demam
  • Nyeri otot
  • Menggigil dan berkeringat
  • Sakit kepala
  • Batuk kering yang sulit reda
  • Badan terasa lemas dan lelah
  • Napas terasa pendek
  • Sakit mata
  • Mual dan muntah, lebih sering terjadi pada anak-anak

Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza yang bisa menular dari satu orang ke orang lainnya melalui droplet atau cairan saluran pernapasan. Droplet keluar saat seseorang yang terinfeksi influenza batuk, bersin, atau bicara. Kemudian cairan ini bisa terhirup orang lain.

Influenza bisa menyerang di musim kemarau. Terutama saat perpindahan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba). Orang-orang yang rentan terkena flu saat pancaroba adalah mereka yang sistem kekebalan tubuhnya kurang baik.

Tips Menghindari Penyakit Musim Kemarau

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari penyakit musim kemarau, yaitu:

  • Cukup asupan cairan
  • Menggunakan masker untuk mencegah debu dan polusi
  • Konsumsi vitamin secara rutin
  • Terapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan sebelum makan dan minum
  • Lengkapi vaksinasi penting, seperti vaksin COVID-19

Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter dan memeriksakan diri jika mengalami gejala penyakit-penyakit musim kemarau. Untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat, Anda bisa menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. High Temperature as a Risk Factor for Infectious Diarrhea in Shanghai, China. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3834278/ diakses 22 Mei 2023
  2. Drier Climate May Spread Diarrhea. https://www.scientificamerican.com/article/drier-climate-may-spread-diarrhea/ diakses 22 Mei 2023
  3. 6 Penyakit Penyerta Selama Musim Kemarau yang Wajib Diwaspadai. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/6-penyakit-penyerta-selama-musim-kemarau-yang-wajib-diwaspadai diakses 22 Mei 2023
  4. Doctors warn of an increase in gastroenteritis cases due to heat. https://health.economictimes.indiatimes.com/news/diagnostics/doctors-warn-of-an-increase-in-gastroenteritis-cases-due-to-heat/91488370 diakses 22 Mei 2023
  5. How Does Your Environment Affect Dry Eye? https://www.webmd.com/eye-health/dry-eye-irritants diakses 22 Mei 2023
  6. Viral gastroenteritis (stomach flu) – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/symptoms-causes/syc-20378847 diakses 22 Mei 2023
  7. Acute Respiratory Infection: Causes, Symptoms, and Diagnosis. https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-disease diakses 22 Mei 2023
  8. Factors related with the incidence of acute respiratory infections in toddlers in Sleman, Evidence from the Sleman Health and Demographic Surveillance System. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0257881 diakses 22 Mei 2023
  9. Pink Eye. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/pink-eye diakses 22 Mei 2023
  10. Dry Eye. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/dry-eye diakses 22 Mei 2023
  11. How To Treat Common Summer Eye Conditions. https://myoptometristcalgary.ca/blog/Common+Summer+Eye+Conditions+And+How+To+Treat+Them/130 diakses 22 Mei 2023
  12. Common Eye Diseases You Can Get In The Summer. https://www.centreforsight.net/blog/common-eye-diseases-you-can-get-in-the-summer/ diakses 22 Mei 2023
  13. Common cold – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605 diakses 22 Mei 2023
  14. Summer Colds: Is There Really Such a Thing? https://www.houstonmethodist.org/blog/articles/2021/jul/summer-colds-is-there-really-such-a-thing/ diakses 22 Mei 2023
  15. Waspadai Flu pada Masa Pancaroba. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/waspadai-flu-pada-masa-pancaroba diakses 22 Mei 2023
  16. Influenza (flu) – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/flu/symptoms-causes/syc-20351719 diakses 22 Mei 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare