7 Macam Dahak Berwarna dan Penyebabnya

7 Macam Dahak Berwarna dan Penyebabnya

Share

Dahak adalah mukus atau lendir yang keluar saat batuk. Di saluran napas kita terdapat jaringan yang memproduksi lendir sebagai lapisan pelindung. Mukus akan diproduksi lebih banyak ketika tubuh dalam kondisi kurang sehat, misalnya saat terserang flu, menyebabkan munculnya dahak saat kita batuk.

Warna dahak bisa tampak berbeda, tergantung kondisi tubuh. Maka dahak berwarna bening, kehijauan, kuning, dan sebagainya bisa menjadi indikator gangguan kesehatan apa yang terjadi pada tubuh. Berikut penjelasan bermacam-macam warna dahak dan penyebabnya.

Dahak Berwarna: Normal atau Tidak?

Area paru-paru dan saluran pernapasan bagian bawah memiliki jaringan produksi lendir sebagai bentuk pertahanan. Fungsi lendir tersebut untuk melapisi permukaan saluran pernapasan dan menjaga jaringan-jaringan penting tidak mengering. Lendir ini juga berfungsi menangkap debu dan organisme asing (bakteri dan virus) sehingga tidak masuk ke saluran pernapasan yang sensitif.

Lendir mengandung enzim yang berfungsi sebagai sistem pertahanan. Enzim ini membunuh organisme asing yang terperangkap oleh lendir. Normalnya, lendir atau dahak berwarna bening, encer, dan volumenya tidak terlalu banyak. Namun saat terjadi infeksi, warna, kekentalan, dan banyaknya dahak di saluran pernapasan dapat berubah.

 

Baca Juga: Serba-serbi Infeksi Paru

 

Berbagai Warna Dahak dan Penyebabnya

Dahak berwarna dapat disebabkan berbagai hal, dan setiap warna tersebut memiliki pemicu berbeda-beda.

1. Bening

Dahak berwarna bening terdiri dari air, garam, antibodi, dan sel-sel kekebalan tubuh. Jika berwarna bening, dahak dapat dikatakan normal. Setelah diproduksi, dahak berwarna bening kembali turun ke tenggorokan. Fungsi dahak berwarna bening adalah melembapkan saluran pernapasan.

Namun saat dahak berwarna bening jumlahnya terasa berlebih, ini menandakan tubuh sedang berusaha melindungi tubuh dan membuang pemicu iritasi, contohnya virus atau serbuk sari tanaman yang dapat menimbulkan reaksi alergi.

2. Putih

Dahak berwarna putih biasanya muncul saat hidung tersumbat. Ini disebabkan jaringan dalam hidung membengkak dan mengalami peradangan, kemudian menghambat pembuangan udara dan lendir melalui saluran pernapasan. Saat tidak dibuang dengan segera, dahak semakin kental dan berubah warna menjadi keruh atau putih.

Kondisi lainnya yang menyebabkan dahak berwarna putih adalah:

  • Bronkitis akibat virus, ditandai dengan dahak putih yang mengindikasikan adanya infeksi. Jika warna dahak kemudian berubah, maka kemungkinan ada infeksi bakteri lainnya
  • GERD atau penyakit asam lambung adalah kondisi kronis yang bisa menyebabkan pengidapnya batuk bedahak putih kental
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), menyebabkan saluran pernapasan menyempit dan paru-paru memproduksi lendir lebih banyak. Dahak akan berwarna putih kental. 
  • Gagal jantung, ketika jantung tidak dapat memompa darah, cairan menumpuk di berbagai area tubuh dan menimbulkan edema. Penumpukan cairan terjadi pula di paru-paru dan menyebabkan muncul dahak berwarna putih disertai kesulitan bernapas.

3. Kuning

Saat tubuh mulai aktif melawan infeksi, dahak berubah menjadi berwarna kuning. Warna ini muncul dari sel darah putih. Sel darah putih adalah bagian sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan bakteri, kuman, dan virus. Bakteri-bakteri yang mati ini kemudian menempel pada dahak, maka timbul warna kekuningan.

Penyakit yang menyebabkan dahak berwarna kekuningan antara lain bronkitis, pneumonia, sinusitis, dan fibrosis kistik (penumpukan mukus kronis pada paru-paru).

4. Hijau

Ketika dahak berwarna hijau, sistem imun tengah menyebar dan bekerja melawan berbagai bakteri untuk mengatasi infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Warna hijau muncul dari sel darah putih dan enzim yang mengandung besi, kuman atau virus yang telah mati, sel, serta protein yang diproduksi ketika sistem imun merespons infeksi. 

Kebanyakan infeksi akibat virus akan segera sembuh ketika dahak telah berubah warna menjadi kehijauan. Namun jika dahak tetap berwarna hijau selama berminggu-minggu, ini menandakan adanya infeksi bakteri yang butuh diobati dengan antibiotik.

5. Kecokelatan

Dahak kecokelatan menandakan kemungkinan adanya perdarahan yang telah terjadi beberapa lama. Warna cokelat pada dahak juga bisa mengindikasikan seseorang mengalami penyakit paru kronis. Kebiasaan merokok juga dapat mengubah warna dahak menjadi kecokelatan.

Penyakit-penyakit lain yang bisa mengubah warna dahak menjadi cokelat adalah pneumonia bakteri, pneumokoniosis (penyakit paru-paru akibat mengirup debu batu bara, asbes, dan silika), dan penumpukan abses pada paru-paru.

6. Hitam

Kondisi dahak tampak kehitaman disebut pula melanoptysis. Jika dahak berwarna hitam, beberapa penyebabnya adalah:

  • Merokok atau konsumsi obat terlarang, kebiasaan merokok atau mengonsumsi kokain bisa menimbulkan warna hitam pada dahak
  • Pneumokoniosis, penyakit paru-paru dipicu oleh terhirupnya debu, terutama debu batu bara. Pneumokoniosis biasanya juga disertai batuk dan napas memendek
  • Infeksi jamur, oleh jenis jamur ragi Exophiala dermatitidis. Kondisi ini sangat jarang terjadi. Jamur ini merupakan salah satu penyebab dari penyakit fibrosis kistik.

7. Merah

Adanya perdarahan yang masih berlangsung menyebabkan dahak berwarna merah. Perdarahan ini bisa terjadi karena batuk terus menerus, kemudian pembuluh darah berukuran kecil di sekitar saluran pernapasan pecah karena tekanan tersebut.

Mimisan juga bisa menyebabkan darah menetes ke belakang tenggorokan, sehingga saat batuk bercampur dengan dahak dan menimbulkan warna kemerahan.

Pada kondisi lain, dahak berwarna merah dapat menandakan kondisi medis serius seperti tuberkulosis (TB), bisul atau abses di saluran pernapasan, dan kanker paru-paru.

 

Baca Juga: Penyakit Infeksi Paru Akibat Gangguan Fungsi Menelan

 

Pertanyaan Umum Seputar Dahak Berwarna

Berbahayakah Dahak Berwarna Terus-menerus?

Dahak adalah bagian dari sistem pernapasan dan seharusnya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada kondisi normal, dahak seharusnya berwarna bening. Dahak yang berubah warna merupakan respons sistem imun untuk menghilangkan infeksi dari tubuh. Setelah infeksi hilang, normalnya dahak akan kembali bening. Jika dahak berwarna terus-menerus, ini menandakan infeksi masih terjadi setelah cukup lama.

Maka perlu diwaspadai jika dahak terus berwarna. Selain itu perhatikan pula apakah produksi dahak berlebih dan kekentalan dahak mengganggu kenyamanan dalam waktu lama.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika dahak menunjukkan warna bening, kuning, atau hijau, Anda bisa memerhatikan gejala yang muncul selama beberapa hari. Jika dahak tidak segera berkurang, terasa mengganggu pernapasan, dan disertai demam atau nyeri pada sinus, segera konsultasikan ke dokter.

Jika berwarna merah, cokelat, atau hitam, maka sebaiknya Anda cepat menemui dokter. Ketiga warna dahak ini menandakan kondisi medis lebih serius yang membutuhkan penanganan secepat mungkin.

Perlu diingat, warna dahak tidak bisa memastikan virus atau bakteri apa yang menyebabkan. Kita tidak bisa melakukan diagnosis mandiri hanya dengan memerhatikan warna dahak. Saat dahak terasa mengganggu disertai gejala-gejala lain (demam, nyeri, menggigil, dan sebagainya), maka jangan menunda untuk berkonsultasi ke dokter. Pemeriksaan oleh tenaga medis profesional tentunya lebih tepat untuk menentukan penyebab perubahan warna dahak, dan kita bisa mendapat obat atau perawatan paling efektif.

Untuk konsultasi seputar dahak berwarna mulai dari berbagai penyebab hingga perawatan paling tepat, Anda bisa menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Dapatkan layanan homecare medis profesional di rumah dari perawat atau dokter tanpa perlu antri.

SUMBER:

  1. Mucus and Phlegm: Yellow, Green, and Bloody Snot Explained. https://www.webmd.com/allergies/features/the-truth-about-mucus diakses 24 Oktober 2022
  2. Yellow, Brown, or Green Phlegm: What It Means. https://www.healthline.com/health/green-phlegm diakses 24 Oktober 2022
  3. Phlegm colors and textures, treatment, and when to seek care. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318359 diakses 24 Oktober 2022
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare