Amankah Mengonsumsi Makanan Berpengawet?

Amankah Mengonsumsi Makanan Berpengawet?

  • Post category:Gizi
Share

Gaya hidup masyarakat sekarang ini semakin menuntut makanan untuk disimpan lebih lama. Oleh karena itu, rata-rata makanan telah disiapkan dengan bahan pengawet agar aman untuk disimpan selama beberapa waktu.

Tidak hanya makanan, banyak produk-produk lain yang mengandung bahan pengawet ini. Namun, amankan mengonsumsi makanan berpengawet ini?

Apakah Aman Mengonsumsi Makanan Berpengawet?

Sekalipun pengawet makanan buatan aman dikonsumsi, mengonsumsi makanan berpengawet tetap mempunyai efek samping apabila berlebihan.

Pengawet makanan berfungsi untuk mencegah makanan menjadi busuk atau rusak sehingga dapat dipertahankan dalam waktu lama. Pengawet makanan artifisial atau buatan telah diujikan oleh lembaga pangan sehingga dapat dikonsumsi.

Akan tetapi, pengawet yang terbuat dari bahan alami tentunya lebih aman dikonsumsi. Ini karena tubuh lebih mengenal bahan alami.

Efek Samping Pengawet Makanan

efek samping makanan berpengawet

Infografis – Efek Samping Makanan Berpengawet Kavacare

Makanan memang lebih baik dimakan dalam keadaan segar. Tidak hanya kandungan nutrisinya tetap terjaga, tetapi Anda tidak perlu mengonsumsi kandungan pengawet yang bisa jadi berbahaya untuk tubuh, terutama apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Ada beberapa penyakit yang dapat berkembang pada tubuh apabila Anda mengonsumsi makanan berpengawet secara berlebihan:

Penyakit Jantung

Penyakit kardiovaskular sekarang menjadi lebih umum dan adanya bahan pengawet makanan bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko gangguan jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa pengawet makanan dapat melemahkan jaringan jantung. Ketika Anda mengonsumsi makanan yang mempunyai residu bahan pengawet di permukaan, hal ini dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung.

 

Baca Juga: Penyakit Jantung Koroner: Gejala dan Penanganan

 

Gangguan Pernapasan

Bahan pengawet makanan dan bahan-bahan kimia pada makanan juga dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan. Berdasarkan penelitian oleh Mayo Clinic, mengurangi konsumsi makanan dengan bahan pengawet dapat mengurangi gejala-gejala selayaknya tingkat keparahan gangguan pernapasan dan asma.

Beberapa bahan pengawet, seperti aspartame, sulfit, dan benzoat dapat memicu gangguan pernapasan.

Kanker

Salah satu efek yang merugikan pada bahan pengawet adalah sifat karsinogenik atau penyebab kanker. Beberapa makanan mengandung nitrosamin, bahan pengawet yang mengandung nitrit dan nitrat, yang bercampur dengan asam lambung dan membentuk agen penyebab kanker.

Untuk itu, Anda perlu menghindari makanan ringan atau makanan yang penuh dengan nitrit dan nitrat.

Jenis Pengawet yang Berbahaya Jika Dikonsumsi

Ada beberapa efek yang merugikan dalam menggunakan senyawa kimia untuk pengawet makanan, seperti:

  1. Sulfit: Pengawet makanan yang biasa digunakan pada berbagai buah-buahan, biasanya mempunyai efek samping berupa sakit kepala, jantung berdebar-debar, alergi, dan bahkan kanker.
  2. Nitrat dan Nitrit: Bahan pengawet yang digunakan untuk memastikan keawetan daging. Senyawa ini berubah menjadi asam nitrat ketika masuk ke tubuh dan dicurigai menjadi penyebab kanker perut.
  3. Benzoat: Digunakan dalam makanan sebagai bahan pengaewet antimikroba dan dicurigai menyebabkan alergi, asma, dan ruam pada kulit.
  4. Sorbat atau Asam Sorbat: Biasa ditambahkan pada makanan sebagai bahan pengawet yang antimikroba. Reaksi terhadap sorbat ini jarang terjadi, termasuk urtikaria dan dermatitis kontak (radang kulit yang ditandai dengan ruam). 

Baca Juga: Apa Penyebab Alergi? 6 Jenis Alergi dan Penanganannya

 

Fungsi dan Manfaat Pengawet Makanan

Hampir semua makanan dewasa ini menggunakan pengawet. Tujuannya agar lebih mudah untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama atau dibawa ke manapun tanpa mengalami kerusakan.

Bahan pengawet ada dalam banyak produk dan tidak hanya makanan. Bahan ini juga terdapat pada produk yang Anda gunakan di wajah atau tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis bahan pengawet yang Anda konsumsi dan membatasi paparannya sebanyak mungkin.

Secara umum, fungsi dan manfaat dari pengawet makanan yaitu:

  • Memperpanjang umur penyimpanan makanan;
  • Menghentikan atau menunda pertumbuhan bakteri sehingga mencegah makanan tidak mudah menjadi busuk;
  • Menekan reaksi makanan ketika terkena oksigen dan panas dari luar;
  • Mencegah hilangnya asam amino esensial dan beberapa vitamin dalam makanan yang biasanya dapat meningkatkan rasa dan warna pada makanan.

Jenis Pengawet Makanan

Bahan pengawet makanan yang ada di sekitar Anda terdiri dari dua jenis, yaitu yang alami dan yang buatan atau artifisial.

Alami

Antimikroba alami adalah hasil proses sekunder pada bahan-bahan alami dengan fungsi antimikroba. Bahan-bahan alami ini dapat berupa tumbuhan, produk hewani, dan mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri. Berikut ini adalah bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan:

  1. Rempah-rempah: Rempah-rempah juga dapat digunakan sebagai agen antibakteri sehingga dapat mengawetkan makanan secara alami. Minyak esensial yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah mempunyai tekanan uap yang tinggi dan dapat mencapai mikroba lewat bentuk cairan dan gas.
  2. Mint: Salah satu penelitian dari Bitencourt et.al. menemukan bahwa minyak esensial dair mint yang dijadikan pengawet makanan dapat mencegah pertumbuhan bakteri Escheria coli dan Salmonella enteritidis. Semakin tinggi kadar konsentrasi minyak esensial dari mint ini, semakin tinggi pula aktivitas mikrobiologi untuk mencegah pertumbuhan bakteri sehingga makanan dapat menjadi lebih awet.
  3. Kayu Manis dan Cengkeh: Penelitian dari Matan juga menemukan minyak dari kayumanis dan cengkeh mempunyai zat aktif cinnamaldehyde, eugenol, dan linalool yang dapat mengurangi pertumbuhan ragi dan jamur, serta memperpanjang umur penyimpanan ikan-ikan yang dikeringkan.
  4. Kulit Jeruk: Menurut penelitian yang lain dari Rehman et.al., kulit jeruk dapat menghasilkan minyak esensial yang dapat digunakan untuk mengawetkan roti karena sifatnya yang dapat memperlambat pertumbuhan mikroba pada roti. Menyemprotkan minyak esensial dari kulit jeruk juga dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri.
  5. Sayuran Ungu dan Merah: Selain itu, ada pula sayur-sayuran yang dapat menjadi bahan pengawet makanan yang alami. Sementara sayuran hijau tidak menunjukkan dampak terhadap bakteri, sayuran ungu dan merah dapat menjadi zat antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Klebsiella pneumonia. Di samping itu, jus delima dapat mengurangi bakteri Escheria coli.

Kekurangan bahan pengawet alami adalah keterbatasan jumlahnya. Sekalipun berasal dari sumber organik, tetapi tidak selalu ada di sekitar Anda dan cukup sulit didapat.

Oleh karena itu, banyak produsen memilih bahan pengawet buatan yang lebih mudah untuk dibuat.

 

Baca Juga: 6 Alternatif Pengganti Gula, Tetap Manis dan Sehat!

 

Buatan

Bahan pengawet alami berasal dari senyawa kimia, sedangkan  pengawet buatan berasal dari senyawa kimia sintetis. Ada banyak tipe bahan pengawet buatan, beberapa di antaranya yaitu:

  • Antimikroba, termasuk nitrat, nitrit, dan sulfur dioksida.
  • Antioksidan, termasuk BHT, BHA, dan propilgalate. Sering digunakan pada produk daging. Kandungan antioksidannya memperlambat pemecahan lemak dan minyak yang dapat membuat aroma daging berubah dan menjadi busuk.

Bahan pengawet alami lebih bervariasi dibandingkan yang artifisial. Ini karena mereka mempunyai perbedaan dalam pertumbuhan biologis serta kondisi lingkungannya.

Ketika senyawanya berubah, produsen akan sulit untuk menggunakannya, atau kadang butuh konsentrasi yang lebih tinggi agar pengawet bekerja secara efektif. Di sisi lain, bahan pengawet buatan tetap bekerja secara efektif walaupun dalam konsentrasi yang rendah.

Hal yang dapat berbahaya bagi Anda adalah alergi yang mungkin disebabkan oleh mengonsumsi makanan berpengawet. Apabila Anda mengalami gejala-gejala alergi setelah mengonsumsi makanan berpengawet, Anda bisa konsultasi online dengan dokter Kavacare di rumah.

Hubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777 untuk mendapatkan perawatan medis Anda di rumah.

Sumber:

  1. Potentials of Natural Preservatives to Enhance Food Safety and Shelf Life: A Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9525789/ diakses pada tanggal 16 Juni 2023
  2. What Are Natural Preservatives? https://www.webmd.com/diet/what-are-natural-preservatives diakses pada tanggal 16 Juni 2023
  3. The Harmful Effects Preservatives on Your Health. https://www.kent.co.in/blog/the-harmful-effects-of-preservatives-on-your-health/ diakses pada tanggal 16 Juni 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare