Mengenal Gejala Gangguan Makan (Eating Disorder)

Mengenal Gejala Gangguan Makan (Eating Disorder)

  • Post category:Psikologi
Share

Kebiasaan makan yang buruk pada seseorang bisa jadi bentuk dari gangguan makan atau eating disorder. Kondisi ini tidak bisa disepelekan, sebab pengidapnya dapat mengalami masalah kesehatan serius jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Maka kita perlu memahami seperti apa gejala gangguan makan dan cara menghadapinya.

Berikut informasi yang telah dirangkum oleh Kavacare seputar gangguan makan.

Apa Itu Gangguan Makan?

Gangguan makan adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara pandang terhadap makan. Kondisi ini merupakan kondisi psikis yang serius dan rumit. Kondisi ini berdampak pada kesehatan emosional dan fisik pengidapnya. Penderita eating disorders lama kelamaan memiliki pandangan tidak sehat terhadap makanan, berat badan, atau penampilan fisik mereka.

Kondisi ini bisa ditangani, tetapi pengidap yang tidak mendapat perawatan berisiko mengalami komplikasi kesehatan yang mengancam nyawa.

 

Baca Juga: Apa Itu Serangan Panik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

 

Jenis-Jenis Gangguan Makan

Ada beberapa jenis gangguan makan, dan seseorang bisa mengidap lebih dari satu jenis. Berikut jenis-jenisnya:

1. Anoreksia

Anoreksia atau anorexia nervosa adalah gangguan pola makan yang diakibatkan oleh sudut pandang penderita terhadap kondisi fisiknya. Pengidap anoreksia takut akan kenaikan berat badan dan memiliki pandangan melenceng tentang berat badan.

Anoreksia bisa dialami siapapun, dalam segala bentuk tubuh. Artinya baik mereka bertubuh kurus maupun gemuk memiliki risiko untuk mengalami anoreksia.

Ciri khusus anoreksia adalah keinginan kuat yang berlebihan hingga terobsesi untuk menurunkan berat badan. Pengidapnya juga cenderung mengurangi porsi makan secara ekstrem hingga mengontrol jumlah kalori yang dikonsumsi dengan memuntahkan apa yang dimakan atau menggunakan obat pencahar*.

2. Bulimia

Bullimia nervosa adalah gangguan pola makan di mana pengidapnya akan makan banyak, tetapi mengalami ketakutan akan kenaikan berat badan. Rasa takut ini menyebabkan pengidap bullimia secara sengaja memuntahkan kembali makanannya dengan cara tertentu.

Berdasarkan DSM-V, gejala bullimia tampak dari pengidapnya mengalami episode binge eating. Mereka akan makan dalam porsi lebih banyak dibandingkan kebanyakan orang (biasanya kurang dalam 2 jam). Pada episode ini, mereka tidak bisa mengontrol porsi makan yang dikonsumsi.

Setelah itu, pengidap bulimia akan melakukan tindakan ekstrem untuk mencegah kenaikan berat badan. Beberapa yang mungkin dilakukan seperti berusaha muntah, penggunaan pencahar berlebih, mengonsumsi diuretik, berolahraga secara ekstrem, berpuasa.

Episode-episode ini setidaknya muncul sekali dalam seminggu, selama 3 bulan untuk menegakkan diagnosis bullimia

3. Binge Eating Disorder (BED)

Binge eating disorder atau BED adalah kondisi yang dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis dan non-psikologis, dengan beberapa di antaranya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

DSM-V mendefinisikan BED terdiri dari:

  1. Mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dibandingkan orang kebanyakan
  2. Ketidakmampuan mengontrol makan dan merasa bersalah saat makan.

Episode BED umumnya terjadi setiap minggu, setidaknya sekali dalam seminggu sepanjang 3 bulan.

Gangguan medis yang dikaitkan dengan BED seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan nyeri kronis. BED banyak ditemukan pada pengidap obesitas. Biasanya pengidap BED akan mengeluhkan kenaikan berat badan.

Gejala Gangguan Makan

Gangguan makan tidak bisa dilihat dari bentuk fisik seseorang. Kondisi ini seringkali berdampak pada cara pandang individu terhadap makanan dan hal-hal yang berkaitan dengan makan, sehingga tidak tampak secara langsung pada bentuk tubuh.

Gejala yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung jenisnya. Mungkin sulit untuk mengenali cirinya, karena seringkali gejalanyamirip dengan orang yang sedang menjalani program diet. Pengidapnya pun biasanya enggan bercerita jika sedang mengalami masalah pada pola makan.

Akibat terjadi gangguan nutrisi dan pola pikir yang mempengaruhi pola makan, ada perubahan umum yang bisa dilihat pada pengidapnya, seperti:

  • Perubahan suasana hati yang drastis (mood swings)
  • Tampak lelah, sering pingsan, mengeluh pusing
  • Rambut rontok
  • Sering ke toilet setelah makan
  • Perubahan berat badan yang drastis
  • Sering berkeringat atau panas dingin, bisa dipicu hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

Perubahan-perubahan lain yang tampak pada pengidapnya yaitu:

  • Tidak mau makan bersama-sama orang lain
  • Menarik diri dari interaksi sosial
  • Menyembunyikan atau membuang makanan
  • Terobsesi pada makanan, jumlah kalori, olahraga, dan menurunkan berat badan
  • Cara makan yang berubah, misalnya mengunyah lebih lama dari sewajarnya

 

Baca Juga: Diet Jus Detoks untuk Menurunkan Berat Badan

 

Penyebab Gangguan Makan

Gangguan makan bisa terjadi karena pengaruh berbagai faktor, yaitu:

  • Faktor genetik, seseorang dengan riwayat keluarga pernah mengalami kondisi ini akan memiliki risiko lebih tinggi mengidap kondisi serupa
  • Kepribadian, orang-orang yang perfeksionis, impulsif, dan sering mengasosiasikan diri dengan pengalaman negatif (neuroticism) memiliki risiko lebih tinggi mengalami eating disorder
  • Lingkungan, pemicu pada seseorang bisa berbentuk tekanan dari lingkungan yang menganggap fisik yang ideal adalah tubuh langsing atau kurus
  • Faktor struktur otak, perbedaan pada struktur otak dan biologi setiap orang kemungkinan mempengaruhi bagaimana kondisi ini dapat terjadi. Tingkatan senyawa kimia otak seperti serotonin dan dopamin berbeda-beda, hal ini mungkin menjadi salah satu faktor penyebab seseorang mengalami kondisi ini.

Komplikasi Gangguan Makan

Membatasi konsumsi jumlah kalori secara tidak sehat, memaksa memuntahkan makanan, dan melakukan olahraga berlebihan berdampak negatif pada kesehatan. Gangguan makan yang tidak ditangani dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti:

  • Masalah pada jantung, contohnya aritimia (gangguan ritme detak jantung) dan gagal jantung. Kondisi ini muncul akibat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit atau ion tubuh
  • Refluks asam lambung (GERD)
  • Masalah pencernaan
  • Tekanan darah rendah
  • Gagal fungsi organ dan kerusakan otak
  • Osteoporosis dan kerusakan gigi
  • Dehidrasi parah dan sembelit
  • Siklus haid berhenti dan gangguan kesuburan
  • Stroke

Pertanyaan Seputar Gangguan Makan

Apakah Gangguan Makan Termasuk Gangguan Psikologis?

Gangguan makan termasuk dalam gangguan psikologis. Kondisi ini dikategorikan sebagai kondisi kesehatan mental yang membutuhkan intervensi secara medis dan bantuan psikologis untuk mengatasinya. Tipe-tipe gangguan makan pun masuk ke dalam panduan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kesehatan Mental edisi ke-5 (DSM-5) oleh Asosiasi Psikiater Amerika Serikat.

Apa itu ‘Stress Eating’?

Stress eating atau emotional eating biasanya merujuk pada perilaku makan berlebihan karena merasa stres atau adanya perasaan negatif, bukan karena benar-benar lapar. Biasanya mereka yang melakukan stress eating mencari rasa aman dan nyaman dari makanan.

Stress eating juga bisa muncul sebagai bagian defense mechanism atau pertahanan seseorang akibat faktor lingkungan maupun faktor emosional.

Stress eating bisa menjadi gejala gangguan kesehatan mental, sebab stres kronis sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan, dan depresi. Tingginya hormon stres juga diasosiasikan dengan gangguan makan.

 

Baca Juga: 5 Langkah Mengatasi Stress pada Lansia

 

Siapa Saja yang Bisa Terkena Gangguan Makan?

Gangguan makan bisa dialami semua orang dari berbagai lapisan usia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun beberapa orang memiliki risiko mengalaminya lebih tinggi dari yang lain.

Contohnya pada individu dengan riwayat keluarga memiliki gangguan kesehatan mental, mereka yang pernah mengalami trauma, diet, atau pernah mengalami masalah kesehatan mental (gangguan cemas, depresi, atau OCD).

Pengidap diabetes pun rawan mengalami kondisi ini, ditemukan jika 1 dari 4 perempuan pengidap diabetes tipe 1 mengalaminya. Selain itu mereka yang berkarier di bidang penuh stigma pada bentuk fisik seperti model dan atlet juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan makan.

Bagaimana Penyembuhan Gangguan Makan?

Penyembuhan gangguan makan diupayakan melalui rangkaian perawatan yang disesuaikan kebutuhan pasien, yaitu:

  • Psikoterapi, untuk membantu pasien memahami pola pikir mana yang perlu diperbaiki, sehingga perilaku dan respons emosional berubah
  • Pendekatan Maudsley, yaitu terapi keluarga, umumnya dilakukan bersama orangtua yang memiliki anak remaja mengidap anoreksia. Diharapkan orangtua secara aktif membantu anak untuk memperbaiki pola makan
  • Obat-obatan, beberapa pasien memiliki kondisi lain seperti gangguan kecemasan atau depresi. Maka diperlukan obat-obatan untuk menanganinya
  • Konsultasi gizi, ahli gizi yang memiliki kualifikasi menangani pasien gangguan makan membantu dengan memberikan panduan menu serta pola makan yang baik. Anda bisa melakukan telekonsultasi bersama ahli gizi Kavacare yang berpengalaman dengan menghubungi nomor 0811 1446 777.

Bagaimana Cara Tepat Menghadapi Penderita Gangguan Makan?

Jika orang terdekat Anda mengalami gangguan makan, cara tepat menghadapinya adalah memberikan dukungan dan menyemangati agar mereka mencari bantuan profesional. Anda bisa berusaha menjadi tempat berkeluh kesah, mengajak beraktivitas bersama, serta membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri pengidap gangguan makan.

Memiliki gangguan makan bisa terasa sangat berat, menjalani proses penyembuhannya pun mungkin membutuhkan waktu panjang dan bisa jadi pasien kembali ke kebiasaan buruk mereka terutama saat stres. Maka cara terbaik adalah sabar dan selalu mendampingi dalam proses pemulihan, buat pasien merasa dihargai dan diperhatikan.

Telekonsultasi dengan dokter profesional bisa dilakukan dari rumah dengan aman dan nyaman bersama layanan homecare dari Kavacare. Anda bisa menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777 untuk mulai konsultasi seputar gangguan makan, atau merencanakan perawatan terbaik dengan perawat homecare kami.

SUMBER:

  1. Eating Disorders: Types, Causes, Treatment & Outlook. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4152-eating-disorders diakses 12 Januari 2023
  2. Eating Disorders: Types, Causes, Treatment, and Recovery. https://www.healthline.com/nutrition/common-eating-disorders diakses 12 Januari 2023
  3. Stress Eating: What Is It and How Do You Stop It? https://ro.co/health-guide/stress-eating/ diakses 12 Januari 2023
  4. Anorexia nervosa. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anorexia-nervosa/symptoms-causes/syc-20353591 diakses 27 Februari 2023
  5. Bulimia Nervosa. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562178/ diakses 27 Februari 2023
  6. Binge Eating Disorder. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551700/ diakses 27 Februari 2023
  7. Weight loss: Gain control of emotional eating. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/weight-loss/in-depth/weight-loss/art-20047342 diakses 27 Februari 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare