Kenali 3 Contoh Baby Blues pada Ibu

Kenali 3 Contoh Baby Blues pada Ibu

Share

Kelahiran bayi wajarnya adalah momen membahagiakan bagi seorang ibu. Namun pada beberapa kasus, ibu justru merasa stres, lelah, bahkan kesulitan untuk merawat bayinya. Situasi ini bisa menandakan terjadinya sindrom baby blues pada ibu.

Untuk memahami seperti apa contoh baby blues pada ibu, berikut informasi yang telah dirangkum oleh Kavacare.

Apa Itu Baby Blues?

Baby blues adalah munculnya perasaan sedih, cemas berlebih, stres, dan suasana hati tidak menentu dalam beberapa hari setelah melahirkan. Kondisi ini cukup umum terjadi, diperkirakan 4 dari 5 wanita yang baru menjadi ibu mengalami baby blues. Banyak contoh baby blues di sekitar kita, karena kasus baby blues sering dialami ibu baru.

Walau penyebab pasti baby blues tidak dapat disebutkan, kondisi ini sangat erat kaitannya dengan beberapa hal yang terjadi saat seorang wanita baru menjadi ibu. Setelah melahirkan, tubuh wanita mengalami perbedaan jumlah hormon yang ekstrem dari masa-masa kehamilan. Ini merupakan respons tubuh untuk membantu pemulihan pasca persalinan dan mempersiapkan tubuh memenuhi kebutuhan bayi.

Hal-hal signifikan yang dialami tubuh wanita setelah melahirkan adalah mengecilnya rahim kembali ke ukuran normal dan penyesuaian organ-organ untuk memproduksi ASI. Hormon-hormon yang berubah jumlahnya juga memengaruhi bagaimana pikiran bekerja.

Faktor lainnya adalah situasi yang dialami ibu baru. Fase pasca persalinan biasanya menjadi waktu di mana orangtua baru beradaptasi dengan adanya bayi yang membutuhkan perhatian ekstra. Terutama untuk ibu menyusui. Biasanya ibu baru akan kurang waktu tidur maupun istirahat. Perubahan besar dalam keseharian dan gaya hidup sebagai orangtua baru bisa meningkatkan risiko baby blues.

Hal-hal lain yang dapat memicu baby blues pada ibu adalah:

  • Proses persalinan yang sulit, tidak semua persalinan berjalan mudah. Setelah melalui persalinan yang melelahkan dan masih harus beradaptasi mengurus bayi, ibu baru bisa stres dan mengalami baby blues
  • Proses menyusui tidak lancar, pertama kali menyusui bayi mungkin ibu kaget karena nyeri puting, bayi sulit mengisap, pembengkakan payudara, atau ASI yang sedikit
  • Adanya masalah dengan pasangan, adanya perubahan drastis dalam hubungan dengan suami bisa menimbulkan stres

 

Beberapa Contoh Baby Blues pada Ibu Baru

Contoh baby blues pada setiap ibu mungkin berbeda-beda. Beberapa hal yang dapat terjadi ketika ibu mengalami baby blues adalah:

1. Bosan, Sedih, Lelah Mengurus Bayi

Mungkin ibu baru tidak bisa mengatakan hal ini, tetapi contoh baby blues yang dialami seorang ibu salah satunya adalah bosan dengan keseharian baru merawat bayi. Pada ibu baru yang sebelumnya bekerja terutama, mungkin rutinitas ini terasa sangat berbeda. 

Merawat bayi bagi ibu baru yang belum memiliki pengalaman tentunya bukan sesuatu yang mudah. Apalagi jika dalam prosesnya, ibu tidak mendapat dukungan atau bantuan. Setiap hari harus siaga bangun beberapa kali di malam hari, kemudian di siang hari masih harus mengurus rumah di samping merawat bayi.

Hal ini bisa menyebabkan kelelahan luar biasa, tetapi tidak memiliki cukup waktu istirahat atau justru mengalami insomnia sehingga sulit mendapat tidur berkualitas. Ibu bisa merasa sangat kewalahan. Contoh baby blues pada situasi ini bisa tampak ketika ibu ikut menangis saat anak rewel karena merasa kecewa, kesal, dan berbagai emosi negatif bercampur menjadi satu.

2. Sensitif dan Mudah Marah

Contoh baby blues lainnya adalah bagaimana ibu bisa memarahi bayi tanpa sadar. Bayi mungkin rewel atau ketika baru dimandikan dan digantikan popoknya justru buang air besar. Akumulasi rasa lelah ini bisa menyebabkan ibu lebih sensitif, bahkan bisa memarahi bayi yang tidak mengerti apa-apa.

Pasangan pun bisa menjadi sasaran kemarahan. Ibu yang kelelahan semakin sensitif melihat suami yang mungkin kurang insiatif untuk membantu berbagai urusan rumah atau tidak banyak ikut mengurus bayi. Perasaan sedih, kecewa, dan lelah kemudian memicu kemarahan yang ditumpahkan pada suami.

3. Merasa Bersalah

Ibu bisa mengalami perasaan bingung ketika pulang ke rumah bersama bayi. Selama masa pemulihan di rumah sakit, biasanya ibu baru masih mendapat bantuan dari bidan maupun suster. Namun begitu pulang, mungkin ibu harus mengurus bayi sendirian tanpa bantuan kerabat. Ditambah kemungkinan lingkungan terdekat kurang perhatian dengan kondisi ibu dan adanya masalah lain, misalnya kesulitan menyusui bayi karena ASI sedikit.

Mungkin ibu kemudian harus memberikan susu formula karena sulit memberikan ASI atau mengutarakan keinginan menyewa jasa baby sitter, tetapi dikomentari orang-orang sekitar. Misalnya mengomentari kenapa memberikan susu formula, atau mengkritik keinginan mencari pengasuh dengan menganggap ibu malas, tidak mau mengurus anak.

Bagi ibu baru yang masih beradaptasi dengan keseharian merawat bayi, komentar-komentar ini tidak hanya menyinggung, tetapi juga menambah kebingungan. Contoh baby blues akibat situasi ini adalah ibu yang merasa bersalah karena seolah-olah tidak mampu merawat bayi dengan baik. Rasa bersalah juga bisa muncul karena ibu stres, tidak merasa bahagia setelah memiliki anak.

 

Baca Juga: Persiapan Menjadi Ibu Baru

 

Pertanyaan Seputar Contoh Baby Blues

Bagaimana Ciri-ciri Baby Blues pada Ibu?

Ciri-ciri baby blues bisa berbeda pada setiap ibu, secara umum biasanya yang tampak adalah:

  • Tampak sedih, lebih mudah cemas
  • Lebih sering menangis
  • Hilang selera makan
  • Sulit tidur, bahkan insomnia
  • Mudah kewalahan saat harus mengurus bayi
  • Lebih mudah tersinggung
  • Sulit konsentrasi atau mengambil keputusan

Gejala ini bisa muncul 2-3 hari setelah persalinan. Kebanyakan kasus baby blues akan hilang dengan sendirinya, dalam kurun waktu 10-14 hari. Namun jika perasaan sedih dan cemas tersebut bertahan hingga berminggu-minggu, segera konsultasikan ke dokter.

Apa Saja yang Tidak Boleh Ditanyakan pada Seorang Ibu Baru?

Kondisi fisik dan mental ibu yang baru melahirkan harus dijaga. Ada topik-topik sensitif yang mungkin terdengar biasa saja, tetapi untuk seorang ibu baru, bisa menimbulkan dampak negatif. Bahkan ucapan atau pertanyaan ini dapat memicu baby blues.

Beberapa pertanyaan yang harus dihindari adalah:

  • Apakah sudah siap olahraga?
  • Berapa berat badan sekarang? Sudah turun dari saat hamil?
  • Apakah ibu akan memberi ASI eksklusif?
  • Kapan siap hamil lagi? Kapan mau memberi adik?

Istri Saya Terkena Baby Blues, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Jika istri Anda mengalami baby blues, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah memberi dukungan. Sebagai suami, Anda bisa melakukan hal-hal ini untuk mendukung istri saat baby blues terjadi:

  • Lindungi istri dari komentar-komentar orang lain, jadilah ‘penjaga’ dengan selalu mendampingi istri ketika ada kerabat yang berkunjung 
  • Selalu tanyakan perasaan istri, berikan kesempatan istri mencurahkan isi hati
  • Bantu istri beristirahat, misalnya saat Anda libur, bawa bayi ke ruangan lain dan biarkan istri tidur sejenak 
  • Selalu sediakan waktu bersama istri, berikan banyak pelukan, perhatikan apa kebutuhan istri.

Walau umumnya baby blues akan hilang dengan sendirinya, Anda mungkin butuh bantuan dan saran dari tenaga medis profesional dalam menghadapinya. Silakan konsultasikan seputar baby blues dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. Baby Blues: How Long They Last and What You Can Do. https://www.healthline.com/health/baby-blues diakses 13 Desember 2022
  2. The Baby Blues After Pregnancy: Symptoms, Causes & Treatment. https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/baby-blues diakses 13 Desember 2022
  3. 3 Ciri Khas”Baby Blues” pada Ibu yang Baru Melahirkan. https://health.kompas.com/read/2016/09/27/080600223/3.ciri.khas.baby.blues.pada.ibu.yang.baru.melahirkan?page=all diakses 13 Desember 2022
  4. 12 Things Not to Say to a New Mom. https://www.thebump.com/a/worst-things-to-say-to-new-moms diakses 13 Desember 2022
  5. How to support your partner through the Baby Blues! https://www.burleighheadspsychology.com.au/post/how-to-support-your-partner-through-the-baby-blues diakses 13 Desember 2022
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare