Meningitis: Gejala dan Penyebab

Meningitis: Gejala dan Penyebab

Share

Kasus meningitis mulai terangkat pada epidemi menjangkit jemaah Haji dan orang-orang yang melakukan kontak dengan jemaah Haji. Laporan World Health Organization (WHO) pada 2002  menyatakan bahwa epidemi ini berasal dari Saudi Arabia selama penyelenggaraan haji pada Maret 2000.

Bagaimana gejala meningitis, dan apa cara terbaik untuk mengobati meningitis? Berikut rangkuman lengkap informasi seputar penyakit ini.

Apa Itu Meningitis?

Sederhananya, penyakit ini merupakan peradangan pada meninges, yaitu tiga membran yang berada pada saluran tulang belakang dan tengkorak yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Ketiga membran ini disebut dengan duramater, mater arachnoid, dan pia mater. Penyakit ini dapat disebabkan baik dari proses infeksi atau proses selain infeksi (non infeksi).

Tipe-Tipe Meningitis

Berikut ini beberapa tipe meningitis berdasarkan faktor penyebabnya, termasuk pula gejala-gejala yang timbul.

Bacterial Meningitis

Tipe ini ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan mempunyai dampak yang dapat mematikan dan membutuhkan penanganan segera. Wanita hamil rentan terserang meningitis akibat Listeria monocytogenes dan biasanya gejala hanya berupa demam dan gejala-gejala mirip flu, seperti rasa letih yang berlebihan (fatigue) dan nyeri otot

Beberapa vaksin, seperti vaksin MenB, DPT-HIB, pneumokokus, MMR, dan MenACWY dapat membantu mencegah seseorang terjangkit penyakit ini.

  1. Penyebab
  • Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyerang segala kelompok usia.
  • Group B Streptococcus, bakteri ini biasanya menyebabkan meningitis pada bayi baru lahir, bayi dan anak-anak, serta lansia.
  • Haemophilus influenzae, yang biasa menyerang bayi dan anak-anak, serta lansia.
  • Listeria monocytogenes, bakteri ini menyebabkan meningitis pada kelompok usia bayi baru lahir dan lansia.
  • Escherichia coli, bakteri ini hanya menyebabkan meningitis pada bayi baru lahir.

Selain itu, Mycobacterium tuberculosis, yang merupakan penyebab dari penyakit tuberkulosis, dapat juga menjadi penyebab meningitis yang disebut dengan tuberculosis meningitis. Kasus ini termasuk jarang, tetapi dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.

  1. Gejala

Secara umum, gejalanya termasuk demam, sakit kepala, dan leher kaku, dan gejala ini terjadi secara mendadak.

Gejala lain adalah mual, muntah, fotofobia (mata sensitif terhadap cahaya), perubahan kondisi mental (kebingungan).

Sedangkan, pada bayi baru lahir dan bayi dapat menunjukkan perilaku-perilaku seperti kelambanan atau tidak aktif, rewel, muntah, susah makan, ubun-ubun yang menonjol, dan refleks yang tidak normal.

 

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Bayi Sehat

 

Viral Meningitis

Disebabkan oleh infeksi virus, jenis ini dapat mengakibatkan dampak yang serius, tetapi tidak lebih parah daripada meningitis bakterial. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal dapat sembuh dengan sendirinya dan terdapat pula vaksin untuk mencegah penyakit ini.

  1. Penyebab
  • Virus mumps;
  • Virus Parechovirus;
  • Virus herpes (Herpesvirus), termasuk virus Eipstein-Barr, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, yang juga menyebabkan cacar air dan cacar ular.
  • Virus campak (measles);
  • Virus influenza;
  • Arbovirus, seperti west nile virus;
  • Lymphocytic choriomeningitis virus, virus yang menular lewat hewan pengerat.
  1. Gejala
Kelompok Gejala
Bayi
  • Demam;
  • Rewel;
  • Susah makan;
  • Mudah ngantuk atau sulit bangun dari tidur;
  • Letargi (kekurangan energi).
Anak-anak & Dewasa
  • Demam;
  • Sakit kepala;
  • Leher terasa kaku;
  • Fotofobia;
  • Mudah mengantuk atau sulit bangun dari tidur;
  • Mual;
  • Rewel atau mudah marah;
  • Muntah;
  • Letargi.

Fungal Meningitis

Penyakit ini dapat juga disebabkan oleh jamur, sekalipun jarang terjadi. Biasanya orang terjangkit jenis ini akibat menghirup spora jamur dari lingkungan sekitarnya. Orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, kanker, atau HIV mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjangkit jenis ini.

  1. Penyebab
  • Cryptococcus, yang ada di lingkungan di seluruh dunia;
  • Histoplasma, berada di lingkungan sekitar, terutama di tanah yang mengandung kotoran burung atau kelelawar;
  • Blastomyces, berada di tanah lembab dan pada kayu serta dedaunan yang membusuk;
  • Coccidioides, berada di tanah di bagian Barat Daya Amerika Serikat, bagian selatan di negara bagian Washington, sebagian Meksiko, dan Amerika Tengah dan Selatan;
  • Candida. Normalnya, jamur jenis ini hidup di dalam tubuh dan kulit Anda tanpa menyebabkan masalah apa pun. Namun, pada beberapa pasien yang berisiko, seperti pasien yang lama di ICU, dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, baru saja operasi, dan lainnya, candida dapat menyebabkan meningitis.

Jenis-jenis jamur penyebab meningitis berukuran mikroskopis dan tidak terlihat oleh mata telanjang. Biasanya, orang akan terinfeksi dengan cara menghirup spora jamur ini dan akan berkembang menjadi meningitis apabila infeksi jamur menyebar dari paru-paru ke otak atau sumsum tulang belakang. Fungal meningitis ini tidak menular antar manusia.

  1.  Gejala
  • Demam;
  • Sakit kepala;
  • Leher kaku;
  • Mual dan muntah;
  • Fotofobia;
  • Status mental yang berubah (kebingungan).

Parasitic Meningitis

Beberapa parasit dapat menyebabkan meningitis atau dapat mempengaruhi otak atau sistem saraf. Namun, tipe ini lebih jarang dibandingkan tipe yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Tipe ini disebut juga meningitis eosinofilik, meningoensefalitis eosinofilik, atau EM.

  1. Penyebab
  • Angiostrongylus cantonensis (neurologic angiostrongyliasis)
  • Baylisascaris procyonis (baylisascariasis, neural larva migrans atau migrasi larva ke otak atau sumsum tulang belakang)
  • Gnathostoma spinigerum (neurognathostomiasis)
  1. Gejala
  • Demam;
  • Sakit kepala;
  • Leher kaku;
  • Mual dan muntah;
  • Fotofobia;
  • Status mental yang berubah (kebingungan);

Pasien dengan EM yang disebabkan oleh A. cantonensis sering mengalami rasa tergelitik atau rasa sakit dan mungkin mengalami demam dengan suhu rendah.

 

Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

 

Amebic Meningitis

Disebut pula dengan Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM), jenis ini terjadi akibat infeksi Naegleria fowleri, yaitu amuba yang hidup di air hangat dan di tanah, tumbuh paling baik pada suhu lebih dari 46°C dan dapat bertahan pada waktu lebih pendek di suhu yang lebih tinggi daripadanya. Jenis ini termasuk jarang terjadi.

  1. Penyebab

Biasanya meningitis akibat infeksi Naegleria ini terjadi pada orang-orang yang berenang atau memasukkan kepala ke dalam sumber air di atas yang terinfeksi oleh parasit tersebut.

Amuba ini dapat ditemukan di:

  • Air tawar yang hangat, seperti danau dan sungai;
  • Air geothermal (air hangat yang natural), seperti sumber air panas;
  • Limbah cair yang hangat dari industri atau pembangkit listrik;
  • Sumber air minum geotermal yang tidak terawat;
  • Kolam renang dan tempat rekreasi sejenisnya;
  • Air keran;
  • Air dari mesin pemanas;
  • Tanah.
  1. Gejala

Pada tahap-tahap awal penyakit, gejala-gejala PAM sama dengan gejala-gejala bacterial meningitis dan gejala ini muncul dari hari pertama hingga hari kedua belas setelah infeksi. Gejala awal dapat termasuk:

  • Sakit kepala;
  • Demam;
  • Mual dan muntah.
  • Gejala-gejala berikutnya termasuk:
  • Leher kaku;
  • Status mental yang berubah (kebingungan);
  • Kurangnya perhatian kepada orang-orang dan lingkungan sekitar;
  • Kejang;
  • Halusinasi;
  • Koma.

Setelah awal gejala ini, penyakit akan berkembang dengan cepat dan biasanya mengakibatkan kematian hanya dalam kurun waktu sekitar 5 hari atau berkisar dari satu hingga 18 hari.

Meningitis Non-Infeksi

Ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan meningitis selain infeksi-infeksi di atas, yang disebut juga dengan meningitis non-infeksi.

  1. Penyebab
  • Kanker;
  • Systemic lupus erythematosus (lupus);
  • Cedera kepala;
  • Operasi otak;

Obat-obatan tertentu. Obat-obat yang paling umum dilaporkan mengakibatkan meningitis adalah nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), yaitu obat anti radang dan yang biasa untuk menurunkan demam, dan beberapa antibiotik, seperti trimethoprim atau sulfamethoxazole.

  1. Gejala
  • Demam;
  • Sakit kepala;
  • Leher kaku;
  • Mual dan muntah;
  • Fotofobia;
  • Status mental yang berubah (kebingungan).

Komplikasi Meningitis

Kebanyakan orang dapat sembuh sepenuhnya dari meningitis, tetapi penyakit ini juga dapat mengarah pada komplikasi yang serius dan bersifat jangka panjang, bahkan dapat membahayakan nyawa. Sekitar satu dari dua atau tiga yang bertahan dari bacterial meningitis mengalami satu atau lebih masalah permanen.

Beberapa komplikasi yang paling umum terkait penyakit ini adalah sebagai berikut:

  • Berkurangnya kemampuan mendengar, dapat sebagian, dapat pula seluruhnya. Pasien biasanya akan diarahkan untuk melakukan tes pendengaran setelah beberapa minggu untuk melihat adanya masalah;
  • Tekanan intrakranial (area sekitar otak) dari cerebral edema (penumpukan cairan otak) yang diakibatkan oleh cairan intrasel di dalam otak. Faktor penyebabnya adalah perkembangan cerebral edema yang menyebabkan peningkatan permeabilitas (perpindahan cairan) pada blood-brain barrier (pembuluh darah mikro pada sistem saraf pusat);
  • Hidrosefalus (penumpukan cairan di rongga otak sehingga kepala membengkak);
  • Komplikasi pada serebrovaskular (otak dan pembuluh darah);
  • Focal neurologic deficit (masalah pada saraf, sumsum tulang belakang, atau fungsi otak)
  • Kejang yang berulang (epilepsi);
  • Gangguan pada ingatan dan konsentrasi;
  • Koordinasi, pergerakan, dan masalah keseimbangan;
  • Kesulitan belajar dan masalah perilaku;
  • Berkurangnya daya penglihatan, dapat terjadi sebagian atau seluruhnya.

Pertanyaan Seputar Meningitis

Siapa yang Rentan Terkena Meningitis?

Orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:

  • Orang yang tidak melengkapi vaksinasi yang direkomendasikan pada masa kanak-kanak atau pada masa dewasa;
  • Viral meningitis terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun, sedangkan bacterial meningitis terjadi secara umum pada remaja yang berusia di bawah 20 tahun;
  • Orang yang tinggal di komunitas terbuka, seperti di asrama, mes militer, anak-anak di tempat penitipan anak, dan sebagainya;
  • Wanita hamil karena kehamilan meningkatkan risiko infeksi bakteri listeria penyebab meningitis;
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, seperti pada pasien AIDS, alkoholik, diabetes, penggunaan obat-obat imunosupresan, dan lainnya. Pengangkatan limpa (splenektomi) juga dapat meningkatkan risiko;
  • Usia ekstrim (usia di bawah 25 tahun atau di atas 74 tahun);
  • Paparan dari area endemik, seperti Amerika Serikat bagian Barat Laut pada bakteri cocci dan Amerika Serikat bagian Timur Laut pada penyakit Lyme)
  • Bakteri endokarditis;
  • Penderita tumor ganas atau kanker;
  • Defek dura (kelainan pada jaringan luar yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang);
  • Sickle cell anemia, yaitu bentuk abnormal pada hemoglobin yang membuat sel darah merah menjadi kaku dan berbentuk seperti sabit.

Bisakah Meningitis Dicegah?

Penyakit ini dapat dicegah dengan cara pemberian vaksinasi. Maka, penting bagi Anda untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru tentang vaksin. Menjaga pola hidup yang sehat, dengan cara beristirahat cukup dan menghindari kontak dengan orang yang tengah sakit juga dapat menjadi langkah pencegahan.

 

Baca Juga: Ketahui 5 Jenis Vaksin Haji dan Biayanya

 

Apakah Meningitis Harus Dioperasi?

Meningitis tidak harus dioperasi. Pengobatan akibat bakteri harus dilakukan di rumah sakit mengingat kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius dan membutuhkan pengawasan ketat. Pengobatan ini terdiri dari:

  • Antibiotik yang disuntikkan langsung ke pembuluh darah vena;
  • Cairan yang dimasukkan langsung ke pembuluh darah untuk mencegah dehidrasi;
  • Oksigen apabila terdapat kesulitan dalam bernapas;
  • Obat steroid untuk meringankan pembengkakan di sekitar otak.

Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk beberapa hari, tapi ada juga yang membutuhkan waktu hingga beberapa minggu. Untuk viral meningitis dengan gejala yang ringan, pengobatan dapat dilakukan di rumah karena tipe ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa masalah serius.

Dokter umumnya menganjurkan pasien untuk istirahat lebih banyak, mengkonsumsi obat pereda nyeri untuk sakit kepala atau rasa sakit lain, dan mengkonsumsi obat anti mual untuk mual atau muntah. Tentu saja, apabila gejala meningitis memburuk, pasien butuh memeriksakan diri ke dokter.

Seberapa Besar Kemungkinan Sembuh dari Meningitis?

Meningitis yang disebabkan oleh virus atau viral meningitis biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, terutama dengan pasien yang memiliki kekebalan tubuh yang baik. Namun, meningitis yang disebabkan oleh infeksi lain akan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit tersebut membutuhkan pengawasan ketat dandapat membahayakan nyawa apabila tidak ditangani dengan cepat. Berikut adalah angka kematian pada kasus meningitis berdasarkan bakteri yang menginfeksi pasien:

  • Streptococcus pneumoniae meningitis sebesar 17,9%;
  • Neisseria meningitidis meningitis sebesar 10,1%;
  • Group B Streptococcus meningitis sebesar 11,1%;
  • H. Influenza meningitis sebesar 7%;
  • Listeria Monocytogenes meningitis sebesar 18,1%.

Jika Anda memiliki orang terkasih yang membutuhkan pengobatan untuk menangani meningitis, Anda bisa menghubungi layanan medical assistance KavaLink dari Kavacare. Dapatkan rekomendasi rumah sakit dan dokter terbaik untuk menangani meningitis, baik di dalam maupun luar negeri. Konsultasi gratis hari ini dengan menghubungi nomor Whatsapp 0857 8000 8707.

Sumber:

  1. Bacterial Meningitis. https://www.cdc.gov/meningitis/bacterial.html diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  2. Meningitis. https://www.cdc.gov/meningitis/index.html diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  3. Meningitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459360/ diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  4. Meningitis. https://www.nhs.uk/conditions/meningitis/ diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  5. Meningococcal Disease. https://www.cdc.gov/meningococcal/about/prevention.html diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  6. Panduan Deteksi dan Respon Penyakit Meningitis Meningokokus. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/E-book_PANDUAN_DETEKSI_RESPON_MM-signed.pdf diakses pada tanggal 7 Februari 2023
  7. A Rare Complication of Trimethoprim-Sulfamethoxazole: Drug Induced Aseptic Meningitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4992527/ diakses pada tanggal 7 Februari 2023

 

dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare