Transplantasi Hati: Prosedur, Risiko, dan Estimasi Biaya [2024]

Transplantasi Hati: Prosedur, Risiko, dan Estimasi Biaya [2024]

Share

Prosedur transplantasi hati merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pasien dengan kerusakan hati yang permanen. Sebagai organ yang vital, hati berfungsi membersihkan berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Kehilangan sebagian atau seluruh fungsi hati dapat berakibat sangat fatal bagi kesehatan tubuh. 

Bagaimana prosedur transplantasi hati, dan berapa estimasi biaya yang dibutuhkan untuk menjalaninya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Transplantasi Hati?

Transplantasi hati adalah prosedur operasi untuk mengganti hati yang gagal atau hati yang sakit dengan sebagian hati dari donor yang sehat dan berfungsi normal.

Prosedur ini terbukti dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan penyakit hati akut dan kronis. Prosedur ini dapat mengembalikan kesehatan, gaya hidup normal pasien, serta dapat meningkatkan harapan hidup hingga 15 tahun.

Kapan Membutuhkan Transplantasi Hati?

Transplantasi hati biasa dilakukan untuk menangani kegagalan hati akut dan kronis, seperti dalam kondisi berikut ini:

  • Gagal hati akut (fulminant hepatic failure), penyakit ini terjadi ketika hati yang sehat mengalami cedera parah yang mengakibatkan hati tidak berfungsi secara normal. Ada berbagai hal yang dapat mengakibatkan kegagalan hati akut, tetapi penyebab paling umum adalah overdosis asetaminofen (misalnya Tylenol), infeksi virus, tertelan zat toksik seperti jamur beracun, atau reaksi obat tertentu.
  • Gagal hati kronis, yaitu kondisi kerusakan hati permanen akibat cedera berulang yang terjadi dalam waktu bertahun-tahun dan bahkan beberapa dekade. Tahap akhir dari kerusakan ini adalah sirosis dan mengakibatkan hati tidak bisa lagi menyembuhkan diri sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan transplantasi hati.

Sedangkan di bawah ini adalah beberapa kondisi yang menjadikan kontraindikasi dari transplantasi hati:

  • Memiliki penyakit jantung atau paru-paru yang parah;
  • Memiliki penyakit immunodeficiency syndrome (AIDS);
  • Aktif mengonsumsi alkohol atau pengguna obat-obatan terlarang;
  • Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau kanker hati atau perihilar cholangiocarcinoma (kanker ganas di hati) yang bersifat metastatis (menyebar);
  • Syok septic atau sepsis (gangguan aliran darah akibat infeksi) yang tidak ditangani;
  • Abnormalitas anatomi hati yang membuat transplantasi hati tidak mungkin dilakukan;
  • Extra-hepatic malignancy (kanker di luar hati), kecuali jika pasien telah dinyatakan bebas dari tumor selama lebih dari dua tahun dengan kemungkinan kambuh yang rendah;
  • Hemangiosarcoma (kanker agresif yang berasal dari pembuluh darah);
  • Fulminant hepatic failure (gagal hati akut);
  • Kurangnya dukungan psikososial dan penyakit psikologis yang parah;
  • Hipertensi pulmonalis (paru-paru) yang parah.

Persiapan Sebelum Transplantasi Hati

Untuk mempersiapkan prosedur transplantasi hati ini, biasanya pasien akan melewati beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Evaluasi

Pasien akan melalui berbagai pemeriksaan untuk melihat seberapa parah penyakit hati yang diderita pasien dan memastikan tubuh pasien cukup sehat untuk transplantasi.

Tahap ini akan melibatkan koordinator rumah sakit, asisten transplantasi, apoteker, ahli gizi, terapis fisik dan okupasional, dokter ahli hepatologi, dokter bedah transplantasi, dokter ahli nefrologi (masalah ginjal), radiolog, dan dokter ahli penyakit menular.

2. Masa Pencarian Donor

Ketika pasien telah dinyatakan sesuai sebagai kandidat transplantasi hati, maka pasien perlu mencari donor, yang biasanya berasal dari keluarga sendiri. Hingga saat ini, Indonesia belum menyediakan pendonor, sehingga pasien  sendiri yang harus mencari donor.

3. Tahap Screening

Dokter akan menilai kesesuaian antara pasien dengan pendonor. Jika sesuai, pihak rumah sakit akan menghubungi pasien apabila transplantasi siap untuk dilakukan.

layanan kavalink, berobat ke luar negeri, konsultasi berobat ke luar negeri

Bagaimana Prosedur Transplantasi Hati?

Prosedur transplantasi hati adalah operasi besar yang membutuhkan waktu antara enam hingga dua belas jam. Pasien akan diberikan anestesi umum yang membuat pasien tertidur selama operasi.

Beberapa selang akan dipasangkan pada pasien, bahkan akan dibiarkan beberapa hari setelah operasi. Selang ini termasuk:

  • Kateter intravena (IV) di pembuluh darah di tangan atau lengan untuk memasukkan cairan dan obat-obatan ke tubuh pasien;
  • IV di pembuluh darah di leher atau paha pasien untuk mengawasi tekanan darah dan mengambil sampel darah;
  • Selang yang melekat pada ventilator mekanis yang diletakkan melalui mulut dan trakea (saluran udara dari tenggorokan ke paru-paru). Ventilator ini akan mengembangkan paru-paru pasien secara mekanis untuk memastikan pasien tetap bernapas selama operasi;
  • Selang di perut untuk mengalirkan darah dan cairan keluar dari hati;
  • Selang NGT yang dimasukkan lewat hidung ke perut untuk mengalirkan sekret dari perut pasien dan akan tetap dibiarkan selama beberapa hari hingga usus bekerja normal kembali;
  • Kateter di kemih untuk mengalirkan urin keluar.

Sebagai awal operasi, dokter akan membuat sayatan panjang di sepanjang perut untuk memberikan akses ke hati. Kemudian, secara hati-hati dokter memisahkan hati dan menutup pembuluh darah dan saluran empedu yang berhubungan dengan hati.

Organ hati yang baru dan sehat akan dipasangkan dan disambungkan kembali dengan pembuluh darah serta  saluran empedu pasien. Setelah menutup luka sayat ini, pasien akan dimasukkan ke Intensive Unit Care (ICU).

Pascaprosedur Transplantasi Hati

Setelah operasi, biasanya pasien akan ditempatkan di Intensive Care Unit (ICU) untuk mendapatkan pengawasan saksama selama beberapa hari.

Pengawasan ini termasuk pengawasan terhadap detak jantung, tekanan darah, pemeriksaan tekanan lain-lain, frekuensi pernapasan, dan tingkat oksigen. Untuk pemeriksaan ini, pasien dapat tinggal di rumah sakit selama satu hingga dua minggu.

Dokter biasanya akan memasangkan tabung di tenggorokan pasien sehingga pasien dapat bernapas dengan bantuan ventilator hingga pasien dianggap dapat bernapas sendiri. Tabung ini biasanya akan ditempatkan selama beberapa jam atau beberapa hari, tergantung kondisi pasien.

Dokter juga biasanya akan memasangkan selang plastik tipis yang dimasukkan ke hidung pasien ke perut untuk membuang udara yang tertelan hingga usus berfungsi normal kembali. Pada tahap ini, pasien tidak dapat makan dan minum hingga selang diangkat.

Sampel darah dibutuhkan untuk memeriksa hati baru yang telah ditransplantasi. Pemeriksaan juga dilakukan pada ginjal, paru-paru, dan sistem sirkulasi darah. Pasien akan diberikan intravena (IV) drips (infus) untuk membantu mengatur tekanan darah dan jantung pasien, serta untuk mengendalikan masalah perdarahan. 

Setelah selang napas dan perut diangkat dan kondisi pasien dinyatakan stabil, pasien diperbolehkan untuk minum cairan dan secara bertahap akan bisa mengkonsumsi makanan padat sesuai petunjuk dokter.

Pasien akan diberikan obat anti-penolakan organ dan akan diawasi secara saksama untuk memastikan pasien mendapatkan dosis yang tepat dan campuran obat yang tepat. Dokter juga biasanya akan meresepkan antibiotik.

Ketika dokter menganggap pasien telah siap, pasien dapat dipindahkan dari ICU ke ruang rawat inap. Pasien biasanya akan dapat bergerak secara bertahap hingga turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan, serta mulai bisa mengkonsumsi makanan padat lebih banyak.

Tim transplantasi hati akan mengajarkan pasien dan keluarga mengenai perawatan di rumah.

 

Dapatkan Layanan Perawatan Pasca ICU di Rumah

 

Pertanyaan Seputar Transplantasi Hati

1. Bisakah Hidup Normal Setelah Transplantasi Hati?

Anda dapat hidup normal setelah transplantasi hati, bahkan tingkat kesuksesan transplantasi hati cukup tinggi, antara 85% dan 90%.

Tingkat harapan hidup setelah transplantasi hati mencapai 75% setelah 5 tahun dan 53% setelah 20 tahun. Biasanya, Anda akan dapat kembali menjalani aktivitas keseharian Anda setelah 6-12 bulan setelah operasi.

2. Berapa Lama Hati Beregenerasi Setelah Didonorkan?

Hati biasanya dapat meregenerasi diri setelah pengangkatan bagian yang didonorkan. Biasanya, hati akan kembali pada ukuran normal dalam waktu 6-8 minggu.

Proses kesembuhan Anda akan diawasi dengan saksama lewat kontrol rutin ke dokter dan tes laboratorium.

3. Apa Efek Samping Transplantasi Hati?

Pasien sebaiknya menghubungi dokter apabila mengalami gejala berikut:

  • Demam, yang biasanya terjadi sebagai tanda penolakan tubuh atau infeksi;
  • Kemerahan, bengkak, atau perdarahan atau keluarnya cairan lain dari lokasi luka sayat;
  • Rasa sakit yang berlebihan pada lokasi luka sayat, yang bisa jadi merupakan tanda lain dari infeksi atau penolakan tubuh;
  • Muntah atau diare;
  • Perdarahan;
  • Jaundice (kuning di kulit dan mata).

4. Berapa Biaya Transplantasi Hati?

Biaya transplantasi hati yang pernah dilakukan di Indonesia berkisar 900 juta rupiah. Di luar negeri seperti Singapura, estimasi biaya untuk transplantasi hati adalah 250.000 – 260.000 SGD atau  2,9 milyar – 3 milyar rupiah.

Di Korea Selatan, prosedur ini membutuhkan biaya sekitar 280 juta – 300 juta won (3,3 milyar – 3,5 milyar rupiah). Sementara itu, biaya transplantasi hati di India berkisar 2,25 juta – 3,05 juta rupee (439 juta – 594 juta rupiah). Ini menjadikan India sebagai salah satu destinasi transplantasi hati dengan biaya terendah di antara negara-negara tujuan medis lainnya.

5. Di Mana Bisa Melakukan Transplantasi Hati?

Beberapa rumah sakit di dunia menyediakan layanan prosedur transplantasi hati. Rumah sakit tersebut antara lain:

Di Indonesia sendiri, belum ada regulasi resmi terkait pelaksanaan prosedur ini. Sejauh ini, prosedur yang sudah terlaksana merupakan hasil kerja sama dengan pihak rumah sakit luar negeri. Rumah sakit dalam negeri yang pernah bekerja sama untuk melaksanakan prosedur ini antara lain RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI).

Jika Anda ingin menemukan rumah sakit yang tepat untuk mendapatkan prosedur transplantasi hati, Anda bisa berkonsultasi gratis dengan tim medical travel facilitator KavaLink dari Kavacare.

Dapatkan rekomendasi rumah sakit dan dokter terbaik di dalam maupun luar negeri. Susun rencana berobat Anda hari ini bersama KavaLink dengan menghubungi Whatsapp di nomor 0811-1446-777.

Sumber:

  1. Liver Transplant. https://transplantsurgery.ucsf.edu/conditions–procedures/liver-transplant.aspx diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  2. Liver Transplantation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559161/ diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  3. Transplant Center: Preparing for a Liver Transplantation. https://ufhealth.org/transplant-center/preparing-liver-transplant diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  4. Liver Transplantation. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8111-liver-transplantation diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  5. Liver Transplant. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/liver-transplant diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  6. What to Expect As A Liver Donor. https://www.hopkinsmedicine.org/transplant/programs/liver/living-donor-liver-transplant/what-to-expect.html diakses pada tanggal 8 Maret 2023
  7. Transplantasi Hati. https://www.rscm.co.id/index.php?XP_webview_menu=0&pageid=152&title=Transplantasi%20Hati diakses pada 26 Juni 2023
  8. WHAT IS LIVER TRANSPLANT SURGERY?. https://www.yashodahospitals.com/liver-transplant-cost-in-india/  diakses 29 April 2024
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare