6 Jenis Pemanis Buatan dan Fakta Dibaliknya

6 Jenis Pemanis Buatan dan Fakta Dibaliknya

  • Post category:Gizi
Share

Penggunaan pemanis buatan adalah hal umum. Hampir setiap makanan dan minuman dalam kemasan menggunakan pemanis buatan. Tidak hanya sebagai tambahan pada makanan atau minuman kemasan, kini semakin beragam pula jenisnya untuk alternatif penggunaan gula.

Pemanis buatan bisa berasal dari bahan-bahan kimia yang diproses di laboratorium. Ada pula yang dibuat dari gula tetapi melalui proses sintetis tertentu. Selain itu, ada juga yang berasal dari tumbuhan yang secara alami memiliki rasa manis dan diproses lebih lanjut agar semakin manis. 

Ada berbagai jenis pemanis buatan yang digunakan untuk memperkuat rasa atau menggantikan gula. Berikut ragam jenis yang paling umum digunakan.

1. Stevia

pemanis buatan, stevia
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Stevia

Stevia adalah pemanis buatan yang berasal dari tanaman asal Amerika Selatan. Tanaman bernama asli Stevia rebaudiana ini dikenal pula dengan nama sweetleaf atau sugar leaf.Sebelum diproses, tanaman stevia memiliki rasa 30 kali lebih manis dari gula. Rasa manis ini meningkat drastis setelah stevia diolah. Stevia yang telah melalui proses pengolahan bisa terasa 250-300 kali lebih manis dari gula.

Walau rasanya bisa jauh lebih manis dari gula, stevia memiliki nol kalori. Selain itu karena rasanya lebih manis, biasanya penggunaan stevia pada makanan dan minuman tidak perlu terlalu banyak.

2. Xylitol

pemanis buatan, xylitol
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Xylitol

Xylitol merupakan gula alkohol alami. Kandungan xylitol secara alami antara lain bisa ditemukan pada buah beri-berian dan jagung. Rasa manis xylitol mirip dengan gula, bedanya kandungan kalorinya jauh lebih rendah.

Pada satu sendok teh xylitol hanya terdapat 9 kalori. Indeks glikemiknya pun lebih rendah. Selain itu, xylitol juga dapat mencegah bakteri penyebab plak menempel pada gigi, sehingga jenis pemanis buatan ini juga bisa melindungi gigi.

 

Baca Juga: 6 Alternatif Pengganti Gula, Tetap Manis dan Sehat!

 

3. Truvia

pemanis buatan, truvia
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Truvia

Truvia adalah pemanis buatan turunan stevia yang sudah diolah. Biasanya truvia digunakan sebagai pemanis pada produk seperti roti, kue kering, serta pemanis minuman.

Komposisi lain juga ditambahkan pada truvia, seperti gula alkohol jenis erythritol dan perasa alami.

Karena merupakan produk turunan stevia, truvia juga mengandung nol kalori.

4. Aspartam

pemanis buatan, aspartam
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Aspartam

Aspartam adalah pemanis buatan rendah kalori. Tingkat kemanisannya mencapai 200 kali lebih manis dari gula. Aspartam sering digunakan dengan dicampur pada pemanis lainnya atau berbagai komponen makanan, terutama untuk mengurangi rasa pahit serta meningkatkan cita rasa secara umum.

Aspartam termasuk pemanis yang telah puluhan tahun digunakan sebagai pengganti gula atau pemanis tambahan. Penggunaan aspartam bisa tetap memberikan rasa manis dan mengurangi asupan gula.

5. Sakarin

pemanis buatan, sakarin
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Sakarin

Sakarin adalah salah satu pemanis buatan yang banyak digunakan. Kandungan kalorinya lebih rendah dari gula dan populer sebagai pemanis pengganti gula pada masakan. Sakarin juga banyak digunakan untuk makanan dan minuman dalam kemasan seperti jus, permen, selai, jeli, dan kue kering.

Tingkat kemanisan sakarin sekitar 200-700 kali lebih manis dari gula, dengan kalori yang lebih rendah.

6. Sucralose

pemanis buatan, sucralose
Infografis Kavacare – Pemanis Buatan Sucralose

Sucralose atau Splenda adalah jenis pemanis buatan terbaru yang semakin populer. Sucralose sebenarnya terbuat dari gula, tetapi telah melewati proses khusus sehingga setelah dikonsumsi, sebagian besar sucralose tidak akan dicerna dan disimpan oleh tubuh.

Pertanyaan Seputar Pemanis Buatan

Apa Bedanya Gula Alami dengan Pemanis Buatan?

Berbeda dengan gula, sebagian besar pemanis buatan adalah produk sintetis atau dibuat dari bahan-bahan kimia. Beberapa di antaranya dibuat dari bahan-bahan alami seperti jenis tanaman tertentu.

Pemanis buatan memiliki kalori yang sangat rendah atau bahkan tidak mengandung kalori, berbeda dengan gula. Walau tidak mengandung kalori atau kalorinya lebih rendah, pemanis buatan bisa 200-700 kali lebih manis dari gula.

Kebanyakan pemanis artifisial memiliki rasa manis jauh melebihi gula, sehingga tidak perlu digunakan terlalu banyak. Ini juga menjadi pembeda karena untuk mencapai rasa manis yang sama, Anda memerlukan jumlah gula yang lebih banyak dibandingkan pemanis buatan.

 

Baca Juga: Mulut Terasa Manis? Kenali Penyebab dan Penanganannya

 

Berapa Batas Konsumsi Pemanis Buatan?

Walau memiliki kadar kalori yang lebih rendah dari gula, bukan berarti Anda boleh mengonsumsi pemanis artifisial dalam jumlah berlebih. Setiap pemanis buatan juga memiliki batas konsumsi yang dianjurkan.

Berikut batas konsumsi dari beberapa pemanis buatan.

  • Stevia: Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas maksimal konsumsi stevia per hari adalah 4 miligram per kilogram dari berat badan total. Artinya jika berat Anda 50 kilogram, maka maksimal mengonsumsi 200 miligram stevia per hari
  • Xylitol: Jumlah maksimal xylitol yang aman dikonsumsi orang dewasa adalah 10-30 gram per hari. Sementara pada anak-anak, konsumsi xylitol maksimal 45 gram per hari
  • Truvia: Asosiasi Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menganjurkan konsumsi truvia setiap harinya tidak lebih dari 4 miligram per kilogram berat badan total
  • Aspartam: Jumlah maksimal aspartam yang aman dikonsumsi dalam sehari adalah 50 miligram per kilogram dari berat badan total. Namun studi terbaru menunjukkan jika sebaiknya aspartam dikonsumsi tidak lebih dari 20 miligram per kilogram berat badan total setiap harinya
  • Sakarin: Batas konsumsi aman sakarin dalam sehari adalah 5 miligram per kilogram dari berat badan total
  • Sucralose: Dianjurkan tidak melewati batas konsumsi aman sucralose per hari, yaitu 5 miligram per kilogram berat badan total. Sebagai perbandingan, satu kemasan sucralose merek Splenda mengandung 12 miligram sucralose.

Bisakah Pemanis Buatan Membantu Diet?

Mulanya pemanis artifisial banyak digunakan oleh orang-orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan serta perlu mengontrol kadar gula darah. Namun hasil temuan terbaru menunjukkan jika pemanis buatan tidak dianjurkan dalam peruntukkan kontrol berat badan atau diet.

Walau kalorinya jauh lebih rendah dari gula, hasil penelitian tersebut menemukan jika penggunaan pemanis buatan tidak menunjukkan manfaat signifikan dalam mengurangi lemak pada tubuh anak maupun orang dewasa. Bahkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, justru menimbulkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan meningkatkan risiko kematian.

Untuk diet, cara yang lebih baik adalah mengontrol konsumsi gula secara umum. Pilih makanan dan minuman yang secara alami mengandung gula. Hindari pula makanan dan minuman dengan gula berlebih.

 

Baca Juga: Amankah Mengonsumsi Makanan Berpengawet?

 

Lakukan diet sehat dan tepat untuk mencapai bentuk tubuh ideal dalam kondisi yang prima. Bijak dalam konsumsi pemanis artifisial adalah salah satu caranya. Selain itu Anda juga bisa berkonsultasi seputar diet pada dokter ahli gizi.

Konsultasi dengan ahli gizi melalui layanan homecare Kavacare. Hubungi Kavacare Support di nomor Whatsapp 0811 1446 777 untuk mendapatkan layanan medis lainnya yang Anda butuhkan di rumah.

SUMBER:

  1. Artificial sweeteners and other sugar substitutes. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/artificial-sweeteners/art-20046936 diakses 29 Agustus 2023
  2. Pemanis Buatan, Mana yang Aman? https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/pemanis-buatan-mana-yang-aman diakses 29 Agustus 2023
  3. Gula Palsu Berbahaya bagi Kesehatan Jantung. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2539/gula-palsu-berbahaya-bagi-kesehatan-jantung diakses 29 Agustus 2023
  4. Facts About Sugar and Sugar Substitutes. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/facts-about-sugar-and-sugar-substitutes diakses 29 Agustus 2023
  5. Artificial Sweeteners. https://www.uab.edu/shp/nutritiontrends/recipes-food-facts/food-facts/artificial-sweeteners diakses 29 Agustus 2023
  6. What to Know About Saccharin. https://www.webmd.com/diet/what-to-know-saccharin diakses 29 Agustus 2023
  7. The Truth About Aspartame Side Effects. https://www.healthline.com/health/aspartame-side-effects diakses 29 Agustus 2023
  8. Sucralose (Splenda): Good or Bad? https://www.healthline.com/nutrition/sucralose-good-or-bad diakses 29 Agustus 2023
  9. Truvia vs. Stevia: What’s the Difference? https://www.healthline.com/health/food-nutrition/stevia-truvia-difference diakses 29 Agustus 2023
  10. Health Benefits of Stevia vs. Sugar? https://www.sutterhealth.org/ask-an-expert/answers/health-benefits-of-stevia-vs-sugar diakses 29 Agustus 2023
  11. Everything You Need to Know About Aspartame. https://foodinsight.org/everything-you-need-to-know-about-aspartame/ diakses 29 Agustus 2023
  12. Is Stevia Safe? https://www.eatingwell.com/article/290579/is-stevia-safe/ diakses 29 Agustus 2023
  13. Xylitol: Uses, effects, and possible benefits. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324155 diakses 29 Agustus 2023
  14. 9 Sugar Substitutes for Type 2 Diabetes. https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/diet/sugar-substitutes-for-diabetes/ diakses 29 Agustus 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare