Perhatikan 7 Tanda Lansia Malnutrisi

Perhatikan 7 Tanda Lansia Malnutrisi

  • Post category:Lansia / Gizi
Share

Anda membutuhkan asupan gizi yang seimbang, terutama jika Anda berada dalam proses penuaan karena seluruh aktivitas sel atau metabolisme dalam tubuh memerlukan semua asupan gizi ini. Di sisi lain, perubahan biologis pada lansia dapat mempengaruhi penyerapannya. Hal ini dapat memicu kondisi lansia malnutrisi, di mana mereka tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Penting untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda lansia malnutrisi. Berikut penjelasan selengkapnya.

Apa Itu Kondisi Malnutrisi?

Malnutrisi adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan pada asupan energi dan/atau nutrisi pada seseorang. Malnutrisi ini terbagi menjadi dua kategori umum, yaitu:

  1. Kekurangan nutrisi (undernutrition), yang mencakup:
    • Stunting, yaitu hambatan pertumbuhan tinggi seseorang berdasarkan usia
    • Wasting, yaitu hambatan pertumbuhan berat badan berdasarkan tinggi badan
    • Berat badan kurang, yaitu kurangnya berat badan berdasarkan usia
    • Kekurangan mikronutrien atau insufisiensi, yaitu kurangnya vitamin dan mineral penting.
  2. Kelebihan nutrisi (overnutrition), yang ditandai dengan kelebihan berat badan, obesitas, dan penyakit tidak menular terkait makanan, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker.

 

Baca Juga: Gizi dan Makanan yang Baik untuk Tulang dan Sendi

 

Kategori Lansia

Menurut WHO, ada empat tahapan lansia, yaitu:

  • Usia pertengahan (middle age) yang berusia 45-59 tahun;
  • Lanjut usia (elderly) yang berusia 60-74 tahun;
  • Lanjut usia tua (old) yang berusia 75-90 tahun;
  • Usia sangat tua (very old) yang berusia lebih dari 90 tahun.

Sedangkan menurut Departemen Kesehatan, klasifikasi lansia terdiri dari:

  • Pra lansia, yang berusia 45-59 tahun;
  • Lansia, yang berusia 60 tahun atau lebih;
  • Lansia risiko tinggi, yang berusia 60 tahun lebih yang mempunyai masalah kesehatan;
  • Lansia potensial, yang masih produktif dalam kegiatan sehari-hari dan menghasilkan barang dan jasa;
  • Lansia tidak potensial, yang tidak mempunyai pemasukan sendiri dan bergantung pada orang lain.

Namun, menurut Suzanne Valentine-French dalam buku Lifespan Development: A Psychology Perspective, lansia terbagi menjadi 3 kategori yaitu:

Young-old

Kategori usia ini adalah lansia dengan usia yang berkisar antara usia 65 hingga 84 tahun. Periode waktu ini juga disebut sebagai ‘usia ketiga’ karena usia ini merupakan kelanjutan dari masa kanak-kanak sebagai usia pertama, lalu usia kerja dan parenting sebagai usia kedua. Usia ini adalah masa yang positif dan sebagai tahun-tahun keemasan pada masa dewasa karena mempunyai tanggung jawab yang lebih sedikit daripada tahap-tahap sebelumnya.

Orang pada usia ini juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam atensi, ingatan, dan intelegensi. Sementara itu, kelompok ini jarang membutuhkan perawatan jangka panjang, memiliki ketergantungan atau menjadi miskin, dan cenderung sudah menikah, bekerja demi kesenangan daripada pemasukan, dan hidup dengan mandiri.

Oldest-old

Kelompok usia ini disebut juga dengan usia keempat dan seringkali termasuk orang-orang yang mengalami penyakit kronis serius Misalnya, gagal jantung bawaan, pneumonia atau radang paru, infeksi saluran kemih, septicemia atau keracunan pada darah akibat infeksi bakteri, stroke, dan patah tulang di panggul.

Kelompok usia ini cenderung membutuhkan perawatan jangka panjang dan umumnya telah tinggal sendiri daripada bersama pasangan.

Centenarian

Merupakan kelompok lansia yang paling tua, yaitu berusia 100 tahun lebih, dan beberapa disebut juga dengan supercentenarian, yaitu yang berusia 110 tahun lebih. Kelompok usia ini paling banyak berada di Amerika Serikat, tetapi Jepang dan Italia mempunyai jumlah paling banyak per kapita.

Kebanyakan kelompok usia ini cenderung lebih sehat daripada kelompok lansia lain dan bahkan lebih sehat seiring dengan bertambahnya usia mereka. Sebanyak 25% dari kelompok usia ini mencapai usia 100 tahun tanpa penyakit kronis serius, seperti depresi, osteoporosis, penyakit jantung, gangguan pernapasan, atau demensia.

 

Baca Juga: Normalkah Demensia pada Lansia?

 

Tanda-tanda Lansia Malnutrisi

Kondisi malnutrisi dapat berbahaya bagi lansia. Kondisi ini dapat mempengaruhi setiap sistem pada tubuh lansia dan meningkatkan risiko penyakit dan komplikasi, yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Ada konsekuensi utama dari malnutrisi pada lansia adalah:

  • Fatigue (kelelahan) dan letargi (rasa letih yang hebat dan terus-menerus);
  • Jatuh;
  • Kesulitan untuk batuk, sehingga meningkatkan risiko infeksi dada;
  • Gagal jantung;
  • Kecemasan dan depresi;
  • Mengurangi kemampuan melawan infeksi.

Untuk mencegah dampak terburuk pada lansia, Anda perlu mengetahui tanda-tanda lansia malnutrisi. Berikut ini adalah 7 tanda malnutrisi pada lansia yang perlu Anda perhatikan:

1. Mudah Lelah dan Kurang Energi

Nutrisi merupakan sumber energi seseorang, maka malnutrisi akan mengarah pada rasa mudah lelah dan energi yang berkurang, terutama bagi lansia dengan kemampuan fisik yang telah menurun.

2. Nafsu Makan Berkurang

Lansia mengalami perubahan pada fisik seiring usia. Hal ini juga memengaruhi nafsu makan mereka. Nafsu makan lansia berkurang bisa jadi karena perubahan sitokin (senyawa kimia penghubung antar sel dalam sistem kekebalan tubuh), glukokortikoid (hormon steroid yang berpengaruh pada metabolisme nutrisi), insulin, dan faktor-faktor pertumbuhan insulin.

3. Berat Badan Berkurang

Masalah malnutrisi pada lansia juga dapat menyebabkan berkurangnya berat badan lansia tanpa alasan yang jelas atau tanpa kesengajaan menurunkan berat badan. Hal ini akan tampak pada pakaian, perhiasan, atau gigi palsu yang menjadi longgar seiring waktu.

4. Otot Melemah

Kekurangan nutrisi juga dapat menyebabkan otot lansia melemah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan bangkit dari kursi, menyisir rambut, mengangkat barang dari tempat tinggi, atau menjatuhkan sesuatu. Melemahnya otot lansia ini juga dapat meningkatkan risiko jatuh.

5. Sistem Kekebalan Tubuh Menurun

Ketika lansia mengalami malnutrisi, kekebalan tubuh mereka dapat menurun sehingga lansia menjadi lebih sering sakit dan masa kesembuhan menjadi lebih lama daripada biasanya.

6. Penurunan Kondisi Mental

Nutrisi juga merupakan makanan bagi otak, karena itulah malnutrisi dapat menyebabkan penurunan kondisi mental pada lansia, sehingga lansia bisa menjadi kebingungan dan mudah lupa.

7. Kedinginan

Asupan nutrisi akan membantu metabolisme tubuh Anda yang menghasilkan panas tubuh. Nutrisi ini juga akan mendorong menghasilkan hormon yang mengatur suhu badan. Ketika lansia mengalami malnutrisi, mereka akan merasa kedinginan dan mengalami kesulitan untuk menghangatkan diri.

 

 

Baca Juga: Bagaimana Menyusun Menu Ideal untuk Lansia?

 

Faktor-faktor Risiko Malnutrisi pada Lansia

Malnutrisi umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan makanan atau konsumsi makanan yang rendah nutrisi. Oleh karena itu, malnutrisi pada lansia dapat dicegah dengan cara mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi malnutrisi:

  • Perubahan seiring usia. Ketika usia bertambah, kemampuan indera untuk mencium aroma dan mengecap dapat berkurang, sehingga sulit bagi lansia untuk menikmati makanan dan membuat nafsu makan lansia berkurang.
  • Penyakit. Komplikasi pada satu penyakit, misalnya kanker atau adanya peradangan tertentu dapat berkontribusi pada perubahan bagaimana tubuh memproses nutrisi dan mengurangi nafsu makan.
  • Ketidakmampuan untuk makan. Ada beberapa kondisi, seperti kesehatan gigi yang buruk, berkurangnya kemampuan menggunakan peralatan makan, atau kesulitan mengunyah dan menelan yang dapat menyebabkan malnutrisi.
  • Demensia. Masalah memori atau perilaku akibat demensia atau penyakit Alzheimer dapat menyebabkan lansia lupa makan, kesulitan membeli bahan makanan, atau ketidakteraturan pada pola makan.
  • Obat-obatan yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi atau mempengaruhi nafsu makan lansia, seperti antibiotik, obat kemoterapi, obat darah tinggi, beberapa antidepresan, dan obat pereda nyeri yang kuat, seperti kodein dan morfin.
  • Pantangan dalam makan. Lansia yang mempunyai kondisi medis tertentu seringkali mempunyai pantangan dalam konsumsi makanan dan dapat membuat lansia kurang makan.
  • Pemasukan terbatas. Lansia merupakan kelompok usia dengan produktivitas menurun, termasuk masalah pemasukan. Hal ini akan membuat lansia kesulitan untuk membeli makanan sehat, terutama apabila mereka juga tengah menjalani pengobatan dengan biaya tinggi.
  • Kurangnya kontak sosial yang membuat lansia makan sendirian. Hal ini dapat membuat lansia tidak menikmati makanan dan mengurangi nafsu makan.
  • Akses pada makanan yang terbatas. Dengan kemampuan gerak yang terbatas, lansia bisa saja mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan sehat.
  • Konsumsi alkohol juga dapat mengakibatkan pola makan yang buruk dan keputusan yang tidak baik dalam konsumsi makanan. Selain itu, terlalu banyak alkohol dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Selain itu kondisi depresi, rasa duka, berkurangnya kesehatan fisik, kurangnya mobilitas, kesepian, dan faktor-faktor lain dapat membuat nafsu makan berkurang hingga menyebabkan malnutrisi pada lansia.

Ketika Anda merawat lansia, sangat penting untuk melihat tanda-tanda malnutrisi pada lansia untuk mencegah dampak kekurangan gizi pada mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang malnutrisi pada lansia, Anda dapat menghubungi layanan telekonsultasi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Tim kami juga dapat membantu perawatan lansia Anda di rumah.

Sumber:

  1. Masalah Gizi pada Lansia dan Cara Mengatasinya. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1226/masalah-gizi-pada-lansia-dan-cara-mengatasinya
  2. Malnutrition. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/malnutrition
  3. Konsep Lansia. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7261/4/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
  4. Lifespan Development: A Psychology Perspective. https://courses.lumenlearning.com/suny-lifespandevelopment/chapter/age-categories-in-late-adulthood/
  5. Diffuse Muscle Weakness. https://www.health.harvard.edu/decision_guide/diffuse-muscle-weakness
  6. Malnutrition and Older People. https://www.staffordshire.gov.uk/Advice-support-and-care-for-adults/Help-and-support-with-daily-living/Eating-and-drinking/Malnutrition-and-older-people-detailed-factsheet.aspx
  7. Malnutrition in Older People. https://www.bda.uk.com/resource/malnutrition-in-older-people.html
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare