6 Pilihan Makanan Booster ASI yang Mudah Didapat

6 Pilihan Makanan Booster ASI yang Mudah Didapat

Share

ASI adalah sumber nutrisi pertama bayi setelah dilahirkan. Maka penting untuk memastikan produksi ASI selalu lancar demi kecukupan kebutuhan gizi bayi. ASI yang lancar berkaitan erat dengan perkembangan bayi. Maka penting untuk memastikan produksi ASI tidak terganggu. Booster ASI juga diperlukan untuk menjaga asupan ASI.

Apa yang dikonsumsi ibu menyusui sangat mempengaruhi produksi ASI. Maka booster ASI tidak selalu harus dengan mengonsumsi suplemen, tetapi bisa juga dengan pemilihan makanan yang tepat.

Booster ASI bisa didapat dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berikut beberapa jenis makanan yang memiliki manfaat booster ASI.

1. Daging Sapi

Daging sapi mengandung protein, zat besi, dan vitamin B12. Nutrisi-nutrisi ini adalah gizi penting yang bisa membantu untuk booster ASI dan kesehatan ibu menyusui. Selain itu mengkonsumsi daging sapi juga bisa membantu pemulihan energi setelah melahirkan. Supaya lebih sehat, dianjurkan memilih daging sapi rendah lemak.

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan adalah sumber protein nabati. Protein nabati baik untuk booster ASI. Beberapa jenis kacang yang bisa dikonsumsi sebagai booster ASI adalah:

  • Almond, tinggi protein dan kalsium. Bisa juga dikonsumsi dalam bentuk susu almond.
  • Kacang arab atau chickpeas dikenal sebagai makanan untuk booster ASI di Timur Tengah. Kacang ini tinggi protein dan termasuk tanaman yang mengandung estrogen, sehingga berpotensi membantu produksi ASI.

3. Sayuran Berdaun Hijau

Sayur-sayuran berdaun hijau seperti selada, bayam, brokoli, tanaman alfalfa, dan kale mengandung berbagai nutrisi. Salah satunya adalah kalsium yang bermanfaat untuk mendukung produksi ASI. Jenis sayuran berdaun hijau juga mengandung fitoestrogen yang berpotensi sebagai booster ASI.

4. Telur

Telur termasuk bahan makanan yang baik untuk ibu menyusui. Telur memiliki kandungan protein yang tinggi. Nutrisi-nutrisi lainnya dalam telur adalah folat, vitamin D, iodin, selenium, kolin, dan omega-3. Karena kandungan nutrisi inilah telur baik dikonsumsi untuk mendukung produksi ASI dan melengkapi kebutuhan gizi ibu menyusui

5. Adas

Adas adalah tanaman yang seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan. Di Indonesia, yang lebih umum digunakan adalah bijinya. Namun di daerah Mediterania, mulai dari tunas, batang, hingga daun adas sering diolah menjadi sup atau masakan lainnya.

Adas mengandung jenis estrogen yang dapat ditemukan pada tanaman. Maka mengonsumsi adas berpotensi membantu produksi ASI.

6. Biji-bijian Utuh

Biji-bijian utuh seperti oat, barley, dan beras cokelat mengandung nutrisi yang berpotensi mendukung hormon-hormon produksi ASI. Biji-bijian utuh bisa diolah menjadi berbagai menu, misalnya dimasak sebagai pengganti nasi putih, diolah menjadi kue kering, dan sebagainya.

Booster ASI setiap ibu bisa berbeda-beda. Agar tahu asupan makanan booster yang paling tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan perawat maternity atau ahli gizi dari Kavacare.

Kandungan Gizi dan Manfaat ASI

Selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi dianjurkan mendapat asupan ASI eksklusif. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menganjurkan jika anak diberikan ASI hingga usia 2 tahun, disertai makanan pendamping sesuai perkembangan usianya.

Semakin lama bayi mendapat asupan ASI, maka semakin besar pula perlindungan yang didapat dari penyakit-penyakit yang bisa mengancam pertumbuhan. Menyusui juga bermanfaat untuk kesehatan ibu.

ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Berbagai komponen ASI bermanfaat besar untuk perkembangan dan kesehatan anak. Berikut berbagai kandungan gizi dan manfaat ASI.

  1. Protein: ASI mengandung dua jenis protein, yaitu whey (60%) dan kasein (40%). Jumlah protein yang seimbang ini membuat ASI cepat dan mudah dicerna tubuh bayi. Kandungan protein whey yang tinggi pada ASI juga lebih baik dalam melindungi bayi dari infeksi. Protein-protein lain yang ditemukan pada ASI adalah:
    • Lactoferrin, bermanfaat mencegah pertumbuhan bakteri jahat yang menyerap zat besi pada sistem pencernaan
    • Secretory IgA, bermanfaat mencegah infeksi virus dan bakteri pada bayi. Protein ini juga bisa melindungi bayi dari infeksi E. Coli dan berpotensi mengurangi risiko alergi
    • Lysozyme adalah enzim yang melindungi bayi dari infeksi bakteri E. Coli dan Salmonella. Enzim ini juga mendukung perkembangan bakteri-bakteri baik yang bisa mencegah inflamasi pada pencernaan.
  2. Lemak: ASI juga mengandung lemak yang penting untuk kesehatan bayi. Lemak dibutuhkan untuk perkembangan otak, penyerapan vitamin-vitamin tertentu, dan sumber kalori utama pada bulan-bulan awal pertama kehidupan. Asam lemak juga dibutuhkan untuk perkembangan otak, mata, dan sistem saraf.
  3. Vitamin: Jenis dan kadar vitamin dalam ASI berkaitan erat dengan asupan vitamin yang dikonsumsi oleh ibu. Maka penting bagi ibu menyusui mencukupi kebutuhan nutrisi, termasuk vitamin. Bayi membutuhkan vitamin-vitamin seperti A, C, D, E, dan K untuk perkembangan maupun kesehatannya. Maka selain sebagai booster ASI, dokter dan konsultan laktasi juga menganjurkan ibu menyusui tetap mengonsumsi suplemen vitamin yang diberikan di masa kehamilan.
  4. Karbohidrat: Karbohidrat utama yang ditemukan di dalam ASI adalah laktosa. Sekitar 40% dari total kalori ASI berasal dari laktosa. Laktosa membantu mengurangi bakteri jahat di saluran pencernaan. Dengan berkurangnya bakteri-bakteri yang merugikan ini, sistem pencernaan bayi bisa menyerap kalsium, fosfor, dan magnesium dengan baik. Maka laktosa juga bisa membantu melawan penyakit dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam pencernaan.

 

Baca Juga: 6 Pantangan Makanan Ibu Hamil, Penting Diketahui!

 

Gizi yang Diperlukan Ibu Menyusui

Selama menyusui, ibu membutuhkan kalori yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Ibu menyusui direkomendasikan mendapat asupan 330-440 kilokalori tambahan setiap harinya selama menyusui. Mencukupi kebutuhan gizi bisa menjadi booster ASI diproduksi dengan lebih optimal.

Berikut anjuran pemenuhan gizi yang diperlukan ibu menyusui.

  1. Protein: Saat menyusui, dianjurkan mengonsumsi 2-3 porsi protein setiap harinya. Satu porsi asupan protein sekitar 3-4 ons daging, ikan, atau daging ayam. Namun jika hendak mengonsumsi ikan, sebaiknya hindari ikan laut yang berisiko mengandung merkuri dalam jumlah tinggi seperti makarel dan ikan pedang.
  2. Kalsium: Ibu menyusui dianjurkan mendapat asupan kalsium sebanyak 1300 miligram per hari. Kalsium bisa didapatkan dari olahan susu. Saat mengonsumsi olahan susu ini, sebaiknya perhatikan label pada kemasan untuk mengetahui kandungan kalsium di dalamnya sehingga bisa diperkirakan jumlah kalsium yang telah dikonsumsi.
  3. Zat Besi: Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia. Pada ibu menyusui, anemia bisa menyebabkan berkurangnya produksi ASI dan kelelahan yang menghambat kelancaran menyusui. Pemberian suplemen zat besi sangat dianjurkan untuk mencegah anemia pada ibu menyusui. Untuk asupan zat besi per hari, ibu menyusui dianjurkan mencukupi angka 9 miligram per hari jika berusia di atas 19 tahun.
  4. Vitamin: Kebutuhan vitamin saat menyusui juga perlu diperhatikan. Ibu menyusui mungkin membutuhkan suplemen multivitamin dengan kandungan 100% angka kecukupan gizi (AKG) vitamin-vitamin yang diperlukan. 
  5. Kebutuhan Cairan: Produksi ASI juga berkaitan erat dengan asupan cairan. Ibu menyusui setidaknya wajib minum 8 gelas air putih dalam sehari. Tambahkan pula asupan cairan dalam bentuk jus, susu, kaldu, atau teh. Ibu menyusui harus waspada terhadap risiko dehidrasi. Untuk memastikan cukup asupan cairan, ibu menyusui bisa minum segelas air saat atau setelah menyusui. Jika cuaca sedang panas atau banyak beraktivitas, usahakan minum lebih banyak air.
  6. Kolin: Kolin adalah mikronutrien penting yang dibutuhkan ibu menyusui. Supaya pertumbuhan bayi optimal, ASI yang dikonsumsi harus mengandung cukup kolin. Kolin juga bermanfaat menjaga kekebalan tubuh ibu menyusui dan kesehatan sistem pencernaan. Bayi membutuhkan asupan kolin dari ASI untuk mendukung perkembangan jaringan. Dianjurkan ibu menyusui memenuhi asupan kolin 550 miligram per hari.
  7. Iodin: Iodin adalah komponen penting pada hormon tiroid dan memiliki pengaruh besar pada tumbuh kembang anak. Kekurangan asupan iodin bisa menghambat kinerja hormon tiroid yang kemudian berdampak pada perkembangan fisik, saraf, dan kecerdasan. ASI adalah sumber iodin utama untuk bayi. Maka kecukupan asupan iodin untuk anak sangat bergantung pada kadar iodin dalam ASI. Ibu menyusui dianjurkan mendapat asupan iodin sebanyak 290 nanogram per hari. Selain dari makanan, asupan iodin bisa didapat dari suplemen.

Selain makanan, ada banyak faktor yang menentukan produksi ASI. Selain booster ASI tentunya ibu menyusui harus menjaga kesehatan agar proses menyusui selalu lancar. Jika terjadi hambatan pada proses menyusui, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.

Hubungi kami di nomor 0811 1446 777 untuk mendapatkan telekonsultasi maupun kunjungan dokter ke rumah. Konsultasikan langsung seputar booster ASI dan permasalahan menyusui.

SUMBER:

  1. What’s in Breast Milk?. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/whats-in-breastmilk/ diakses 20 Agustus 2023
  2. Frequently Asked Questions (FAQs) | Breastfeeding. https://www.cdc.gov/breastfeeding/faq/index.htm diakses 20 Agustus 2023
  3. Ingin ASI Banyak? Konsumsi 5 Makanan Kaya Nutrisi Berikut Ini. https://promkes.kemkes.go.id/?p=8966 diakses 20 Agustus 2023
  4. Nutrition Tips for Breastfeeding Mothers. https://www.ucsfhealth.org/en/education/nutrition-tips-for-breastfeeding-mothers diakses 20 Agustus 2023
  5. Maternal Diet | Breastfeeding. https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/maternal-diet.html diakses 20 Agustus 2023
  6. Iron and Breastfeeding. https://www.lllc.ca/iron-and-breastfeeding diakses 20 Agustus 2023
  7. Effect of iron supplementation during lactation on maternal iron status and oxidative stress: A randomized controlled trial https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6866113/ diakses 20 Agustus 2023
  8. Feeding a Mixture of Choline Forms during Lactation Improves Offspring Growth and Maternal Lymphocyte Response to Ex Vivo Immune Challenges https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5537828/ diakses 20 Agustus 2023
  9. Iodine diakses 20 Agustus 2023
  10. Role of Iodine for Thyroid Function in Lactating Women and Infants https://academic.oup.com/edrv/article/43/3/469/6430367 diakses 20 Agustus 2023
  11. Foods to Increase Breast Milk Supply https://www.verywellfamily.com/foods-that-increase-breast-milk-supply-431598 diakses 20 Agustus 2023
  12. Eggs and breastfeeding https://www.egginfo.co.uk/egg-safety/advice-mums-and-babies/breastfeeding. diakses 20 Agustus 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare