Posisi Dorsal Recumbent: Definisi, Manfaat, dan Langkah

Posisi Dorsal Recumbent: Definisi, Manfaat, dan Langkah

  • Post category:Homecare
Share

Dalam menentukan posisi berbaring pasien, penting untuk memperhatikan kondisi dan keterbatasan gerak pasien. Salah satu posisi yang bisa diterapkan dengan berbagai tujuan dan pertimbangan adalah posisi dorsal recumbent.

Simak definisi, tujuan, manfaat, dan variasi posisi dorsal recumbent berikut ini.

Apa Itu Posisi Dorsal Recumbent?

Infografis Posisi Berbaring Dorsal Recumbent, posisi berbaring pasien
Infografis Posisi Berbaring Dorsal Recumbent – Kavacare

Posisi dorsal recumbent adalah posisi pasien telentang, di mana tubuh ditempatkan untuk berbaring dan punggung horizontal, dengan posisi kepala pasien yang sedikit naik, baik dengan bantuan bantal atau dengan menaikkan posisi kepala tempat tidur. 

Posisi ini penting dalam lingkungan medis karena sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan mendetail atau berbagai prosedur medis, salah satunya persalinan dan pemeriksaan ginekologi.

Dorsal recumbent dapat dilakukan dengan kaki yang ditekuk pada lutut, kedua kaki dibuka, atau lurus menempel pada permukaan tempat tidur, memberikan akses dan kenyamanan optimal pada pasien selama prosedur yang tengah dijalani. 

Kapan Posisi Dorsal Recumbent Digunakan?

Posisi ini umumnya digunakan untuk pemeriksaan dan prosedur medis yang melibatkan daerah perut dan panggul. Ini karena tenaga medis mendapatkan akses untuk memberikan penanganan pada medis dengan mudah. Beberapa indikasi utama posisi berbaring pasien ini digunakan, antara lain:

  • Pemeriksaan ginekologi: digunakan ketika memerlukan pemeriksaan panggul, pap smear, dan prosedur ginekologi lainnya, yang memungkinkan visualisasi organ panggul yang lebih baik.
  • Pemeriksaan urologi: membantu memeriksa sistem saluran kemih, terutama saat pemasangan kateter dan pemeriksaan kandung kemih.
  • Pemeriksaan perut: untuk mengevaluasi organ dan struktur perut, memfasilitasi palpasi (perabaan), perkusi (ketukan), dan auskultasi (mendengarkan suara dari dalam tubuh menggunakan stetoskop).
  • Prosedur bedah: seperti prosedur dan intervensi bedah kecil yang memerlukan akses lebih baik ke lokasi pembedahan.
  • Persalinan: dapat digunakan untuk menilai kemajuan proses persalinan.
  • Pemulihan setelah operasi: untuk meminimalkan tekanan pada luka sayat bekas operasi dan membantu proses pemulihan pasien.

Langkah-Langkah Posisi Dorsal Recumbent

Berikut ini cara menerapkan posisi telentang atau dorsal recumbent pada pasien:

  1. Pasien diinstruksikan untuk berbaring telentang pada permukaan yang rata dan sesuai, seperti meja pemeriksaan atau tempat tidur.
  2. Pasien kemudian diminta untuk menekuk lutut sambil menjaga kaki tetap rata di permukaan.
  3. Kaki dipisahkan dengan lembut untuk memberikan akses dan visibilitas yang lebih baik ke area panggul dan perut.
  4. Lengan pasien diposisikan miring atau dilipat di depan dada, berdasarkan kenyamanan dan persyaratan khusus dari prosedur atau pemeriksaan.
  5. Seprai atau tirai dipasang di atas pasien untuk menjaga privasi, dan penyesuaian apa pun dilakukan untuk mengoptimalkan kenyamanan pasien.
  6. Sepanjang penentuan posisi, pertahankan komunikasi dengan pasien dalam setiap langkah dan tanyakan sensasi apa pun yang mungkin mereka alami.

 

Baca Juga: 7 Alasan untuk Menjadi Perawat Homecare

 

Ragam Variasi Posisi Dorsal Recumbent

Terdapat posisi lain yang memiliki istilah berbeda namun memiliki kemiripan dengan posisi ini dan kerap disebut untuk menggantikan istilah dorsal recumbent, yaitu posisi supine atau telentang. Kedua posisi ini merupakan posisi yang menggunakan punggung sebagai bagian tubuh untuk berbaring. Akan tetapi, pada praktiknya, terdapat sedikit perbedaan pada kedua posisi tersebut.

Pada posisi supine, pasien berbaring telentang dengan tempat tidur yang berposisi lurus secara horizontal. Sedangkan pada posisi dorsal recumbent, selagi berbaring telentang, kepala dan bahu pasien sedikit terangkat. Baik menggunakan bantal sebagai penopang maupun dengan kepala tempat tidur yang sedikit ditinggikan, untuk memberikan kenyamanan lebih pada pasien.

Kontradiksi Penerapan Posisi Dorsal Recumbent

Biasanya posisi dorsal recumbent merupakan jenis posisi berbaring pasien yang nyaman dan aman. Akan tetapi, bila digunakan sebagai posisi istirahat dalam waktu yang lama bagi pasien yang terbaring di tempat tidur, maka besar kemungkinan akan timbul penekanan.

Gaya tekan ini merupakan faktor risiko terbentuknya ulkus dekubitus (luka baring) akibat terlalu lama tidak berganti posisi tubuh yang menempel pada tempat tidur.

Selain itu, bagi pasien yang memiliki gangguan pernapasan atau mengalami kesulitan bernapas, lutut yang tertekuk pada posisi berbaring pasien ini dapat meningkatkan tekanan pada diafragma sehingga berpotensi memperburuk kondisi kesulitan bernapas pada pasien.

Sedangkan bagi individu yang mengalami nyeri punggung bawah atau penyakit lutut dan pinggul, mempertahankan posisi ini terlalu lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau memperburuk rasa sakit akibat pembengkokan lutut dan posisi kaki.

Ada pula posisi berbaring pasien yang disebut litotomi, yang juga mirip dengan posisi dorsal recumbent di mana pasien berbaring telentang, namun kaki pasien yang dibuka diposisikan lebih tinggi dan ditempatkan pada sanggurdi supaya tenaga medis memiliki akses lebih leluasa ke area panggul. Posisi dorsal recumbent biasanya digunakan pada saat pemeriksaan nonbedah dan pemeriksaan fisik, sedangkan posisi litotomi kebanyakan digunakan pada saat prosedur pembedahan atau persalinan.

Hal-hal Penting saat Menggunakan Posisi Dorsal Recumbent

Tenaga medis harus memastikan untuk memodifikasi atau mengubah posisi pasien jika ditemukan ketidaknyamanan atau efek samping. Ini karena posisi tersebut berisiko menimbulkan luka baring.

Selain itu, terlalu lama berada dalam posisi dorsal recumbent juga dapat menyebabkan mati rasa pada beberapa pasien, terutama pasien dengan mobilitas terbatas atau gangguan sensasi. Posisi yang salah atau dipaksakan juga dapat menyebabkan ketegangan atau cedera. 

Komunikasikan selalu dengan ahli medis yang menangani kondisi Anda mengenai apa saja yang Anda rasakan, sehingga tenaga medis profesional dapat menentukan posisi berbaring pasien yang paling tepat untuk Anda.

Apabila Anda memerlukan bantuan perawatan di rumah, tenaga medis tepercaya Kavacare siap membantu Anda. Segera hubungi kami di  0811-1446-777 untuk berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan jasa home care oleh perawat medis profesional dan berpengalaman.

Sumber:

  1. Anatomy, Patient Positioning – StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513320/. Diakses 29 Desember 2023.
  2. Recumbent Position: What Is It, Variations, and More | Osmosis. https://www.osmosis.org/answers/recumbent-position. Diakses 29 Desember 2023.
  3. What is the Dorsal Recumbent Position? (2023). https://www.respiratorytherapyzone.com/dorsal-recumbent-position/. Diakses 29 Desember 2023.
  4. Dorsal Recumbent Position |Definition |Uses |Image – Nurseship.com. https://nurseship.com/dorsal-recumbent-position/. Diakses 29 Desember 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare