Skoliosis: Penyebab, Gejala, dan Rekomendasi RS

Skoliosis: Penyebab, Gejala, dan Rekomendasi RS

Share

Pernah mendengar kondisi di mana tulang belakang melengkung seperti huruf S? Ini adalah skoliosis, suatu gangguan tulang belakang. Jika ditangani segera dengan tepat, kondisi ini dapat sembuh dan tidak mengganggu penderitanya. Ketahui informasi seputar skoliosis hingga rumah sakit rekomendasi untuk berobat masalah tulang belakang ini.

Apa Itu Skoliosis?

Skoliosis adalah sebuah kondisi yang membuat tulang belakang melengkung ke samping. Biasanya tulang belakang orang yang mengalami kondisi ini akan terlihat seperti huruf C atau S. Lengkungan ini dapat terjadi di kedua sisi tulang dengan lokasi yang berbeda-beda.

Skoliosis perlu segera mendapatkan perawatan jika lengkungannya lebih dari 10 derajat pada anak-anak usia 10 tahun ke bawah. Sementara untuk anak usia 10 tahun ke atas perlu perawatan intensif jika lengkungannya lebih dari 20 derajat. Kelainan tulang ini umumnya menyerang remaja dan lansia, yang mana mempengaruhi 2-4% populasi remaja.

Kebanyakan kasus bersifat idiopatik atau tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, faktor keturunan, cacat lahir, cedera atau infeksi pada tulang belakang bisa menjadi penyebabnya. Meskipun jarang terjadi, skoliosis juga dapat disebabkan oleh penyakit cerebral palsy dan kelainan sum-sum tulang belakang.

Faktor Risiko Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang umum terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko orang mengalaminya:

  • Usia: Skoliosis lebih sering menyerang anak-anak atau remaja, dan lansia.
  • Gender atau jenis kelamin: Walaupun menyerang semua jenis kelamin, tetapi wanita lebih berisiko terserang skoliosis daripada laki-laki.
  • Genetik: Apabila ada keluarga yang mengalami skoliosis, ini akan meningkatkan risikonya.
  • Kelainan kongenital: Kelainan ini disebabkan oleh kelainan tulang belakang sejak dalam dalam kandungan. Kelainan ini terjadi akibat dari gagalnya segmentasi atau pembentukan tulang belakang saat masa perkembangan janin di dalam rahim.

Gejala Skoliosis

Kebanyakan kasus skoliosis ringan tidak memiliki gejala yang spesifik. Namun, orang yang memiliki kelainan tulang ini dapat terlihat dari perubahan postur tubuh. Berikut tanda-tanda postur tubuh yang bisa Anda amati jika anak atau keluarga tercinta mengalami kondisi ini:

  • Bahu bagian atas terlihat tidak rata.
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
  • Pinggang tampak tidak rata.
  • Salah satu sisi pinggul tampak lebih tinggi dari yang lain.
  • Adanya tonjolan pada salah satu sisi punggung ketika tengah membungkuk.
  • Pakaian akan terlihat tidak pas saat dipakai.

Pada beberapa kasus, terutama orang dewasa akan mengalami sakit punggung. 

 

Baca Juga: Fisioterapi untuk Sakit Punggung: Gerakan Latihan

 

Diagnosis Skoliosis

Untuk mendiagnosis penyakit kelainan tulang ini, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Dokter mungkin juga akan menanyakan masalah medis lain yang dapat menyebabkan lengkungan pada tulang belakang seperti cedera.

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti:

  • Melakukan pengukuran tinggi badan. Pemeriksaan tinggi badan ini berguna untuk memantau pertumbuhan tulang dan perkembangan lengkungan skoliosis.
  • Memeriksa gaya berjalan pasien. Gaya berjalan pasien digunakan untuk mengamati kekuatan dan keseimbangan penderita skoliosis. Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta untuk berjalan jinjit, berjalan dengan tumit, hingga melompat dengan satu kaki,
  • Melakukan pemeriksaan bentuk kaki. Dokter akan melakukan pemeriksaan bentuk kaki untuk mendiagnosis penyebab skoliosis. Bentuk kaki yang melengkung tinggi kemungkinan besar memiliki hubungan dengan kelainan neurologis seperti kelainan sum-sum tulang belakang seperti tumor dan penyakit Charcot-Marie-Tooth.
  • Inspeksi kulit. Dokter akan mengamati apakah ada bintik-bintik di ketiak yang menunjukkan neurofibromatosis. Dokter juga akan mengamati kulit punggung, jika ada bercak berbulu dapat diindikasi adanya dysraphism atau fusi tidak sempurna pada tulang belakang. Salah satunya adalah myelomeningo atau kelainan bawaan di mana tulang punggung tidak menutup sebelum lahir.
  • Melakukan penilaian pubertas.
  • Memeriksa neurologis. Pemeriksaan ini termasuk tes motorik, sensorik, dan refleks pada kelompok otot di bagian ekstremitas bawah, punggung, serta dada.
  • Pemeriksaan simetri bahu dan krista iliaka. Dokter juga akan melakukan pengamatan terhadap kontur bahu apakah simetris atau asimetris. Selain itu, dokter juga akan mengamati tingkat lesung pipit yang dibuat oleh spina iliaka. Di mana ini menjadi salah satu penyebab kelengkungan pada tulang belakang.
  • Tes membungkuk. Pada tes ini pasien diminta untuk berdiri lalu membungkuk ke depan dengan lutut lurus dan telapak tangan dirapatkan pada tubuh.

Selain itu, dokter akan melakukan rontgen. Tes ini berguna untuk mengevaluasi dan mengukur kurva atau lengkungan tulang belakang. Informasi ini dapat membantu dokter menentukan tingkat keparahannya serta menentukan pengobatan yang efektif.

Terapi atau Penanganan Skoliosis

Perawatan atau penanganan skoliosis tergantung pada tingkat keparahan kurva atau lengkungan tulang belakang. Anak-anak yang memiliki lengkungan ringan tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, perlu untuk pemeriksaan rutin guna mengetahui apakah lengkungan itu semakin memburuk seiring pertumbuhan mereka.

Jika lengkungan tulang semakin memburuk, dokter mungkin akan menyarankan beberapa tindakan berikut.

Brace atau Penyangga

Penanganan skoliosis menggunakan brace atau penyangga biasanya dilakukan pada anak-anak. Pasalnya tulang belakang anak-anak masih dalam masa pertumbuhan. Sehingga penggunaan penyangga dapat mencegah kurva tulang semakin memburuk. Penggunaan penyangga atau brace ini tidak menyembuhkan atau mengembalikan tulang belakang ke posisi normal.

Jenis penyangga yang digunakan biasanya terbuat dari plastik yang dibentuk sesuai dengan tubuh anak. Saat dipakai, penyangga ini dapat disembunyikan di dalam baju. Bahkan tak akan terlihat karena dipasang di bawah lengan dan sekitar tulang rusuk, punggung bawah, dan pinggul. Namun, penggunaan penyangga dapat membatasi ruang gerak anak.

Biasanya penyangga ini akan dikenakan selama 13-16 jam sehari. Pemasangan brace ini dapat dihentikan jika tidak ada perubahan kurva atau pada saat anak telah menyelesaikan pertumbuhannya. Pada umumnya anak perempuan menyelesaikan pertumbuhan di usia 14 tahun dan laki-laki di umur 16 tahun. Namun, hal ini dapat berbeda pada setiap anak.

Operasi Skoliosis

Apabila kondisi lengkung tulang bertambah parah, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi. Tindakan ini dapat membantu meluruskan lengkungan dan mencegahnya bertambah buruk.

Berikut beberapa pilihan operasi bedah skoliosis yang mungkin akan disarankan oleh dokter.

  • Fusi Tulang Belakang. Dengan prosedur ini ahli bedah akan melakukan penyambungan dua atau lebih ruas tulang belakang yang berdekatan. Di mana tindakan bedah ini dapat membantu mengurangi kelengkungan kurva.
  • Implan Batang Expanding. Jika lengkungan tulang belakang pada anak memburuk, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan operasi implan batang. Di mana pada prosedur ini ahli bedah akan memasang satu atau dua batang logam pada tulang belakang. Batang tersebut akan diperluas atau diperpanjang setiap 3-6 bulan sekali.
  • Vertebral Body Tethering (VBT). Prosedur ini dilakukan untuk anak skoliosis yang tak kunjung membaik meski telah menggunakan penyangga. Ahli bedah akan memasang tali atau kabel yang fleksibel untuk membantu tulang belakang tegak seiring pertumbuhan anak.

Terapi Fisik

Terapi fisik akan direkomendasikan untuk penderita skoliosis di usia dewasa. Terutama jika kelainan tulang belakang ini terjadi akibat skoliosis degeneratif yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Terapi fisik seperti berenang, lari, dan melakukan peregangan setiap pagi dapat memperkuat otot.

Komplikasi Penyakit Skoliosis

Kelainan tulang belakang ini dapat menyebabkan beberapa dampak yang signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup penderitanya, seperti:

  • Dapat menyebabkan masalah pernapasan jika pasien menderita kondisi yang parah.
  • Adanya rasa nyeri pada punggung bagian bawah. Rasa nyeri ini dapat terjadi terus-menerus.
  • Penderita mungkin akan mengalami kerusakan pada saraf atau tulang belakang jika lengkungan tidak diatasi.

 

Baca Juga: Gizi dan Makanan yang Baik untuk Tulang dan Sendi

 

Pertanyaan Umum Mengenai Skoliosis

Berikut ini pertanyaan yang sering ditanyakan tentang penyakit kelainan tulang belakang skoliosis.

Apa yang terjadi jika skoliosis dibiarkan?

Apabila kelainan ini tidak ditangani kemungkinan yang terjadi yakni lengkungan atau kurva skoliosis akan semakin parah. Pada anak-anak di usia 10 tahun ke bawah jika kurva lebih dari 10 derajat dan usia lebih dari 10 tahun kurvanya lebih dari 20 derajat maka akan sangat mengkhawatirkan. Sebab, kondisi ini bisa semakin buruk seiring bertambahnya usia mereka.

Jika kondisinya semakin parah bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti kesulitan bernapas hingga kebocoran cairan tulang belakang. Bahkan bisa membuat menimbulkan kerusakan pada tulang belakang karena skoliosis degeneratif.

Di Mana Bisa Mengobati Skoliosis?

Skoliosis dapat ditangani dengan melakukan konsultasi ke dokter spesialis ortopedi. Rekomendasi rumah sakit untuk berobat masalah ortopedi yaitu:

  1. Bangkok Hospital, Thailand
  2. Mount Elizabeth Hospital, Singapura
  3. Loh Guan Lye Specialists Centre, Malaysia

Untuk informasi seputar rencana berobat skoliosis atau biaya bedah ortopedi di rumah sakit luar negeri, Anda bisa menghubungi KavaLink. KavaLink merupakan layanan medical travel facilitator yang akan membantu Anda berobat di luar negeri. Anda akan mendapatkan perhitungan estimasi biaya berobat, janji temu dokter, hingga booking akomodasi selama berobat. Hubungi KavaLink di nomor Whatsapp 0857-8000-8707 dan mulai konsultasi gratis hari ini!

 

Referensi: 

  1. Mayo Clinic. 2023. Scoliosis. Diakses 31 Agustus 2023 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/scoliosis/diagnosis-treatment/drc-20350721 
  2. NHS. 2023. Scoliosis. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.nhs.uk/conditions/scoliosis/ 
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1681540122_789702.pdf 
  4. AANS. Scoliosis. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Scoliosis 
  5. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease. 2023. Scoliosis in Children and Teens: Diagnosis, Treatment, and Steps to Take. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.niams.nih.gov/health-topics/scoliosis/diagnosis-treatment-and-steps-to-take#header
  6. Cleveland Clinic. 2019. Adult Scoliosis. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15837-adult-scoliosis#outlook–prognosis 
  7. WebMD. 2019. What’s the Treatment for Scoliosis?. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.webmd.com/back-pain/treatment-for-scoliosis
  8. MedlinePlus. Scoliosis. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://medlineplus.gov/ency/article/001241.htm 
  9. OrthoInfo. Nonsurgical Treatment Optionts for Scoliosis. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://orthoinfo.aaos.org/en/treatment/nonsurgical-treatment-options-for-scoliosis/ 
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare