Wajarkah Serangan Panik pada Lansia?

Wajarkah Serangan Panik pada Lansia?

Share

Mengalami situasi tertentu yang membuat kita merasa takut, panik, atau sekadar gelisah, merupakan hal yang wajar terjadi dalam perjalanan hidup kita. Namun demikian, ada beberapa faktor yang dapat mengubah kondisi tersebut menjadi masalah kronis seiring berjalannya waktu, sehingga dapat mengganggu kualitas hidup yang kita jalani. 

Perubahan fase hidup yang cukup drastis, mungkin dapat membuat orang-orang yang Anda cintai rentan mengalami serangan panik. Terlebih jika mereka telah memasuki masa pensiun dan masih menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru.

Dalam artikel ini, tim Kavacare akan mengulas beberapa hal yang penting untuk Anda ketahui mengenai serangan panik pada lansia.

Mengapa Lansia Mengalami Serangan Panik?

Serangan panik merupakan munculnya rasa takut dan tidak nyaman secara tiba-tiba yang bisa meningkat dan mencapai puncaknya hanya dalam waktu beberapa menit saja. Perasaan ini biasanya diiringi oleh gejala seperti berkeringat, jantung berdebar, sensasi tercekik atau sesak napas, pusing, hingga hilang kesadaran. Jika hal ini berulang kali terjadi, maka dapat dikatakan sebagai gangguan panik.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab mengapa orang-orang mengalami serangan panik akibat kecemasan yang berlebihan, di usianya yang telah lanjut.

Kehilangan Pasangan Hidup

Menurut psikiater gerontologi Knoxville, Tennessee, Dr. Melanie Hunt, ketika seseorang kehilangan orang yang telah menghabiskan waktu seumur hidupnya bersama, mereka akan merasa ada bagian diri mereka yang diamputasi. Tingkat kehilangan ini dapat menyebabkan dampak psikologis yang mengganggu kesehatan fisik, seperti kehilangan minat untuk beraktivitas secara normal, turunnya nafsu makan, dan naiknya perasaan putus asa. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi otak dan memicu respons panik. 

Selain itu, bila pasangan yang meninggal telah menderita sakit dalam waktu yang lama, pasangan yang ditinggalkan akan merasa gagal merawat dan mencegah kematian itu datang. Pikiran seperti itu dapat berujung pada obsesi mental dan emosional, hingga menyebabkan sulit tidur, cemas, dan panik.

Pada mereka yang berusia lanjut, kehilangan pasangan hidup seperti ini dapat menyebabkan kardiomiopati terkait stres, juga dikenal sebagai “sindrom patah hati”.

Masalah Kesehatan yang Gagal

Normal bagi lansia untuk merasa takut dan tidak menentu, ketika mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan usia. Beberapa kondisi medis menahun atau kronis, bahkan dapat menimbulkan kecemasan dan karenanya terkadang, menjadi beberapa faktor risiko kesehatan mental. 

Seseorang yang memiliki komorbiditas, alias satu atau lebih masalah kesehatan yang terjadi bersamaan, dapat mengalami peningkatan kecemasan saat gejala baru muncul. Penyakit seperti penyakit jantung dan kondisi kardiovaskular lainnya, penyakit paru obstruktif kronis, insomnia, penyakit tiroid, dan diabetes, dapat meningkatkan gejala kecemasan dan membuat pasien merasa tidak nyaman secara keseluruhan. Sedangkan penyakit yang menyebabkan penurunan kognitif, seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, dan demensia juga dapat menyebabkan pasien mengalami serangan panik, disorientasi, agitasi, dan stres.

Selain penyakit-penyakit itu sendiri, kombinasi efek samping yang dihasilkan berbagai macam pengobatan dapat menyebabkan gangguan metabolisme, detak jantung, hingga serangan panik. Hal ini dapat menyebabkan efek bola salju ketidakstabilan fisik, emosional, dan mental pada penderita berbagai macam penyakit tersebut.

 

Baca Juga: Perawatan Parkinson: Perhatikan 5 Hal Berikut

 

Depresi Lansia

Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya depresi pada lansia. Transisi dari hidup mandiri menjadi hidup dengan kebutuhan akan bantuan orang lain dapat menyebabkan timbulnya gejala depresi, seperti perubahan suasana hati dan perilaku, kelelahan fisik, dan berkurangnya minat pada aktivitas hidup sehari-hari. 

Refleksi pada berbagai ingatan masa lalu ini sering terjadi di kemudian hari; yang mungkin mengingatkan pada kenangan trauma masa lalu yang belum ditangani. Tidak adanya komunitas yang mendukung akibat kondisi kesehatan yang terbatas juga dapat menimbulkan perasaan kecewa yang berlangsung secara terus-menerus. 

Dengan penurunan kemampuan fisik dan kehilangan teman atau keluarga, perasaan takut dapat menjadikan lansia merasa seperti terasing. Ketika lansia mengalami depresi masa tua, seringkali hal tersebut merupakan kondisi yang menumpuk secara akumulatif atau bertahap. 

Tanda-tanda Serangan Panik pada Lansia

Serangan kecemasan dan panik biasanya muncul dalam berbagai bentuk dan gejala yang menyertainya pun menjadi beragam karenanya. Berikut ini merupakan beberapa bentuk jenis kecemasan.

Gangguan Kecemasan Umum

Jenis ini disebut juga dengan generalized anxiety disorder (GAD). Pada jenis ini, penderita akan merasakan kekhawatiran secara terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Lansia yang mengalami gangguan kecemasan ini akan mengalami kesulitan tidur, rileks, berkonsentrasi, dan mudah terkejut. 

Gangguan Stres Pasca-Trauma

Atau post traumatic stress disorder (PTSD). Gangguan ini mengacu pada serangan panik yang disebabkan oleh trauma masa lalu. Pernah bertugas di zona perang, mengalami insiden yang sangat mengerikan, atau menjadi korban pelecehan, merupakan penyebab terjadinya PTSD. 

Serangan panik yang dipicu oleh gangguan stres pasca-trauma biasanya disebabkan oleh ingatan akan peristiwa traumatis atau adanya rangsangan apa pun terkait dengan peristiwa tersebut, misalnya aroma atau objek tertentu. Merupakan hal normal bagi penderita PTSD untuk menarik diri dari masyarakat sebagai cara untuk melindungi diri dari ingatan atas peristiwa traumatis tersebut.

Gangguan Panik

Gangguan panik adalah kemunculan berulang dan tak terduga dari gelombang rasa takut atau tidak nyaman secara tiba-tiba yang bisa mencapai puncaknya dalam beberapa menit. Beberapa gejalanya dapat berupa:

  • Palpitasi
  • Jantung berdebar
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Sensasi sesak napas 
  • dan sebagainya.

 

Baca Juga: Apa Itu Serangan Panik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

 

Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan ini terjadi ketika seseorang merasa sangat cemas dan kewalahan dalam situasi sosial, baik pribadi maupun publik, seperti berbicara di telepon, menjalankan tugas di depan umum, atau dalam kegiatan kelompok. Lansia yang merasakan gangguan ini mungkin ingin menarik diri dari aktivitas yang memerlukan bentuk interaksi apa pun dengan orang lain.

Secara umum, orang dari segala usia, tidak terkecuali lansia, biasanya menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang sama, antara lain:

  • Perasaan gemetar dan panik
  • Kesulitan bernapas, berkeringat, dan mual
  • Pusing atau merasa pusing
  • Masalah pencernaan dan nyeri dada
  • Sakit kepala dan kebingungan
  • Masalah mata dan penglihatan
  • Ketegangan otot, nyeri, dan kelelahan
  • Pikiran irasional
  • Mudah lupa
  • Mudah marah/tersinggung
  • Menghindari aktivitas, tempat, orang, bahkan pikiran yang memicu kecemasan
  • Perubahan berat badan, nafsu makan, atau kebiasaan makan
  • Gangguan tidur
  • Tidak ingin keluar rumah, menarik diri, dan mengasingkan diri
  • Pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

Menangani Serangan Panik pada Lansia

Ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat menangani serangan panik pada lansia. Penting untuk mempertimbangkan nutrisi yang tepat, hidrasi, dan aktivitas rutin sebagai bagian dari rencana perawatan yang komprehensif. Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan gaya hidup sehat dengan strategi berobat yang tepat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 

Berkonsultasilah dengan dokter ahli untuk membicarakan perencanaan penanganan orang tercinta Anda. Resep umum untuk kecemasan atau depresi usia lanjut mungkin termasuk antidepresan, benzodiazepin, atau beta-blocker. Penting untuk mencatat suplemen herbal apa pun yang juga dikonsumsi bersamaan dengan obat yang diresepkan. 

Jika terdapat efek samping yang membahayakan, segera beritahu dokter. Beberapa obat tidak dapat dihentikan secara tiba-tiba dan mungkin memerlukan pengawasan dokter untuk penyesuaian ke tingkat yang dapat ditoleransi. Dokter mungkin juga akan merujuk pasiennya ke terapis untuk hasil yang lebih optimal.

Terapi

Beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk menangani serangan panik atau kecemasan pada lansia, di antaranya adalah:

  • Terapi perilaku kognitif, yaitu upaya untuk mengubah pola pikir pasien terhadap kecemasan.
  • Terapi kelompok, yaitu upaya mengumpulkan sekelompok lansia dengan gangguan serupa untuk bersama-sama menyembuhkan dan menemukan tujuan hidup dalam mengikuti sesi secara aktif.
  • Terapi dukacita, juga dikenal sebagai konseling kesedihan, yang berfokus pada trauma kehilangan untuk para lansia.

 

Baca Juga: 5 Langkah Mengatasi Stress pada Lansia

 

Peran Keluarga

Kunjungan rutin dari anggota keluarga dapat memberikan rasa aman bagi para lansia yang sedang mengalami perubahan fase hidup. Selain itu, anggota keluarga yang melakukan kunjungan rutin dapat bekerja sama dengan tenaga ahli profesional untuk membuat rencana perawatan yang dapat disesuaikan dan dilakukan secara konsisten. Konsistensi dalam merawat lansia adalah bagian penting dari transisi masa hidup yang sukses. 

Pada saat melakukan kunjungan, anggota keluarga juga dapat menunjukkan kepedulian dan kasih sayang mereka dengan mengajukan pertanyaan sederhana, mendengarkan secara aktif, dan memantau setiap perubahan fisik, emosi, atau kepribadian orang terkasih mereka.

Pertanyaan Seputar Serangan Panik pada Lansia

Apakah Serangan Panik pada Lansia Hal yang Normal?

Serangan panik merupakan hal yang umum terjadi pada kalangan usia mana pun, baik pada usia muda maupun lanjut. Pada studi yang ditemukan baru-baru ini, sekitar 27% orang berusia lanjut yang berada dalam layanan perawatan memiliki gejala serangan kecemasan yang signifikan secara klinis.

Serangan panik merupakan bentuk serangan kecemasan yang parah sebagai bentuk reaksi berlebihan terhadap stimulasi yang ada. Selama serangan panik, seseorang biasanya akan mengalami keringat dingin, gemetar, hingga hiperventilasi. Kondisi ini pada lansia, sayangnya, tidak terdiagnosis dan tidak ditangani oleh pihak yang seharusnya.

Apakah Serangan Panik pada Lansia Merupakan Gejala Demensia?

Serangan panik atau kecemasan merupakan hal yang umum terjadi pada lansia yang menderita demensia. Meskipun begitu, tidak setiap orang berusia lanjut yang mengalami serangan panik atau kecemasan menderita kondisi ini karena ada banyak hal lain yang menjadi penyebab munculnya serangan panik atau kecemasan.

Apabila Anda memerlukan bantuan terkait serangan panik pada lansia, tenaga medis tepercaya Kavacare siap membantu Anda. Kavacare siap menghadirkan layanan perawat lansia yang berpengalaman dan profesional untuk mendampingi orang terkasih di rumah. Segera hubungi kami melalui Whatsapp di nomor 0811 1446 777.

Sumber:

  1. What to Know About Anxiety in Older Adults. https://www.webmd.com/healthy-aging/what-to-know-about-anxiety-in-older-adults. Diakses 22 Januari 2023.
  2. The Leading Causes of Panic Attacks in the Elderly | AssistedLiving.org. https://www.assistedliving.org/panic-attacks-in-the-elderly/. Diakses 22 Januari 2023.
  3. Anxiety and dementia | Alzheimer’s Society. https://www.alzheimers.org.uk/about-dementia/symptoms-and-diagnosis/anxiety-dementia. Diakses 22 Januari 2023.
  4. Panic Attack In The Elderly: Causes And Treatments | Blue Ridge By Discovery Senior Living. https://www.blueridgeassistedliving.com/georgia-assisted-living-blog/panic-attack-in-the-elderly-causes-and-treatments/. Diakses 22 Januari 2023.
  5. OLDER AMERICANS BEHAVIORAL HEALTH – Issue Brief 6: Depression and Anxiety: Screening and Intervention. https://acl.gov/sites/default/files/programs/2016-11/Issue%20Brief%206%20Depression%20and%20Anxiety.pdf. Diakses 22 Januari 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare