4 Langkah Mengatasi Ruam Popok pada Lansia

4 Langkah Mengatasi Ruam Popok pada Lansia

Share

Ruam popok seringkali terjadi pada bayi. Namun, sebenarnya orang dewasa dan lansia yang harus memakai popok juga dapat mengalami ruam tersebut, terutama pada lansia yang mengalami inkontinensia urin (ketidakmampuan mengontrol urin) karena urin dapat dengan mudah mengiritasi kulit dan kondisi ini dapat membuat popok basah dengan cepat.

Ruam adalah salah satu masalah iritasi kulit (dermatitis) yang umum terjadi dan biasanya berbentuk tambalan pada kulit bokong. Kondisi ini biasanya berhubungan dengan popok yang basah atau jarang diganti, akibat kulit yang sensitif, dan lecet pada kulit. Sekalipun biasa terjadi pada bayi, ruam popok bisa juga terjadi pada siapa saja yang tengah mengenakan popok, termasuk lansia.

Gejala Ruam Popok

Tanda-tanda dan gejala-gejala ruam popok termasuk:

  • Kulit yang meradang di bagian popok, yaitu di bagian bokong, paha, dan genital;
  • Gatal dan kulit yang melunak di bagian area yang tertutup popok;
  • Luka di bagian yang tertutup popok;
  • Warna kulit yang merah muda dan yang kering pada ruam ringan;
  • Kulit kemerahan, iritasi, kering, radang, atau tampak terbakar pada ruam yang lebih serius;
  • Lesi (ketidaknormalan) kulit.

Penyebab Ruam Popok

Berbagai Penyebab Ruam Popok pada Lansia
Infografis Penyebab Ruam Popok pada Lansia – Kavacare

 

Di bawah ini adalah beberapa faktor penyebab terjadinya ruam akibat pemakaian popok.

1. Kelembaban

Terlalu lama memakai popok yang lembab dapat menyebabkan ruam popok. Paparan terhadap sesuatu yang lembab pada waktu lama dapat mengakibatkan kulit iritasi, tetapi kulit terutama sensitif terhadap urin, keringat, atau kotoran. Buang air besar yang terlalu sering atau diare juga dapat menyebabkan ruam popok karena kotoran lebih mengiritasi daripada urin.

2. Lecet

Lecet dapat terjadi ketika terdapat gesekan antara kulit dengan bahan popok atau ketika lipatan kulit menempel satu sama lain pada waktu yang lama hingga menyebabkan iritasi kulit. Popok yang tidak pas atau pakaian yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan lecet pada kulit. Lecet ini lebih sering terjadi pada suhu yang lebih hangat karena produksi keringat cenderung meningkat.

 

Baca Juga: Kulit Kering pada Lansia, Bagaimana Mengatasinya?

 

3. Alergi

Berbagai teknologi telah digunakan untuk membuat popok, misalnya saja penggunaan bahan atau senyawa kimia dalam produk untuk menjaga popok tetap kering atau untuk menjaga aroma popok tidak terlalu bau. Anda mungkin akan mengalami reaksi alergi akibat bahan-bahan tersebut atau akibat krim atau salep yang Anda gunakan.

4. Kurang Higienis

Bagi Anda yang mengalami inkontinensia urin mungkin akan mengganti popok secara rutin. Namun, apabila area genital tidak dibersihkan dengan baik ketika mengganti popok, dan tidak melakukan pembersihan secara menyeluruh setiap harinya, bisa saja ada sisa urin atau kotoran yang masih melekat di kulit sehingga menyebabkan kulit iritasi dan ruam popok muncul.

5. Infeksi

Infeksi jamur dan ragi sangat umum pada orang yang mengenakan popok karena mikroorganisme ini cenderung tumbuh di tempat yang hangat dan lembab. Infeksi ini yang kemudian akan menyebabkan iritasi kulit.

Cara Mengatasi Ruam karena Popok

Kebanyakan kasus ruam popok pada lansia dapat diatasi hanya dengan menjaga kebersihan area yang tertutup oleh popok dan mengoleskan salep atau krim obat untuk ruam. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi ruam.

1. Ganti Secara Teratur

Pastikan Anda mengganti popok lansia dengan teratur, jangan biarkan lansia tetap memakai popok yang telah lembab karena dapat menghambat pengobatan ruam.

2. Cuci dengan Bersih

Cuci dengan menyeluruh, tetapi dengan lembut. Pastikan cuci dan bilas area kelamin lansia dengan air hangat kuku dan sabun yang bebas dengan zat kimia setiap kali Anda mengganti popok lansia. Jangan menggosok bagian yang terkena ruam.

3. Keringkan dan Pastikan Ukuran

Secara menyeluruh, keringkan area yang terkena ruam dengan cara menepuk-nepuk dengan handuk, jangan menggosok area tersebut. Biarkan area tersebut diangin-anginkan selama beberapa menit sebelum Anda memakaikan popok lagi. Pastikan popok dan pakaian yang dikenakan lansia berukuran sesuai dan tidak terlalu ketat.

4. Gunakan Obat Pereda Ruam

Oleskan krim untuk ruam popok ke kulit yang diiritasi. Ada banyak obat krim yang dijual bebas dan mengandung zinx oxide dan dapat meredakan iritasi kulit dan menciptakan lapisan untuk melindungi lecet tambahan.

Selain itu, ada produk-produk alami yang dapat meringankan ruam popok, seperti minyak kelapa, lidah buaya, dan minyak hati ikan cod. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bahan-bahan ini pada kulit lansia karena reaksi kulit setiap orang beragam.

 

Baca Juga: 4 Manfaat Mandi Air Hangat

 

Cara Mencegah Ruam karena Popok

Ruam popok ini dapat dicegah dan langkah-langkah pencegahan ini tidak begitu berbeda dengan cara penanganan ruam. Ikuti langkah-langkah berikut untuk mencegah masalah ruam:

  1. Pilih popok dengan ukuran yang sesuai. Popok yang terlalu ketat atau terlalu longgar tidak hanya dapat mempengaruhi area yang tertutup popok tetap kering, tetapi hal ini juga dapat menyebabkan gesekan dan dapat berkembang menjadi ruam popok. Hal ini berlaku juga pada pakaian yang dikenakan lansia.
  2. Ganti popok sesering mungkin.
  3. Bersihkan area yang tertutup popok dengan air hangat kuku dan sabun yang bebas bahan kimia. Kalau tidak ada air, maka pastikan Anda membawa tisu basah anti iritasi sebagai pengganti, tapi Anda harus segera membersihkannya setelah Anda punya akses pada air dan sabun.
  4. Bersihkan tubuh lansia secara menyeluruh setiap hari.
  5. Angin-anginkan area yang tertutup popok setelah membersihkannya sebelum Anda memakaikan popok lagi.
  6. Oleskan salep pelembab untuk mencegah gesekan dan lecet.
  7. Apabila ruam mulai terlihat, langsung obati secepatnya.
  8. Coba ganti produk popok apabila lansia terus menunjukkan tanda-tanda ruam popok.

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila ruam popok tidak membaik dengan menjaga kebersihan dasar dan krim serta salep yang dijual bebas, maka Anda harus menghubungi dokter, terutama apabila ruam tampak parah atau berlanjut setelah 3 hari.

Anda juga sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter apabila ruam diikuti dengan kondisi berikut ini:

  • Rasa sakit pada area yang tertutup popok;
  • Diikuti dengan demam atau gejala-gejala mirip flu;
  • Diikuti dengan luka yang melepuh, kulit terkelupas, pendarahan, dan nanah;
  • Rasa sakit ketika buang air kecil atau buang air besar.

Sekalipun kombinasi kebersihan yang buruk dan iritasi kulit kebanyakan menjadi penyebab ruam popok, tetapi beberapa kondisi medis dapat mengakibatkan gejala-gejala yang serupa. Bagi orang dengan infeksi jamur dokter akan meresepkan obat antijamur, seperti imidazole.

Kebanyakan obat antijamur ini harus dioleskan dua kali sehari selama 7-10 hari. Lansia dengan infeksi jamur yang parah dapat mengkonsumsi obat minum sebagai tambahan penggunaan krim.

 

Baca Juga: Cara Tepat Mengatasi Gatal pada Luka

 

Apabila infeksi bakteri menyebabkan ruam, dokter akan meresepkan krim antibakteri, seperti krim yang mengandung bacitracin atau fusidic acid. Oleskan krim ke area yang terkena ruam dua atau tiga kali sehari selama 7-10 hari.

Bagi lansia yang mempunyai kondisi kulit lain yang mendasari ruam ini, seperti psoriasis (radang kulit) dan eczema (eksim), mungkin membutuhkan penggunaan krim dan salep kortikosteroid selama ruam menyerang.

Apabila tanda-tanda atau gejala-gejala ruam mulai terlihat, segera lakukan penanganan agar lansia bisa tetap merasa nyaman. 

Kavacare siap menghadirkan perawat lansia ahli dan berpengalaman untuk membantu Anda merawat orang terkasih. Hubungi layanan homecare Kavacare di nomor Whatsapp 0811 1446 777.

Sumber:

  1. Diaper Rash. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/symptoms-causes/syc-20371636
  2. How To Prevent And Treat Adult Diaper Rash. https://nafc.org/bhealth-blog/how-to-prevent-and-treat-adult-diaper-rash/
  3. What You Should Know About Adult Diaper Rash. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321857#takeaway
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare