Kenali 7 Jenis Imunisasi Anak yang Wajib

Kenali 7 Jenis Imunisasi Anak yang Wajib

Share

Imunisasi adalah suatu upaya pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk menimbulkan/ meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh terhadap penyakit tertentu. Sebagai orangtua, memberikan imunisasi  anak secara lengkap dan sesuai jadwal yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merupakan langkah penting untuk melindungi buah hati secara maksimal dari berbagai risiko penyakit. 

Kenapa Harus Imunisasi?

Imunisasi atau vaksin wajib diberikan kepada anak sejak lahir karena terdapat banyak manfaat yang menyertainya. Diantara manfaat dan keuntungan utama dari imunisasi termasuk:

1. Melindungi Anak dari Berbagai Penyakit Berbahaya 

Anak-anak terutama yang masih bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk dengan sempurna dibandingkan dengan orang dewasa sehingga lebih berisiko terhadap berbagai serangan penyakit. 

Adapun beberapa penyakit yang umum dan dapat mengancam nyawa bayi dan anak-anak antara lain seperti tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), influenza, dan campak. Namun dengan pemberian imunisasi, sebanyak 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun akibat penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah.

Imunisasi sendiri dilakukan dengan menyuntikkan vaksin atau sejumlah kecil bakteri/ virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Ketika vaksin masuk ke dalam tubuh, itu akan merangsang sistem imun untuk membentuk antibodi dan membuat tubuh anak menjadi lebih tangguh melawan infeksi atau serangan penyakit tertentu. 

 

Baca Juga: Langkah Penanganan dan Perawatan Difteri

 

2. Melindungi Komunitas 

Imunisasi tidak hanya membawa manfaat besar bagi anak Anda sendiri, tetapi juga untuk anak lain dan kesehatan masyarakat secara umum. Pasalnya, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seorang anak tidak dapat menerima vaksin misalnya karena alergi parah, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti dari kondisi leukimia, atau alasan medis lainnya. 

Untuk membantu menjaga mereka tetap aman, penting bagi anak yang bisa divaksinasi mendapat imunisasi dengan lengkap. Sebab, semakin banyak jumlah anak dalam suatu komunitas yang kebal terhadap infeksi, maka semakin sulit suatu penyakit menyebar dan menulari anak yang belum diimunisasi. Kondisi ini dikenal sebagai herd immunity atau kekebalan komunitas. 

3. Investasi Kesehatan Terbaik

Pemberian imunisasi anak merupakan investasi kesehatan terbaik dan termurah yang memiliki peran besar untuk mendukung masa depan anak-anak hidup dengan sehat. Sebaliknya, jika anak tidak diimunisasi, maka mereka lebih berisiko terkena berbagai macam penyakit yang sejatinya dapat dicegah dengan vaksin.

Hal itu pun dapat membawa berbagai macam kerugian seperti menurunnya kualitas hidup anak akibat kecacatan jangka panjang, kebutuhan biaya yang tinggi untuk berobat dan perawatan yang memakan waktu.

4. Melindungi Generasi Mendatang

Dahulu terdapat beberapa penyakit yang umum terjadi dan membuat kecacatan atau membunuh anak-anak, salah satu contohnya yaitu penyakit polio. Namun, imunisasi yang telah dilakukan membuat penyakit tersebut berkurang dan pada akhirnya punah. Hasilnya, saat ini anak-anak tidak perlu mendapatkan suntikan polio lagi karena penyakitnya sudah tidak ada. 

Jadi, program imunisasi yang terus dijalankan dan memastikan setiap anak mendapatkannya secara lengkap, beberapa penyakit saat ini mungkin tidak akan lagi membahayakan anak-anak di masa depan.

Jenis-Jenis Imunisasi Anak yang Wajib 

Berikut jenis-jenis imunisasi anak yang wajib beserta jadwal pemberiannya:

1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin) bermanfaat untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) yang merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Umumnya penyakit ini menyerang paru-paru, dan terkadang juga dapat menyerang bagian lain dari tubuh, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak.

Angka kasus TBC di Indonesia masih tergolong tinggi, bahkan menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. Oleh karena itu, imunisasi BCG dimasukkan ke dalam daftar imunisasi wajib oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan TBC sedini mungkin. Pemberian imunisasi BCG ini cukup dilakukan sekali dan diberikan pada bayi di usia 1 bulan. 

2. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi satu ini digunakan untuk mencegah penyakit hepatitis B yang merupakan infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal hati, kanker hati, atau sirosis.

Pemberian imunisasi hepatitis B pada anak harus diberikan sebanyak 4 kali. Pemberian pertama dilakukan setelah bayi lahir. Lalu dosis berikutnya diberikan secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan. 

 

Baca Juga: Penyakit Hepatitis B: Penyebab dan Gejalanya

 

3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio adalah jenis imunisasi anak yang wajib untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis atau lebih dikenal dengan sebutan polio. Penyakit polio sendiri merupakan infeksi virus yang menyerang sistem saraf tubuh dan dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

Vaksin polio diberikan pada anak sebanyak 4 kali. Dosisi pertama diberikan saat bayi baru lahir atau paling lambat usia 1 bulan, dan dosis berikutnya diberikan berturut-turut saat usia 2, 3, serta 4 bulan.

4. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT diberikan pada anak untuk melindunginya dari tiga penyakit sekaligus, yaitu penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Ketiga penyakit ini adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri dan masing-masing memiliki risiko komplikasi serius hingga bisa mengancam nyawa.

Imunisasi anak yang wajib ini juga diberikan sebanyak 4 kali pada bayi di usia 2, 3, 4 bulan dan dosis terakhir diberikan saat usia 18 bulan.

5. Imunisasi Campak

Pemberian imunisasi campak dapat mencegah anak-anak terserang penyakit campak. Campak atau dikenal juga sebagai rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang menimbulkan gejala ruam merah pada kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan umum menyerang anak-anak. Serta dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti diare, pneumonia, infeksi telinga dan radang otak.

Vaksin campak diberikan sebanyak 3 kali, yaitu saat anak berusia 9 bulan, lalu pada usia antara 18 sampai 24 bulan, dan yang terakhir umumnya diberikan saat anak duduk di bangku sekolah dasar kelas 1.

6. Imunisasi PCV 

Di tahun 2022, Pemerintah mulai memberikan vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) secara nasional dan memasukkannya ke dalam jenis imunisasi anak yang wajib. Vaksin PCV ini memiliki manfaat untuk melindungi anak dari bakteri Pneumokokus yang menyebabkan penyakit radang paru-paru atau pneumonia, radang selaput otak, dan radang telinga. Imunisasi PCV ini diberikan sebanyak 3 dosis, yaitu saat bayi berusia 2, 4, dan 12 atau 15 bulan.

7. Imunisasi Rotavirus

Selain imunisasi PCV, Pemerintah juga menambahkan vaksin rotavirus ke dalam daftar imunisasi rutin wajib di Indonesia yang diberikan pada anak-anak. Jenis imunisasi ini bertujuan untuk melindungi anak dari infeksi virus Rota sebagai penyebab diare berat.

Pemberian imunisasi rotavirus juga sudah dimulai pada tahun 2022, dan akan diberikan secara nasional di tahun 2024. Anjuran pemberian imunisasi ini sebanyak 3 dosis tepat waktu pada usia 2, 4 dan 6 bulan.

Efek Samping Imunisasi Anak dan Penanganannya

Setelah imunisasi, biasanya akan muncul reaksi atau efek samping yang menunjukkan bahwa tubuh mulai membangun kekebalan terhadap suatu penyakit. Reaksi atau efek samping imunisasi ini umumnya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari saja. 

Beberapa efek samping yang umum dialami oleh bayi/ anak setelah diberi vaksin, termasuk:

  • Demam. Anak mungkin mengalami demam dalam 48 jam pertama setelah vaksin. Untuk membantu menurunkan demam, pakaikan anak Anda dengan pakaian yang nyaman dan tipis, kompres anak Anda dengan air hangat dan berikan acetaminophen (paracetamol) setiap 4 jam sesuai dosis yang disarankan.
  • Iritabilitas. Anak mungkin akan menjadi mudah marah, rewel, dan mudah menangis setelah mendapatkan imunisasi karena merasa sakit atau tidak nyaman. Pemberian acetaminophen juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan tersebut.
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area yang disuntik. Ini dapat berlangsung 3 sampai 4 hari setelah imunisasi. Untuk mempercepat pemulihan, Anda dapat memberikan kompres hangat pada area tubuh anak yang disuntik.
  • Mengantuk berlebihan. Dalam 48 jam pertama setelah vaksin, anak mungkin akan sangat mengantuk. Ini normal selama anak bangun untuk menyusu.

 

Baca Juga: 5 Tips agar Anak Mau Minum Obat

 

Pertanyaan Seputar Imunisasi Anak

Di Mana Bisa Melakukan Imunisasi Anak?

Untuk melakukan imunisasi anak, Anda bisa mendatangi Posyandu, Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lainnya sepeti rumah sakit, klinik, praktik mandiri dokter, praktik mandiri  bidan, dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lain yang memberikan layanan imunisasi.

Apakah Imunisasi Anak Berbayar?

Semua imunisasi yang menjadi bagian dari program imunisasi rutin wajib yang merupakan program dari Pemerintah bisa didapatkan secara gratis.

Apa yang Terjadi Jika Anak Telat Imunisasi?

Keterlambatan imunisasi dapat membuat anak rentan tertular penyakit yang seharusnya dapat dicegah saat mendapatkan imunisasi. Selain itu, anak yang telat imunisasi juga berisiko terserang infeksi dan mengalami sakit dalam jangka waktu yang lebih lama karena sistem kekebalannya tidak sekuat anak yang mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.

Jika Anda terlambat membawa anak untuk imunisasi, Anda bisa segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melanjutkan dan melengkapi imunisasi sesuai dengan petunjuk dokter. 

Bolehkah Imunisasi Tidak Lengkap?

Sebaiknya hal tersebut dihindari. Perlu diingat, bahwa imunisasi merupakan hak setiap anak yang dijamin oleh Undang-Undang. Para orang tua, wajib memberikan imunisasi lengkap pada setiap bayi dan anak sebagaimana yang dijelaskan dalam UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Bagi mereka yang melanggar atau tidak memberikan imunisasi anak secara lengkap, maka ada sanksi yang dikenakan.

Jika Anak Demam Setelah Imunisasi, Bolehkah Mandi?

Boleh, asalkan dengan air hangat. Selain dapat membantu menurunkan demam, memandikan anak dengan air hangat juga bisa membuat anak lebih rileks sehingga anak bisa tidur lebih nyenyak dan proses pemulihan demam pun bisa berjalan lebih optimal.

Penting untuk menghindari memandikan anak demam dengan air dingin, karena hal ini dapat membuat suhu inti tubuh anak melonjak dan menyebabkan tubuhnya menggigil.

Perlu diketahui pula bahwa anak bisa saja mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang muncul sebagai reaksi tubuh yang tidak diinginkan setelah pemberian vaksin. Hal ini dapat menimbulkan gejala yang umumnya ringan. Serta pada kasus yang lebih jarang dapat terjadi reaksi tubuh yang serius seperti anafilaktik atau alergi parah.

Beberapa indikasi gejala KIPI antara lain yaitu:

  • Nyeri pada lengan yang disuntik
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan nyeri sendiri
  • Menggigil
  • Mual atau muntah
  • Rasa lelah
  • Demam

Biasanya, gejala tersebut hanya berlangsung selama 1 sampai 2 hari. Jika anak mengalami gejala KIPI, maka buat anak cukup beristirahat dan segera informasikan mengenai temuan KIPI ke dokter.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lain seputar imunisasi anak, Anda bisa menghubungi dokter Kavacare untuk berkonsultasi dengan nyaman dari rumah melalui WhatsApp di 0811 1446 777.

Sumber:

  1. Pentingnya Imunisasi Bagi Anak. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak. Diakses 25 Februari 2023. 
  2. Kemenkes Tambah 3 Jenis Imunisasi Rutin. https://www.kemkes.go.id/article/view/22042400001/kemenkes-tambah-3-jenis-vaksin-imunisasi-rutin-salah-satunya-hpv.html. Diakses 25 Februari 2023. 
  3. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id. Diakses 25 Februari 2023. 
  4. KIPI. https://dinkes.pacitankab.go.id/apa-itu-kipi-bagaimana-mekanisme-pemantauan-dan-cara-pelaporannya. Diakses 25 Februari 2023.  
  5. Vaccine and Immunization. https://www.who.int/health-topics/vaccines-and-immunization. Diakses 25 Februari 2023. 
  6. Five Important Reasons to Vaccinate Your Child. https://www.hhs.gov/immunization/get-vaccinated/for-parents/five-reasons/index.html. Diakses 25 Februari 2023. 
  7. Vaccine Side Effect. https://www.nwcppediatrics.com/contents/vaccine-side-effectsfever-management. Diakses 26 Februari 2023.  
  8. How to Break a Fever Safety. https://www.verywellhealth.com/safe-ways-to-treat-a-fever-4023633. Diakses 26 Februari 2023. 

 

dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare