Mengenal Jenis-Jenis Termometer Medis

Mengenal Jenis-Jenis Termometer Medis

Share

Suhu tubuh telah lama menjadi tolak ukur kesehatan seseorang dan selalu diukur dalam pemeriksaan kesehatan di rumah sakit serta di rumah untuk mengukur seberapa sehat atau sakit seseorang.

Suhu tubuh diukur menggunakan alat bernama termometer. Jenis termometer yang bisa digunakan dalam dunia kesehatan sangat beragam.

Mari mengenal berbagai jenis termometer medis selengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Termometer Medis?

Termometer adalah alat medis untuk mengukur suhu tubuh. Alat ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1654 oleh Ferdinand II de Medici yang menggunakan tabung tertutup dengan bentuk bohlam dan bagian tabung berisi alkohol. Pada tahun 1724, Gabriel Fahrenheit akhirnya memperkenalkan termometer dengan raksa yang lebih akurat.

Wunderlich adalah orang pertama yang menunjukkan hubungan antara demam dan diagnosa klinis. Beliau pula yang mengaplikasikan termometer untuk mengukur suhu tubuh manusia. Sejak itu, suhu tubuh menjadi elemen penting dalam pemeriksaan medis. Termometer medis pun menjadi alat kesehatan yang termasuk dalam kebutuhan medis dasar.

Dewasa ini, teknologi pada termometer telah berkembang pesat dan termometer medis telah hadir dalam berbagai jenis. Di bawah ini adalah jenis-jenis termometer medis yang dipakai dalam berbagai kesempatan.

 

Baca Juga: 5 Alat Kesehatan yang Wajib Dimiliki di Rumah

 

Termometer Medis Kontak

Sederhananya, termometer kontak adalah termometer yang digunakan dengan cara menyentuhkan ujung termometer ke kulit Anda. Namun, termometer kontak ini tidak selalu dapat digunakan pada seluruh area tubuh. Ada area-area spesifik yang dapat mengukur suhu secara akurat.

Berikut adalah jenis-jenis termometer medis kontak.

1. Termometer Aksila (Axillary Thermometer)

Termometer aksila adalah termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu di area bawah ketiak dan biasanya sekarang ini berbentuk digital. Termometer ini lebih banyak dipakai untuk bayi yang berusia 3 bulan ke bawah.

Cara memakai termometer aksila adalah:

  1. Tempatkan ujung termometer di tengah-tengah ketiak ketika kulit kering
  2. Tempelkan tangan pasien ke tubuh mereka untuk menjepit termometer
  3. Hidupkan termometer dan biarkan beberapa saat di ketiak sesuai dengan ketentuan pada instruksi pemakaian. Perlu diingat bahwa setiap termometer mempunyai pengukuran waktu yang berbeda-beda.

2. Termometer Oral

Sama halnya dengan termometer aksila, termometer oral juga berbentuk digital, tetapi dengan cara pemakaian di bawah lidah. Termometer jenis ini biasanya lebih baik digunakan pada anak dengan usia yang lebih tua, yang sudah bisa diintruksikan untuk membiarkan termometer tetap di bawah lidah. Namun, termometer oral ini sebaiknya tidak digunakan apabila anak tengah menggigil.

Sebelum menggunakan termometer ini, pastikan anak Anda tidak memakan atau meminum apa pun yang panas atau dingin selama 20 menit. Setelah itu, Anda dapat menempatkan termometer di bawah lidah anak dan minta anak untuk menutup mulut dan bibir untuk menjaga termometer tetap di tempatnya. Tentu saja, Anda harus memastikan untuk mensterilisasi termometer ini sebelum dan sesudahnya dengan tisu alkohol.

3. Termometer Rektum

Termometer yang mengukur suhu lewat bokong ini sempat menjadi standar terbaik untuk pengukuran suhu badan karena area tersebut tidak terpengaruh oleh suhu dari lingkungan luar dan tidak terbatas sesuai usia. Selain itu, termometer ini adalah pengukur suhu terbaik untuk hipotermia.

Namun, ada kerugian pada termometer rektum. Jenis termometer ini bisa jadi menakutkan untuk anak yang lebih kecil dan dapat merugikan secara psikologis bagi anak yang lebih tua.

Cara pemakaiannya dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bahkan rasa sakit pada pasien dengan infeksi atau iritasi pada bagian rektal. Dilaporkan pula adanya infeksi silang Salmonella pada bayi baru lahir dan dikhawatirkan pula virus HIV dapat menular lewat metode pengukuran suhu dengan termometer ini.

4. Termometer Pacifier

Penggunaan termometer ini sangat mudah karena bentuknya berupa pacifier atau empeng. Artinya, bayi akan lebih mudah menerima termometer ini.

Sayangnya, Anda harus membiarkan termometer ini dalam waktu yang cukup lama, yaitu hingga enam menit. Anda juga harus memastikan termometer ini tetap berada di dalam mulut. Ditambah lagi, suhu yang terukur adalah angka yang mendekati suhu tubuh bayi, bukan suhu yang benar-benar terukur.

5. Termometer Raksa

Sebelumnya, termometer jenis ini adalah termometer yang biasa digunakan, tetapi sekarang ini termometer raksa tidak lagi dianjurkan karena termometer ini berisi raksa yang di dalam kaca. Jenis termometer medis ini dapat pecah dan mengeluarkan zat raksa yang beracun di dalamnya.

Cara memakainya sama dengan termometer kontak lain, hanya berbeda dalam waktu pemakaian. Pada termometer raksa, waktu pemakaian bisa mencapai tiga menit, tidak secepat termometer digital. Selain itu, pembacaan suhu yang tengah diukur lebih sulit karena harus dilihat secara manual. Keuntungannya adalah termometer ini akurat dan bisa digunakan di bagian tubuh mana saja tanpa memerlukan baterai.

 

Baca Juga: 15 Perlengkapan Wajib Isi Kotak P3K dan Fungsinya

 

Termometer Medis Non-Kontak

Termometer jenis non kontak adalah termometer inframerah yang bekerja dengan cara mendeteksi energi infrared yang keluar dari permukaan kulit kening.

Suhu permukaan kulit lebih rendah daripada suhu bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, pabrik termometer biasanya menggunakan algoritma dan fitur pelengkap untuk menyesuaikan perbedaan tersebut.

Selain itu, fitur ini juga menyesuaikan faktor-faktor lain, seperti suhu ruang yang bervariasi, emisivitas (interpretasi panas) pada kulit, dan penyimpangan klinis dan penyimpangan pada alat. Kekurangannya, termometer jenis ini tidak seakurat termometer kontak.

Berikut ini jenis-jenis termometer non kontak,

1. Termometer Telinga (Tympanic Thermometer)

Termometer ini mengukur suhu di dalam saluran telinga melalui teknologi sinar inframerah. Pengukuran timpanik adalah 0,3°C hingga 0,6°C lebih tinggi daripada pengukuran suhu pada termometer oral.

Kelebihan termometer ini adalah pengukuran suhu yang cepat dan akurat dan bisa jadi lebih terasa nyaman daripada termometer oral atau rektal, khususnya pada anak-anak. Kekurangannya adalah karena ukuran saluran telinga yang kecil, termometer ini tidak cocok untuk bayi di bawah 6 bulan. Alat ini juga harus diposisikan dengan tepat untuk mendapatkan hasil yang akurat dan serumen dapat mengurangi akurasi hasil pengukuran.

2. Termometer Kening

Seperti halnya termometer timpanik, termometer ini juga menggunakan sensor inframerah untuk mengukur suhu. Pengukuran dari termometer ini lebih dingin sebesar 0,6°C daripada termometer oral.

Keuntungan termometer ini dapat memberikan pengukuran yang cepat, hanya dalam waktu beberapa detik dan mudah digunakan untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Namun, penggunaan termometer harus dilakukan dengan tepat sesuai instruksi untuk memastikan akurasi pengukuran suhu dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti angin, pemanas ruangan, dan sejenisnya. Memakai pakaian tertentu, seperti topi atau jaket dapat mengurangi akurasi pengukuran suhu.

 

Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

 

Perbandingan Suhu Normal Tubuh

Masing-masing kelompok usia mempunyai suhu tubuh yang berbeda-beda karena kemampuan tubuh untuk mengatur suhu berubah seiring meningkatnya usia. Berikut ini adalah perbandingan suhu normal pada masing-masing kelompok usia:

UsiaOralRectal/TelingaKetiak
0-12 bulan36,7-37,3°C37-37,9°C36,4-37,3°C
Anak-anak36,4-37,4°C37-37,9°C35,9-36,83°C
Dewasa35,6-36,7°C36,1-37,2°C35-36,1°C
Dewasa lebih dari 65 tahun33,9-37°C34,4-37,6°C33,3-36,4°C

 

Sangat penting untuk menyediakan termometer medis di rumah karena suhu tubuh tidak dapat diukur secara akurat hanya dengan tangan Anda. Apabila Anda membutuhkan termometer, Anda dapat menghubungi Kavacare di nomor 0811-1446-777 untuk mendapatkan termometer yang Anda butuhkan. Anda juga dapat berkonsultasi dengan layanan telekonsultasi medis untuk memilih termometer yang tepat untuk Anda dan anggota keluarga Anda.

Sumber:

  1. Normal Body Temperature: A Systematic Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6456186/ diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  2. Types of Thermometer. https://www.healthdirect.gov.au/types-of-thermometer diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  3. Thermometry in Pediatric Practice. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2065972/ diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  4. Advantages and Disadvantages of Different Types of Thermometer. https://www.healthline.com/health/types-of-thermometers#which-is-the-most-accurate diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  5. Thermometers: Understand the Options. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/in-depth/thermometers/art-20046737 diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  6. Clinical Evaluation of Non-Contact Infrared Thermometers. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8586154/ diakses pada tanggal 12 Mei 2023
  7. What Is the Normal Body Temperature Range? https://www.healthline.com/health/what-is-normal-body-temperature#temperature-ranges diakses pada tanggal 12 Mei 2023
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare