4 Cara Mencerahkan Kulit Kusam dan Hiperpigmentasi

4 Cara Mencerahkan Kulit Kusam dan Hiperpigmentasi

  • Post category:Perawatan
Share

Beberapa orang mungkin pernah mengalami masalah kulit kusam atau bercak gelap pada kulit mereka. Hal tersebut tentu cukup mengganggu penampilan dan memengaruhi rasa percaya diri Anda. Kenali apa penyebab kulit kusam Anda dan cari tahu cara untuk mencerahkannya melalui ulasan yang telah kami rangkum untuk Anda berikut ini.

Cara Mencerahkan Kulit Kusam

Kulit kusam tidak sama artinya dengan warna kulit gelap. Orang-orang dengan kulit putih pun bisa mengalami kondisi kulit kusam. Orang-orang dengan kulit alami berwarna gelap bisa memiliki kulit yang bercahaya dan sehat bila melakukan perawatan dengan benar. 

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab mengapa kulit dapat terlihat kusam. Di antaranya, yaitu:

  • Dehidrasi
  • Kurangnya pelembap
  • Penumpukan sel kulit mati
  • Penggunaan tembakau
  • Masalah penuaan. 

Setelah mengetahui penyebab terjadinya kulit kusam, berikut adalah berbagai cara untuk mengatasi dan mencerahkan kulit kusam:

1. Hidrasi Kulit

Hidrasi kulit dengan mengonsumsi cukup air sesuai kebutuhan tubuh. Kulit yang tampak kering dan tidak bercahaya, besar kemungkinannya karena tidak mendapatkan kebutuhan air yang cukup. Hal ini disebabkan oleh kandungan air yang merupakan unsur utama penyusun sel dan jaringan dalam tubuh. 

Kandungan air pada kulit diketahui memainkan peran penting dalam berbagai fungsi kulit. Kekurangan air dikaitkan dengan beberapa disfungsi dermatologis, salah satunya adalah kulit yang tampak kering dan kusam.

2. Pelembap dan Sunscreen

Gunakan produk perawatan kulit yang tepat secara rutin setiap hari. Keringnya kulit biasanya merupakan penyebab utama mengapa kulit tampak lebih kusam. Menggunakan sabun pencuci muka tanpa mengaplikasikan pelembap sesudahnya justru akan membuat kulit wajah tampak kering dan kusam.

Pilih sabun pembersih wajah, pelembab, dan tabir surya yang cocok untuk kulit. Jangan lupa untuk selalu menggunakan sunscreen agar terhindar dari pengaruh sinar UV.

 

Baca Juga: 6 Manfaat Sunscreen dan Cara Penggunaan yang Tepat

 

3. Rutin Eksfoliasi

Melakukan eksfoliasi atau pengelupasan kulit secara rutin dapat membantu mencerahkan kulit. Kulit secara alami perlu melepaskan sel-sel mati secara berkala untuk memberi jalan terbentuknya sel-sel baru. Namun, terkadang sel-sel mati tidak berhasil terkelupas sebagaimana mestinya. 

Sebaliknya, sel-sel kulit mati ini justru menumpuk di permukaan kulit. Kemudian, ini menyebabkan kulit menjadi kering, kusam, bersisik, dan berwarna tidak merata. Beberapa bahan untuk eksfoliasi di antaranya salicylic acid dan glycolic acid.  

4. Hindari Rokok

Terdapat ulasan yang menyebutkan bahwa selain mengakibatkan banyak penyakit di organ dalam, merokok juga dikaitkan dengan berbagai permasalahan kulit, seperti pemulihan luka yang buruk, penuaan kulit dini, karsinoma sel skuamosa, melanoma, kanker mulut, jerawat, psoriasis, dan rambut rontok.

Cara Mengatasi Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi adalah istilah medis yang digunakan untuk menyebut bercak yang berwarna lebih gelap pada kulit akibat produksi melanin berlebih. Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit yang umum, dan ada sejumlah pilihan perawatan berbeda yang tersedia untuk menangani kondisi tersebut.

Beberapa penyebab terjadinya hiperpigmentasi pada kulit yang umum adalah:

  • Peradangan, misalnya karena jerawat atau luka
  • Paparan sinar UV dari matahari
  • Defisiensi vitamin B12 dan asam folat
  • Melasma atau bintik hitam
  • Kondisi medis atau konsumsi obat-obatan, seperti Penyakit Addison dan penggunaan OAINS.

Menangani hiperpigmentasi dapat dilakukan dengan menggunakan face acid dan retinoid yang dijual bebas di pasaran. Selain itu, dokter kulit mungkin juga memiliki beberapa opsi prosedur untuk mengatasi kondisi hiperpigmentasi yang Anda alami. Berikut ini merupakan tahapan yang bisa dilakukan untuk menangani hiperpigmentasi.

1. Terapi Topikal

Tahap pertama penanganan hiperpigmentasi adalah terapi topikal sebagi berikut:

  1. Kombinasi penggunaan obat topikal yang mengandung hidrokuinon, retinoid, dan steroid.
  2. Terapi topikal menggunakan obat yang mengandung bahan-bahan seperti zinc sulfate, arbutin, azelaic acid, atau kojic acid.
  3. Jika mengalami alergi karena kombinasi bahan di poin 1, baik itu dermatitis retinoid atau sensitivitas hidrokuinon, maka bisa menerapkan terapi kombinasi dua bahan saja.

2. Pengelupasan Kulit 

Apabila penanganan di tahap pertama ini tidak berhasil, maka bisa konsultasi ke dokter untuk mempertimbangkan tahap kedua, yaitu pengelupasan kulit secara kimiawi. Chemical peels atau pengelupasan secara kimiawi yang digabungkan dengan penggunaan obat topikal. 

Prosedur ini mengurangi munculnya hiperpigmentasi dengan menghilangkan lapisan atas kulit (epidermis). Salicylic acid bisa digunakan sekaligus untuk mengatasi jerawat. Glycolic acid juga banyak dianjurkan sebagai bahan lainnya. 

 

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Kulit untuk Bayi hingga Lansia

 

3. Terapi Laser

Terapi laser menggunakan sinar cahaya yang diarahkan untuk mengurangi hiperpigmentasi. Ada dua jenis laser yang biasanya digunakan, yaitu laser ablatif dan laser nonablatif.

Laser ablatif melibatkan pengangkatan lapisan kulit. Sedangkan laser nonablatif menargetkan dermis (lapisan tengah kulit) untuk mendorong pertumbuhan kolagen. Contoh laser nonablatif yaitu terapi IPL (Intensive Pulse Light)

4. Mikrodermabrasi

Mikrodermabrasi yaitu prosedur yang menggunakan alat genggam seperti bor dengan sikat kawat atau alat abrasif lainnya. Alat tersebut kemudian diusapkan ke kulit untuk menghilangkan epidermis dengan cepat tetapi tetap lembut.

Perbedaan Kulit Kusam dan Hiperpigmentasi

Berikut adalah beberapa perbedaan kulit kusam dan hiperpigmentasi berdasarkan tampilan dan penyebabnya:

Faktor PerbedaanKulit KusamHiperpigmentasi
PenampakanKusam, kering, bersisik, warna tidak merataBerwarna lebih gelap dan terkadang berupa bintik atau bercak cokelat
PenyebabDehidrasi, penumpukan sel kulit mati, merokok, penuaanProduksi melanin berlebih yang dipicu oleh peradangan, paparan sinar matahari, kondisi medis, dan kondisi hormon seseorang

 

Baca Juga: Prosedur Facelift: Persiapan dan Risiko

 

Bila Anda memerlukan konsultasi mengenai rekomendasi perawatan kulit di rumah sakit luar negeri, konsultan medis kami siap memberikan Anda.

KavaLink menerima konsultasi gratis persiapan perjalanan berobat ke luar negeri atau di dalam negeri. Kami juga membantu segala kebutuhan dari awal hingga akhir perjalanan berobat Anda.

Segera hubungi nomor WhatsApp kami 0857 8000 8707 sekarang juga untuk mendapatkan info lebih lanjut dan konsultasi dengan dokter!

Sumber:

  1. Glow How: A Step-by-Step Guide to Going with Your Own Glow. http://skincancer.org/wp-content/uploads/Glow-How-A-Step-by-Step-Guide-to-Going-with-Your-Own-Glow.pdf. Diakses 24 Mei 2023.
  2. Hyperpigmentation Treatment: Acids, Peels, Lasers, and More. https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/hyperpigmentation-treatment. Diakses 24 Mei 2023.
  3. 7 Ways to Get Rid of Hyperpigmentation | Everyday Health. https://www.everydayhealth.com/beauty-pictures/tricks-to-treat-hyperpigmentation.aspx. Diakses 24 Mei 2023.
  4. Dull Skin Causes: 9 Steps to Rejuvenate Your Skin. https://www.healthline.com/health/dull-skin#dull-skin-causes. Diakses 24 Mei 2023.
  5. Dietary water affects human skin hydration and biomechanics | CCID. https://www.dovepress.com/dietary-water-affects-human-skin-hydration-and-biomechanics-peer-reviewed-fulltext-article-CCID. Diakses 24 Mei 2023.
  6. Tobacco smoke causes premature skin aging – Journal of Dermatological Science. https://www.jdsjournal.com/article/S0923-1811(07)00321-0/fulltext. Diakses 24 Mei 2023.
  7. Age spots (liver spots) – Symptoms and causes – Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/age-spots/symptoms-causes/syc-20355859. Diakses 24 Mei 2023.
  8. Drug Induced Pigmentation – StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542253/. Diakses 24 Mei 2023.
  9. Hyperpigmentation Therapy: A Review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4142815/. Diakses 16 november 2023.
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare