Pilek Tidak Kunjung Sembuh, Bagaimana Penanganannya?

Pilek Tidak Kunjung Sembuh, Bagaimana Penanganannya?

Share

Salah satu penyakit yang paling sering ditemui saat cuaca tidak menentu adalah pilek. Pilek termasuk penyakit ringan, tetapi bisa mengganggu aktivitas. Apalagi jika pilek tidak kunjung sembuh walau Anda sudah mengonsumsi obat dan melakukan perawatan mandiri.

Berikut penjelasan yang telah dirangkum Kavacare seputar pilek tidak kunjung sembuh dan berbagai penyebabnya.

Apa Itu Pilek?

Pilek atau common cold merupakan infeksi saluran pernapasan atas. Penyakit ini tergolong akut (dapat muncul tiba-tiba), tetapi infeksi biasanya akan sembuh dengan sendirinya atau self limited disease. Walau umumnya menyerang saluran pernapasan atas, pilek juga bisa mempengaruhi saluran pernapasan bagian bawah.

Pilek berbeda dengan influenza atau flu. Keduanya sama-sama penyakit pernapasan yang mudah menular, tapi penyebabnya adalah virus yang berbeda. Ada banyak virus yang bisa menyebabkan pilek, sedangkan flu hanya disebabkan oleh virus influenza.

Orang dewasa yang sehat diperkirakan akan terserang pilek 2-3 kali dalam setahun. Sementara bayi dan anak-anak bisa lebih sering mengalami pilek. Anak-anak lebih rentan karena mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai jenis virus. Selain itu anak-anak juga sering kurang memperhatikan kebersihan.

Faktor lainnya adalah anak belum memahami tentang penularan penyakit sehingga seringkali saat ada teman mereka yang mengidap pilek, mereka akan tetap bermain bersama hingga tanpa sadar tertular virus.

 

Baca Juga: Kapan Kita Perlu Vaksin Flu?

 

Gejala pilek biasanya muncul 1-3 hari setelah seseorang terpapar virus penyebab pilek. Tanda dan gejala penyakit ini dapat berbeda-beda pada setiap orang, antara lain:

  • Hidung berair atau mampet
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk
  • Rasa tersumbat pada saluran pernapasan
  • Tubuh terasa agak nyeri atau sakit kepala ringan
  • Bersin-bersin
  • Demam, tetapi demam di atas 38 derajat Celcius jarang terjadi pada orang dewasa
  • Secara umum, merasa tidak enak badan.

Saat pilek, cairan yang keluar dari hidung mulanya akan tampak bening dan encer mirip dengan air biasa. Seiring berkembangnya kondisi Anda, akan muncul lendir yang semakin kental dengan warna kuning atau hijau. Namun, ini tidak menandakan Anda mengalami infeksi bakteri. Biasanya gejala pilek akan reda dengan sendirinya dalam kurun waktu 5-7 hari.

Mengapa Pilek Tidak Kunjung Sembuh?

Normalnya pilek akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya pilek akan sembuh dalam kurun waktu 7-10 hari. Namun Anda mungkin akan batuk selama beberapa hari lebih lama. Jika pilek tidak juga sembuh walau Anda sudah melakukan langkah-langkah untuk meredakannya, beberapa hal ini bisa jadi penyebabnya:

1. Kurang Istirahat

Jika Anda terserang flu, Anda butuh tidur yang cukup agar sistem kekebalan tubuh bekerja optimal. Ada kaitan antara kurang tidur dan kondisi kesehatan. Penelitian menemukan orang-orang yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam memiliki risiko jatuh sakit lebih besar, hingga 3 kali lipat

2. Kurang Cairan

Saat sakit, tubuh semakin rentan mengalami dehidrasi. Terutama jika Anda pilek disertai demam. Pilek juga rentan menyebabkan dehidrasi karena produksi lendir menyerap banyak cairan

 

Baca Juga: Haruskah Minum Air 8 Gelas Sehari?

 

3. Stres

Stres berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh. Semakin stres Anda, maka kekebalan tubuh semakin lemah dan sulit memerangi virus. Ini membuat Anda lebih rentan tertular pilek. Stres juga berisiko memperburuk gejala dan menyebabkan pilek tidak kunjung sembuh .

4. Mengonsumsi Obat atau Suplemen yang Kurang Tepat

Tidak semua vitamin dan obat bisa mengatasi kondisi yang diidap. Misalnya saat pilek, jika Anda mengonsumsi antibiotik, maka tidak akan berpengaruh karena pilek disebabkan oleh virus.

Pilek juga mirip dengan beberapa kondisi kesehatan lain, misalnya alergi atau infeksi sinus. Jika Anda mengonsumsi obat untuk meredakan gejala namun pilek tidak kunjung sembuh, bisa jadi yang Anda idap adalah masalah kesehatan lain.

Berbagai Penyebab Pilek

Banyak jenis virus yang menyebabkan pilek. Rhinovirus adalah jenis yang paling sering ditemui. Virus-virus yang dapat menyebabkan pilek diperkirakan lebih dari 200 jenis. Beberapa di antaranya virus influenza, adenovirus, enterovirus, dan respiratory synctytial virus (RSV).

Virus-virus ini bisa menginfeksi setelah masuk ke dalam tubuh Anda melalui mulut, mata, atau hidung. Penyebaran virus dapat terjadi melalui droplet atau cairan saluran pernapasan yang keluar saat pengidap pilek batuk, bersin, atau bicara.

Pilek juga sering terjadi karena beberapa virus penyebab pilek tidak menstimulasi tubuh untuk memiliki kekebalan pascainfeksi. Beberapa jenis virus juga memiliki varian-varian lain.

Faktor-faktor risiko yang dapat menjadi pemicu pilek antara lain:

  • Kontak dekat, terutama dengan anak-anak, bisa meningkatkan risiko penularan pilek
  • Kelainan medis, orang-orang yang mengidap asma dan rhinitis alergi lebih rentan terinfeksi virus dan mengalami pilek
  • Merokok, kebiasaan merokok adalah faktor risiko umum pemicu pilek
  • Mengidap masalah kekebalan tubuh, pengidap kondisi yang mempengaruhi kekebalan tubuh seperti fibrosis kistik, HIV, pasien transplantasi organ, mengonsumsi kortikosteroid, dan pernah melalui operasi pengangkatan limfa
  • Anomali anatomi, adanya dismorfia bentuk wajah atau polip pada hidung juga meningkatkan risiko pilek
  • Cuaca tertentu, misalnya di negara 4 musim, Anda lebih rentan terserang pilek saat musim dingin atau musim gugur. Di negara tropis, pilek banyak menular saat pancaroba dan musim hujan.

 

Baca Juga: Waspadai 3 Penyakit Musim Pancaroba Ini

 

Penyakit yang Berhubungan dengan Pilek

Beberapa kondisi juga berkaitan dengan pilek. Ada penyakit-penyakit yang dapat muncul bersamaan dengan pilek, seperti:

  • Infeksi telinga akut (otitis media), kondisi ini terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke ruang di belakang gendang telinga. Gejala yang muncul termasuk nyeri telinga serta demam yang diikuti pilek
  • Asma, pilek dapat memicu terjadinya gangguan pernapasan, yaitu napas berbunyi (wheezing). Pada pasien asma, pilek bisa memperburuk kondisi tersebut
  • Sinusitis akut, pada anak-anak maupun orang dewasa, jika pilek tidak kunjung sembuh dan tidak ditangani dengan tepat, bisa terjadi pembengkakkan, nyeri, dan infeksi pada sinus. 
  • Infeksi-infeksi lainnya, pilek bisa memicu timbulnya infeksi-infeksi lain. Contohnya infeksi tenggorokan, pneumonia, dan bronkiolitis pada anak-anak. Infeksi ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya dan membutuhkan penanganan dokter.

Cara Menangani Pilek

Tidak ada obat spesifik untuk mengobati pilek. Kebanyakan pasien yang terserang pilek akan membaik dengan sendirinya tanpa perawatan khusus. 

Apa yang dapat dilakukan adalah meredakan gejala pilek. Anda bisa mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas, contohnya:

  • Pereda nyeri, obat-obatan seperti acetaminophen dan ibuprofen bisa dikonsumsi untuk meredakan nyeri, demam, dan sakit tenggorokan yang sering terjadi saat pilek. Namun untuk pilek pada anak di bawah 3 bulan, hindari memberikan obat tanpa berkonsultasi ke dokter.
  • Nasal spray dekongestan, bisa digunakan untuk meredakan hidung tersumbat. Sebaiknya pasien dewasa menggunakan semprotan dekongestan hanya selama 5 hari. Penggunaan lebih lama bisa menyebabkan gejala muncul kembali. Penggunaan semprotan dekongestan pada anak di bawah 6 tahun sebaiknya dikonsultasikan ke dokter lebih dulu.
  • Sirup obat batuk yang dijual bebas di apotek bisa membantu meredakan gejala pilek, salah satunya batuk.
  • Obat pilek seperti histamin atau pseudoefedrin. Namun, penggunaan obat ini harus menggunakan resep dokter.

Cara menangani dan meredakan gejala pilek yang bisa Anda lakukan di rumah adalah:

  • Cukupi kebutuhan cairan. Anda bisa menjaganya dengan cukup minum air putih atau menambahnya melalui infus sebagai salah satu opsi tercepat memenuhi kebutuhan cairan tubuh. 
  • Konsumsi makanan dan minuman hangat
  • Istirahat cukup
  • Atur suhu dan kelembapan ruangan
  • Cuci hidung dengan air garam (NaCl).

Jika Anda merasa pilek tidak kunjung sembuh, Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Anda bisa menghubungi Kavacare untuk mendapatkan layanan medis di rumah seperti infus di rumah dan kunjungan dokter ke rumah. Silakan hubungi kami di nomor Whatsapp 0811 1446 777 untuk mengonsultasikan kebutuhan homecare Anda dan orang terkasih di rumah.

SUMBER:

  1. Common cold – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/symptoms-causes/syc-20351605 diakses 19 Mei 2023
  2. Why Won’t My Cold Go Away? https://www.webmd.com/cold-and-flu/your-cold-wont-go-away diakses 19 Mei 2023
  3. Cold Versus Flu. https://www.cdc.gov/flu/symptoms/coldflu.htm diakses 19 Mei 2023
  4. Common Cold Causes: Coronavirus, RSV, Rhinovirus & More. https://www.webmd.com/cold-and-flu/cold-guide/common_cold_causes diakses 19 Mei 2023
  5. What Puts You at Risk for the Common Cold?
  6. The Common Cold. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7152197/ diakses 19 Mei 2023
  7. Common cold – Diagnosis and treatment. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-cold/diagnosis-treatment/drc-20351611 diakses 19 Mei 2023

 

dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare