Spondylitis: Gejala dan Penanganan

Spondylitis: Gejala dan Penanganan

Share

Dengan berbagai aktivitas yang kita jalani, tulang belakang rentan terkena berbagai masalah kesehatan, baik yang ringan hingga berat. Kita seringkali abai dalam perawatan tubuh karena kesibukan hingga ketidaktahuan mengenai kondisi dan gejala yang dialami. Spondylitis merupakan salah satu gangguan pada tulang belakang yang mungkin dapat kita alami.

Di artikel kali ini, Kavacare telah merangkum informasi seputar spondylitis, mulai dari pengertian, gejala, hingga pertanyaan umum. Untuk informasi lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini.

Apa Itu Spondylitis?

Spondylitis mengacu pada penyakit yang terkait dengan radang sendi tulang belakang dan persendian lainnya. Penyakit ini sering dimulai di usia muda, yang umumnya gejala akan dimulai sebelum memasuki usia 45 tahun. 

Jenis Spondylitis

Penyakit ini dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:

Axial Spondylitis

Gejala khas pada jenis ini yakni nyeri punggung yang meradang, seringkali ditandai dengan nyeri yang terasa jauh di punggung bawah atau pada bagian bokong. Hal ini berkaitan dengan radang sendi sakroiliaka, yaitu sendi yang menghubungkan bagian terendah tulang belakang dengan panggul.

Nyeri punggung yang meradang umumnya dimulai sebelum usia 45 tahun dan akan berkembang secara bertahap, mampu bertahan lebi dari tiga bulan, bisa membaik dengan aktivitas fisik, serta dapat menyebabkan kekakuan di pagi hari yang berlangsung selama 30 menit atau lebih. 

Meski punggung bagian bawah umumnya terpengaruh terlebih dulu, pada beberapa orang, nyeri akibat peradangan ini dapat dimulai dari bagian leher atau area lainnya. Sendi dan organ lain juga dapat terkena dampaknya, termasuk pinggul, bahu, mata (iritis), usus (penyakit radang usus) serta kulit (psoriasis).

 

Baca Juga: 5 Manfaat Susu Sapi untuk Tulang

 

Peripheral Spondylitis

Jenis ini ditandai dengan adanya peradangan atau rasa nyeri pada persendian dan/atau pada tendon, terutama yang terletak di luar tulang belakang. Bagian lain yang sering terkait dengan gangguan kesehatan ini termasuk sendi pada bagian tangan, pergelangan tangan, bahu, siku, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki. 

Peradangan pada tendon dapat terjadi pada jari tangan atau jari kaki, atau dimana tendon serta ligamen menempel pada tulang. Organ lain juga dapat terkena, termasuk mata (iritis), usus (penyakit radang usus), serta kulit (psoriasis).

Gejala Spondylitis

Penyakit ini memiliki beberapa gejala yang dibedakan dari jenisnya, antara lain:

Gejala Axial Spondylitis

  • Nyeri pinggul
  • Nyeri sendi
  • Rasa sakit pada leher
  • Nyeri dan kaku pada punggung bawah
  • Kelelahan
  • Kesulitan bernapas
  • Ruam kulit
  • Sakit perut dan diare

Gejala-gejala tersebut cenderung berkembang secara bertahap, biasanya selama beberapa bulan atau beberapa tahun, sifat gejala muncul dan hilang seiring berjalannya waktu. Pada beberapa penderita, kondisi dapat membaik seiring berjalannya waktu, namun bisa juga dapat memburuk secara perlahan.

Gejala Peripheral Spondylitis

  • Pembengkakan pada jari tangan atau jari kaki
  • Kelelahan
  • Nyeri pada bagian tulang belakang
  • Kekakuan sendi di pagi hari yang umumnya terjadi antara 30 menit atau lebih

Gejala ini dapat muncul dan hilang, dapat membaik ataupun memburuk seiring berjalannya waktu. Diperlukan adanya pemantauan dan konsultasi secara rutin dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

 

Baca Juga: 3 Hal yang Dokter ke Rumah Lakukan

 

Penyebab Spondylitis

Seiring berjalannya waktu, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada tulang belakang dan menyebabkan pertumbuhan tulang baru. Dalam beberapa kasus, hal ini juga mampu menyebabkan bagian tulang belakang menyatu dan kehilangan kelenturan.

Untuk saat ini sendiri masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab penyakit ini, namun dalam beberapa kasus, hal ini berkaitan dengan varian gen tertentu yang dikenal sebagai HLA-B27. HLA-b27 merupakan salah satu penyebab dari jenis spondylitis yaitu ankylosing spondylitis.

Penelitian menunjukkan lebih dari 8 dari 10 orang dengan spondylitis menbawa varian gen yang dikenal sebagai human leukocyte antigen B27 (HLA-B27). Memiliki varian gen ini tidak berarti Anda dapat mengembangkan penyakit spondylitis. Diperkirakan 8 dari setiap 100 orang dalam populasi umum memiliki varian gen HLA-B27, namun kebanyakan tidak memiliki penyakit ini. Diperkirakan memiliki varian gen ini mampu membuat Anda lebih rentan terkena spondylitis. Kondisi tersebut dipicu oleh 1 atau lebih faktor lingkungan, meski tidak diketahui apa saja faktor tersebut.

Pengujian untuk HLA-B27 dapat dilakukan apabila penderita dicurigai menderita spondylitis. Namun, tes ini bukan metode diagnosis spondylitis yang sangat akurat, karena beberapa orang dapat memiliki varian gen khusus tersebut namun tidak memiliki spondylitis, dan beberapa orang dapat memiliki spondylitis namun tidak mempunyai varian gen khusus tesebut.

Komplikasi Spondylitis

Berikut beberapa jenis komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ini, antara lain:

Gangguan Mata

Lebih dari 50 persen penderita juga memiliki gangguan mata, yakni iritis – peradangan mata. Jika peradangan tersebut menyebar hingga ke mata, maka dapat muncul gejala berikut ini:

  • Sakit mata
  • Pembengkakan mata
  • Penglihatan menjadi buram
  • Mata kemerahan
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Mata berkunang-kunang

Mengurangi Fleksibilitas

Meski kebanyakan penderita mandiri sepenuhnya atau mengalami cacat mnimal dalam jangka Panjang, beberapa orang dengan kondisi tersebut akhirnya memiliki keterbatasan dalam bergerak pada bagian tulang belakang.

Hal ini biasanya hanya mempengaruhi punggung bagian bawah serta merupakan hasil dari tulang belakang yang melebur. Peleburan tulang belakang dapat membuat Anda sulit untuk menggerakkan punggung serta dapat membuat postur tubuh menjadi kaku pada satu posisi, meski pada kebanyakan kasus tidak menyebabkan kecacatan yang parah.

Dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan mungkin disarankan untuk memperbaiki bengkokan tulang belakang yang parah.

Penyakit Kardiovaskular

Apabila Anda menderita spondylitis, Anda mungkin juga mempunyai peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. (CVD). CVD adalah istilah umum yang menggambarkan penyakit jantung atau pembuluh darah, seperti penyakit jantung dan stroke.

Karena peningkatan risiko ini, penting untuk mengambil langkah-langkah guna meminimalkan peluang Anda terkena penyakit kardiovaskular.

Anda juga dapat melakukan beberapa perubahan gaya hidup guna menghindari munculnya penyakit kardiovaskular akibat penyakit ini, seperti:

  • Menurunkan berat badan, jika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
  • Berhenti merokok, jika Anda perokok aktif
  • Berolahraga secara teratur, dengan olahraga 150 menit seminggu, Anda dapat meningkatkan kesehatan
  • Membuat perubahan pada diet untuk menjaga kondisi lain yang Anda miliki menjadi lebih terkendali – seperti tekanan darah tinggi atau diabetes

Anda mungkin akan diberikan resep obat untuk menurunkan tekanan darah atau kadar kolesterol darah guna menghindari penyakit kardiovaskular.

Psoriasis

Penderita juga dapat memiliki psoriasis (psoriatic spondylitis), yakni bercak dan sisik pada kulit. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh yang bermutasi dan menyerang balik tubuh dan menimbulkan psoriasis.

Kerusakan Sendi

Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan persendian pada bagian lutut dan pinggul. Hal ini dapat merusak sendi yang terkena dari waktu ke waktu, membuatnya nyeri dan sulit untuk digerakkan. Apabila sendi menjadi sangat rusak, Anda mungkin memerlukan pembedahan untuk menggantinya dengan sendi buatan.

 

Baca Juga: Ketahui Penyebab Sendi Berbunyi dan 5 Cara Mengatasinya

 

Cauda Equina Syndrome

Cauda Equina Syndrome merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi saat saraf bagian bawah tulang belakang menjadi terkompresi atau menjadi padat. Gejala sindrom ini antara lain:

  • Kelemahan atau mati rasa pada kedua kaki yang parah
  • Linu pinggul di kedua sisi tubuh Anda
  • Sulit untuk mulai buang air kecil, tidak dapat buang air kecil atau tidak dapat mengontrol kapan akan buang air kecil
  • Tidak memperhatikan kapan Anda perlu buang air besar atau tidak dapat mengontrol kapan Anda akan buang air besar

Penyakit Radang Usus

Beberapa penderita juga memiliki penyakit radang usus. Gejalanya antara lain:

  • Kelelahan yang ekstrim
  • Rasa sakit, krama tau bengkak di perut
  • Penurunan berat badan
  • Diare yang berulang atau diare disertai darah

Terdapat perawatan yang mampu meredakan gejala dan mencegahnya kembali, termasuk diet khusus, perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan hingga pembedahan.

Osteoporosis dan Patah Tulang Belakang

Osteoporosis adalah penyakit di mana tulang menjadi lemah dan rapuh. Spondylitis dapat berkembang di tulang belakang serta meningkatkan risiko patah tulang di bagian tulang punggung Anda. Apabila Anda mengalami osteoporosis, biasanya Anda perlu mengonsumsi obat untuk membantu memperkuat tulang.

Ada beberapa obat yang dapat digunakan guna mengobati osteoporosis, yang dapat diminum dalam bentuk tablet atau diberikan melalui suntikan.

Pertanyaan Seputar Spondylitis

Apa Bedanya Spondylitis dan Osteoporosis?

Spondylitis merupakan suatu kondisi peradangan yang dapat terjadi pada bagian-bagian tertentu, yakni jari tangan, jari kaki, pergelangan tangan, tulang belakang, bahu, siku, leher dan pergelangan kaki. Sedangkan osteoporosis merupakan suatu kondisi yang membuat tulang menjadi rapuh dan lemah karena berkurangnya kepadatan tulang, hingga mudah patah.

Meski berbeda, keduanya saling berkaitan. Spondylitis dapat meningkatkan kemungkinan penderitanya menderita osteoporosis. Hal ini dikarenakan peradangan sendi yang terus menerus dapat menyebabkan tulang di sekitar area yang terdampak menjadi lemah dan lebih rapuh.

Bisakah Spondylitis Disembuhkan?

Perawatan pada penyakit ini hanya membantu meringankan gejala pada penderita serta memperlambat atau mencegah proses tulang belakang untuk melebur dan menjadi kaku. Berikut beberapa perawatan yang dapat diberikan pada penderitanya.

Infografis perawatan Spondylitis
3 Jenis Perawatan Spondylitis
  1. Fisioterapi dan Olahraga. Tetap bergerak aktif dapat memperbaiki postur tubuh rentang gerakan tulang belakang, sekaligus mencegah tulang belakang menjadi kaku dan nyeri. Selain tetap bergerak aktif, fisioterapi merupakan bagian penting dalam merawat penyakit ini. Seorang fisioterapis dapat memberikan saran tentang latihan yang paling efektif dan menyusun program latihan yang cocok untuk Anda.
  2. Obat Penghilang Rasa Sakit. Anda mungkin memerlukan obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi kondisi Anda. Pemberian obat penghilang rasa sakit seperti NSAIDs, paracetamol, atau codeine.
  3. Pembedahan. Kebanyakan penderita spondylitis tidak memerlukan tindakan pembedahan. Namun, operasi penggantian sendi dapat dilakukan guna mengurangi nyeri serta memperbaiki gerakan pada sendi yang terkena apabila sendi telah rusak parah.

Penanganan Apa yang Paling Tepat?

Jenis penanganan yang tepat sangat bergantung pada gejala serta kondisi masing-masing pasien. Hal ini karena satu pasien dan pasien lainnya memiliki riwayat kesehatan yang berbeda-beda, serta kebutuhan tubuh yang berbeda pula. Dokter akan membantu Anda menentukan perawatan dan tindakan yang tepat berdasarkan konsultasi, observasi serta riwayat kesehatan yang Anda miliki.

Jika Anda memerlukan konsultasi mengenai spondylitis, mulai dari gejala hingga serta kebutuhan penanganan yang tepat, Anda dapat menghubungi Kavacare. Kami hadir dengan dokter dan staf medis yang ahli di bidangnya untuk layanan homecare, mulai dari perawat homecare hingga kunjungan dokter ke rumah. Untuk info lebih lanjut, segera hubungi kami melalui WhatsApp di 0811-1446-777.

Sumber: 

  1. NHS UK https://www.nhs.uk/conditions/ankylosing-spondylitis/treatment/ diakses 5 Maret 2023
  2. Spondylitis Association of America https://spondylitis.org/about-spondylitis/overview-of-spondyloarthritis/ diakses 5 Maret 2023
  3. The Lancet https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0140673607606357 diakses 5 Maret 2023
  4. Arthritis & Rheumatism https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/art.1780270401 diakses 5 Maret 2023
  5. Annals of the Rheumatic Disesases https://ard.bmj.com/content/70/1/25.short diakses 5 Maret 2023
  6. Best Practice & Research Clinical Rheumatology https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1521694219300324 diakses 5 Maret 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare