Obat Herbal Tradisional: Manfaat, Jenis, dan Efek Samping

Obat Herbal Tradisional: Manfaat, Jenis, dan Efek Samping

Share

Ramuan obat tradisional sudah sejak zaman dahulu digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai metode pengobatan. Berbagai resep telah diwariskan secara turun temurun tiap generasi. Bahkan, di tengah berkembangnya obat-obat modern, masih banyak keluarga yang lebih menggunakan obat tradisional atau obat herbal untuk mengatasi permasalahan kesehatan sehari-hari.

Simak apa itu obat herbal tradisional serta beragam jenisnya berikut ini! 

Apa Itu Obat Herbal Tradisional?

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang dapat berasal dari tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut. Namun, yang lebih umum digunakan yaitu yang berasal dari tumbuhan (herbal).

Penggunaan obat tradisional atau obat herbal secara rasional dan sesuai petunjuk pemakain, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan. Cara kerja obat tradisional lebih kepada membantu menyeimbangkan fungsi organ tubuh.

Misalnya, radang sendi biasanya diobati dengan obat antiinflamasi steroid untuk meredakan gejala. Pendekatan obat herbal tradisional terhadap kondisi ini bertindak lembut dengan mendukung sistem dan proses yang mengalami kekurangan.

Contohnya, membantu melembabkan cairan sendi kering, menstimulasi sirkulasi di daerah yang terkena, memfasilitasi eliminasi melalui ginjal dan jalur hati/bilier, modifikasi metabolisme makanan, dan lain-lain.

Jenis-Jenis Obat Herbal Tradisional

Obat tradisional atau obat herbal diklasifikasikan berdasarkan segi keterbuktian dan standarisasi khasiat, keamanan dan mutu menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Jamu

Jamu adalah obat herbal tradisional yang diolah menggunakan teknologi sederhana menjadi bentuk cairan langsung minum, serbuk seduhan, dan pil yang mana dibuat dengan mengacu pada resep warisan leluhur.  Jenis obat tradisional ini paling banyak beredar di Indonesia. 

Manfaat jamu sendiri sudah banyak dirasakan sehingga banyak dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya masyarakat indonesia.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu tidak diwajibkan untuk dilakukan standardisasi, namun tetap harus memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan (Farmakope atau Peraturan Kepala Badan). Keamanan dan pembuktian atas khasiat dari jamu hanya didasarkan pada bukti-bukti secara empiris.

Di Indonesia, produk jamu ditandai dengan logo bergambar ranting daun dalam lingkaran. Contoh produk jamu yang beredar yaitu Ambeven (meringankan wasir dan ambeien), CURCUMA FCT (memelihara kesehatan fungsi hati), dan STOP-RE (meringankan diare).

2. Obat Herbal Terstandar (OHT)

OHT adalah obat tradisional yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik di laboratorium. Berbeda dengan jamu, cara pembuatan OHT sudah menggunakan teknologi maju dan terstandar. Selain itu, bahan baku yang digunakan juga telah distandardisasi.

Logo OHT adalah tiga pasang jari-jari daun dalam lingkaran. Contoh produk OHT yaitu Lelap (meringankan gangguan tidur), Diapet (mengurangi frekuensi BAB), dan Tolak angin (meringankan gejala masuk angin).

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat berbahan alami yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Bahan baku dan produk jadi fitofarmaka juga telah melalui proses standarisasi. 

Logo penanda produk fitofarmaka adalah gambar satu jari-jari daun dalam lingkaran. Contoh produknya yaitu Stimuno (mengaktifkan sistem imun tubuh) dan Diabetadex (menurunkan kadar gula darah).

Perbedaan Obat Herbal Tradisional dan Obat Kimia

Berikut ini beberapa fakta dan perbedaan obat herbal tradisional dan obat konvensional atau kimia yang penting diketahui.

PerbedaanObat Herbal TradisionalObat Konvensional/Obat Kimia

Bahan Baku Obat

Obat herbal terbuat dari bahan alami dari tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebutObat kimia terbuat dari bahan sintetik atau anorganik

Standardisasi Obat

Obat herbal tradisional, tidak harus mengikuti prosedur yang diatur walaupun ada beberapa standar yang diterapkan sehingga kualitasnya kemungkinan tidak konsisten.Obat konvensional memiliki proses standardisasi yang lebih baik dan ketat agar setiap obat memiliki kualitas yang sama.

Cara Kerja Obat

Obat herbal tradisional biasanya ditujukan untuk membantu proses penyembuhan tubuh sendiri dengan menyeimbangkan fungsi organ tubuh agar kembali bekerja dengan baik.Obat kimia mengatasi gejala yang disebabkan oleh penyakit tertentu sesuai patologi ilmiah. Namun, 

Efek Samping Obat

Obat herbal tradisional efek sampingnya relatif kecil atau bahkan tidak ada jika digunakan secara tepat. Akan tetapi, reaksinya cukup lambat sehingga tidak bisa memberikan efek pengobatan secara instan.Obat konvensional memiliki reaksi yang cepat, namun dapat mempunyai efek samping yang mengganggu dan bisa memengaruhi berbagai fungsi tubuh.

 

Baca Juga 7 Khasiat dan Manfaat Madu bagi Kesehatan

 

Ragam Obat Herbal yang Populer

Berikut ini adalah beberapa obat herbal yang cukup populer digunakan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun.

1. Jahe

Jahe adalah salah satu jenis tanaman yang populer digunakan sebagai bahan pembuat obat herbal tradisional. Perspektif jahe yang meningkatkan kesehatan disebabkan oleh fitokimia yang kaya. Senyawa aktif yang dapat ditemukan dalam jahe termasuk gingerol, shogaol, paradol, dan zingerone.

Jahe mempunyai potensi yang besar untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain radang sendi, rematik, encok atau pegal linu, gangguan pencernaan, radang lambung, sembelit dan maag, hingga gangguan kardiovaskular seperti aterosklerosis dan hipertensi.

Ia juga memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-oksidatif untuk mengendalikan proses penuaan.

Berikut contoh penggunaan jahe untuk menangani beberapa mengatasi kondisi:

  • Jahe untuk obat encok atau pegal linu: rimpang diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, saring dan diminum 3 x 5 gram rimpang/hari, sebelum makan.
  • Jahe untuk obat radang lambung: rimpang segar diiris, diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan dan dapat ditambahkan gula atau lemon. Dapat dikonsumsi 2 x 2,5 cm rimpang/hari sebelum makan.
  • Jahe untuk obat masuk angin: rimpang segar dibakar sampai harum, memarkan, seduh dengan cangkir air mendidih, diamkan. Dapat juga ditambahkan gula jawa secukupnya dan diminum selagi hangat dengan dosis: 1 x 10 g rimpang /hari.

Peringatan: Jahe tidak boleh digunakan dengan dosis > 6 gram, karena dapat menimbulkan borok lambung. Dan jangan digunakan lebih dari 6 gram dalam keadaan perut kosong.

2. Lengkuas

Masih termasuk ke dalam keluarga jahe-jahean, lengkuas atau laos (Alpinia galanga) adalah tanaman yang juga bisa digunakan sebagai rempah-rempah dalam masakan dan pengobatan tradisional. Berikut adalah beberapa manfaat dan kegunaan lengkuas yang populer.

  • Lengkuas untuk obat terkilir: rimpang segar dihaluskan, kemudian ditambahkan air secukupnya dan oleskan pada bagian yang sakit. Dosis: 1 x 1 rimpang /hari.
  • Lengkuas untuk obat nifas: rimpang dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air hingga menjadi 1 gelas, dinginkan, saring dan diminum sekaligus dengan dosis 1 x 30 g rimpang muda/hari.
  • Lengkuas untuk obat panu: rimpang segar dipotong miring, memarkan hingga berserabut, rendam dalam cuka, digosokkan pada bagian yang sakit. 3 x 1 jari rimpang/hari pada bagian yang sakit.

3. Kencur

Kencur juga memiliki sifat anti inflamasi dan antiseptik yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Berikut beberapa ramuan obat tradisional berbahan kencur yang populer.

  • Kencur untuk obat sakit kepala sebelah (migrain): daun segar dihaluskan, ditempelkan pada pelipis (sisi yang sakit) biarkan sampai kering. Dosis: 1 x 3 daun/hari.
  • Kencur untuk obat terkilir: rimpang segar dihaluskan bersama beras dan air secukupnya, ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibiarkan sampai kering. Dosis: 1 x 1 rimpang/hari. 
  • Kencur untuk obat pegal linu: rimpang dihaluskan sampai menjadi serbuk, diseduh dengan 1 cangkir air mendidih, diamkan, saring dan diminum selagi hangat sebelum makan dengan dosis: 3 x 5 g rimpang/hari.

4. Daun Sirih

Daun sirih sudah digunakan sejak zaman dahulu sebagai tanaman obat untuk mengobati berbagai masalah kesehatan, salah satunya yaitu menyembuhkan luka.

Ekstrak daun sirih memiliki efek yang sangat kuat dalam menyembuhkan luka karena daun sirih mengandung antioksidan yang mengurangi jumlah stres oksidatif yang dialami tubuh.

Itulah mengapa daun sirih sering digunakan untuk menghentikan mimisan. Selain itu, bahan ini sangat efektif dalam menyembuhkan luka yang berhubungan dengan luka bakar.

Penggunaan daun sirih untuk mengatasi mimisan dilakukan dengan menumbuk daun sirih segar. Kemudian peras dengan sepotong kasa, sumbat hidung yang mimisan dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air perasan daun sirih.

Potensi Efek Samping Obat Herbal

Meski diklaim lebih aman, obat tradisional dapat menimbulkan efek samping mulai dari ringan hingga berat, antara lain:

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Obat Herbal

Untuk menghindari risiko efek negatif dari penggunaan obat herbal tradisional, ada berbagai hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obatan-obatan jenis ini, yang meliputi:

  • Hati-hati terhadap iklan produk obat tradisional atau obat herbal yang sifatnya melebih-lebihkan khasiat, seperti mampu menyembuhkan kanker, tuberkulosis, diabetes, liver dan lainnya tanpa penanganan medis oleh dokter.
  • Penggunaan obat herbal tradisional harus selalu mengacu pada resep yang diberikan oleh praktisi yang berkualifikasi dan terdaftar.
  • Penggunaan obat herbal tradisional yang digunakan bersamaan dengan pengobatan konvensional, harus mendapat persetujuan oleh dokter terlebih dahulu. 
  • Obat tradisional tidak boleh digunakan dalam keadaan kegawatdaruratan dan keadaan yang berpotensi mengancam jiwa.
  • Obat tradisional tidak boleh digunakan sebagai obat mata, parenteral, dan intravaginal. Selain itu, juga tidak boleh mengandung alkohol lebih dari 1%.
  • Sama seperti obat konvensional, konsumsi obat tradisional harus dihentikan jika terjadi efek samping atau bila keluhan belum teratasi.

Jika ingin coba mengolah tanaman obat sendiri atau membeli produk herbal tradisional, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter mengenai pertimbangan baik buruknya sesuai kondisi Anda. Terlebih lagi, bila Anda meminumnya bersamaan dengan obat-obatan konvensional agar terhindar dari efek interaksi obat yang tidak diinginkan.

Anda bisa menghubungi Kavacare Support di nomor 0811-1446-777 untuk berkonsultasi dengan dokter atau mendapatkan layanan home care dengan mudah dan nyaman.

Sumber:

  1. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-187-2017_ttg_Formularium_Ramuan_Obat_Tradisional_Indonesia_.pdf. Diakses 29 Agustus 2023. 
  2. Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2154/jamu-obat-herbal-terstandar-dan-fitofarmaka. Diakses 29 Agustus 2023. 
  3. Herbal versus Synthetic Medicines. https://www.news-medical.net/health/Herbal-versus-Synthetic-Medicines.aspx. Diakses 29 Agustus 2023. 
  4. Herbal Versus Synthetic Drugs: Beliefs and Facts. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5297475. Diakses 29 Agustus 2023.
  5. Anti-Oxidative and Anti-Inflammatory Effects of Ginger in Health and Physical Activity. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3665023. Diakses 29 Agustus 2023.
  6. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2154/jamu-obat-herbal-terstandar-dan-fitofarmaka. Diakses 1 April 2024.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare